Meski Dilarang di Jepang, Dunia Kasino Jadi Sumber Keuangan Kelompok Yakuza
UU Kasino yang disahkan beberapa bulan lalu baru bisa diimplementasikan sekitar pertengahan tahun depan dengan berbagai syarat yang sangat ketat.
Editor: Dewi Agustina
Petugas seperti itu dapat melakukan penyamaran tanpa terlihat oleh pelanggan.
Baca: Akbar Tandjung Khawatir Kasus Dugaan Korupsi Proyek PLTU Riau-1 Bakal Menggerus Suara Partai Golkar
"Anda bisa menang, ayo bermain terus, kalau pun kalah juga kan kita senang semua," kata si provokator, petugas yang menyamar hingga membuat si pemain penasaran.
Kasino ilegal dibacking oleh kalangan mafia Jepang (yakuza) sebagai peti besi penghasilan mereka yang sangat menarik.
"Pelanggannya adalah orang yang sama kebanyakan yang daftarnya sudah dimiliki kalangan kasino Jepang. Mereka sudah ketagihan main di kasino. Seringkali tak peduli dengan penggerebekan polisi sekali pun," ujarnya.
Kemajuan IT bisa saja ikut Baccarat tetapi para pemain hanya melakukan permainan anak-anak. Itu sebabnya mereka bermain langsung face to face di kasino ilegal Jepang.
Daya tariknya, mereka berharap menang dan mendapatkan uang berlipat ganda dengan mudah.
Baca: Gunung Soputan Masih Keluarkan Asap Kawah, Debunya Mengarah ke Barat Daya
Bahkan dari suasana judi tersebut ada pula berjudi permainan olahraga misalnya bisbol ikut pula dalam perjudian dunia bawah tanah di Jepang.
"Para penjudi juga biasanya dekat dengan wanita. Itu sebabnya dalam kasino ilegal seringkali ada wanita cantik sebagai bumbu dan pemanas pemain (karena gengsi dilihat wanita cantik) supaya bermain terus menerus," katanya.
Perebutan dunia kasino di Jepang semakin keras setelah Yamaguchi-gumi pecah menjadi Kobe Yamaguchigumi dan pecah lagi menjadi Ninkyo Yamaguchigumi.
Di Tokyo sendiri kasino ilegal banyak bertebaran di daerah Roppongi, Kabuki-cho, Shibuya, Yokohama, bahkan juga daerah hitam rendahan banyak PSK seperti Kinshicho, ikut bertebaran kasino gelap.
Persaingan di dunia bawah tanah itu juga termasuk lapor melapor ke pihak kepolisian.
Ada pula oknum polisi yang dipegang kalangan yakuza tersebut sebagai sumber informasi. Jadi apabila ada penggerebekan sudah diketahui lebih dulu.
Baca: Seorang Pengungsi Korban Gempa Sulteng Meninggal di RSUD Mamuju
Tapi bila informasi polisi tidak bocor, biasanya dikerahkan sekitar 100 petugas polisi untuk menggerebek sebuah kasino agar semua tidak melarikan diri beserta data dan bukti bukti yang ada.
"Saya telah melakukan kasino kembali di Sakae Nagoya dan Tokyo Roppongi dengan berbagai tenaga cukup terampil. Kodo-kai untuk backing yakuza di Nagoya dan Yamaguchigumi atau Sumiyoshikai untuk backing di Roppongi," kata dia.
Dengan UU Kasino yang baru tahun depan akan diberlakukan secara aktif, polisi Jepang pun sebenarnya agak keberatan karena memungkinkan pengumpulan uang besar-besaran yang ujungnya lari ke yakuza yang berarti akan semakin memperkuat yakuza lagi.
Bagaimana mengantisipasi kasino legal mulai tahun 2020 mendatang jadi tugas tanggung jawab dan pekerjaan berat polisi karena terkait uang belakang yang mungkin saja lari ke yakuza.