Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, ISLAMABAD - Mantan Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif tengah menjalani hukuman penjara 10 tahun setelah dinyatakan bersalah melakukan korupsi pada Juli lalu.

Namun kondisinya kini memprihatinkan karena menderita penyakit jantung dan sedang mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Atas rekomendasi dokter, pihak berwenang pada hari Minggu kemarin, memindahkan Sharif dari penjara Adiala di Rawalpindi ke Institut Ilmu Kedokteran Pakistan (PIMS) yang terletak di ibukota, Islamabad.

Dilansir dari laman Al Jazeera, Senin (30/7/2018), Shaukat Javed, seorang Menteri provinsi Punjab, dimana penjara tersebut berada, mengatakan kepada media pemerintah bahwa dokter telah memeriksa Sharif setelah sempat mengeluh sakit pada dadanya.

Usai diperiksa, dokter menyatakan, elektrokardiogram (ECG) menemukan adanya ketidakberesan.

Baca: Bahas Koalisi: SBY dan Prabowo Pagi Ini Kembali Bertemu, Kali Ini Busana Batiknya Tak Sama

"Berapa hari ia tinggal di rumah sakit, tergantung pada dokter," kata Javed dalam komentarnya yang disiarkan televisi PTV yang dikelola negara.

Partai Sharif, yakni Pakistan Muslim League-Nawaz (PML-N) mengatakan dalam akun Twitter resmi mereka bahwa mantan Perdana Menteri telah setuju untuk dirawat di rumah sakit setelah berkonsultasi dengan dokter pribadinya.

Baca: Uji Materi ke MK Tegaskan Sikap Perindo Inginkan Jokowi-JK Dua Periode

Juru Bicara PIMS, Wasim Khwaja mengatakan, Sharif dirawat di rumah sakit pusat jantung dan saat ini kondisinya telah stabil.

Khwaja menambahkan, Polisi ekstra dan pasukan paramiliter telah dikerahkan untuk membantu keamanan rumah sakit tersebut.

Pada 24 Juli lalu, dewan medis melakukan pertemuan untuk menilai kesehatan Sharif dan menyatakan mantan orang penting di Pakistan itu membutuhkan perawatan medis konstan, seperti yang disampaikan media setempat.

Perlu diketahui, Sharif menderita diabetes dan memiliki riwayat masalah jantung, ia pun telah menjalani operasi bypass pada 2016 lalu.