Spekulasi 'Skenario' Muncul, Arab Saudi Bisa Saja Salahkan Pejabat Intelijennya Soal Kasus Khashoggi
sumber-sumber Turki yang tidak disebutkan namanya, kepolisian Turki meyakini bahwa Jurnalis itu tewas di dalam fasilitas diplomatik tersebut.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, RIYADH - Para penguasa Arab Saudi sedang mempertimbangkan rencana untuk 'melempar' kesalahan pada pejabat intelijen yang dekat dengan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) atas dugaan pembunuhan terhadap Jamal Khashoggi.
Seperti yang dilaporkan The New York Times (NYT) terkait kasus menghilangnya Jurnalis senior sekaligus Kritikus politik Arab Saudi itu.
Mengutip pernyataan tiga orang yang memiliki informasi mengenai rencana tersebut, suratkabar itu mengatakan bahwa Arab Saudi berencana membuang kesalahan kepada Jenderal Ahmed al-Assiri, Penasehat tingkat tinggi Putra Mahkota.
Sementara itu, sejumlah orang yang dekat dengan Amerika Serikat (AS) telah diberitahu mengenai rencana yang dinamakan 'Assiri' itu, menurut NYT.
"Saudi sudah menunjuk Jenderal Assiri sebagai pelakunya," kata sumber tersebut.
Dikutip dari laman Al Jazeera, Jumat (19/10/2018), Assiri sebelumnya menjabat sebagai Juru Bicara koalisi-koalisi militer Saudi-Emirat yang berperang di Yaman.
Menurut NYT, pemerintah Saudi berencana mengatakan bahwa Assiri telah menerima lampu hijau dari Putra Mahkota untuk membawa Khashoggi ke Arab Saudi.
Namun Assiri 'dibuat seolah' salah mengerti instruksi-instruksi yang disampaikan MBS atau bisa disebut juga mengambil tindakan 'seolah melampaui batas'.
Seperti yang disampaikan dua sumber yang enggan disebutkan namanya.
Kasus menghilangnya Jamal Khashoggi memang kini telah menjadi perhatian dunia.
Jamal Khashoggi merupakan seorang Jurnalis senior Arab Saudi yang kini menjadi Kolumnis di The Washington Post.
Ia sudah tinggal dalam pengasingannya di Amerika Serikat (AS) selama setahun terakhir karena melarikan diri dari pemerintah Arab Saudi saat penindasan dilakukan terhadap para pengkritisi negara kerajaan tersebut.
Khashoggi kemudian dikabarkan menghilang pada 2 Oktober lalu, setelah memasuki Konsulat Arab Saudi di Turki untuk mendapatkan surat-surat yang ia perlukan demi menikahi tunangannya.
Menurut sejumlah media, mengutip dari sumber-sumber Turki yang tidak disebutkan namanya, kepolisian Turki meyakini bahwa Jurnalis itu tewas di dalam fasilitas diplomatik tersebut.
Khashoggi diduga dibunuh secara sadis, ia dimutilasi kemudian jasadnya dilarutkan menggunakan cairan asam.