Suasana Tegang Selimuti Pertemuan Putra Khashoggi dengan Pangeran Salman
Putra Jamal Khashoggi, Salah Khashoggi dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) di kantor kerajaan Saudi, Rabu (24/10/2018).
Penulis: Ria anatasia
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM - Keduanya saling memandang tajam ketika berjabat tangan. Tatapan sendu namun dingin terpancar dari mata si pria yang berduka.
Pria yang ada di hadapannya memandang tepat ke mata sendu itu. Tak ada senyuman merekah di wajah mereka.
Begitulah suasana pertemuan putra Jamal Khashoggi, Salah Khashoggi dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) di kantor kerajaan Saudi, Rabu (24/10/2018).
Di dalam ruangan bertembok emas, putra sulung sang jurnalis mengulurkan tangannya kepada pria yang diyakini banyak orang bertanggung jawab atas pembunuhan sang ayah.
Seorang kameramen tampak sibuk merekam momen hening tersebut.
Keluarga Khashoggi diundang kerajaan untuk bertemu Raja Salman dan pangeran MBS tingga minggu usai terbunuhnya kolomnis Washington Post itu.
Pertemuan digelar di Istana Yamama, Riyadh dan disinyalir sebagai upaya untuk meredam suasana panas serta kabar keterlibatan MBS dalam kasus tersebut.
Raja Salman dan sang pewaris tahta mengucapkan belansungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan.
Seperti diketahui, jurnalis kawakan Jamal Khashoggi, tewas dibunuh saat mengunjungi kantor Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki pada 2 Oktober lalu.
Hingga saat ini, tim gabungan Turki Dan Saudi masih menyelidiki kasus tersebut.
Pada Rabu (24/10/2018), potongan mayat Khashoggi dilaporkan telah ditemukan di taman rumah Konsul Jenderal di Istanbul.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, berjanji untuk mengungkapkan semua kebenaran tentang kematian jurnalis Jamal Khashoggi. Ia menyebut Khashoggi adalah korban dari pembunuhan sadis yang direncanakan dengan hati-hati.
Pernyataan ini tentunya bertentangan dengan klaim dari pemerintah Arab Saudi yang menyebutkan Khashoggi tidak sengaja meninggal akibat pertikaian.
Menurut Erdogan, kasus ini adalah sebuah pembunuhan politik yang menunjukkan itu telah direncanakan di jajaran tertinggi rezim Saudi.
Erdogan pun mendesak Arab Saudi untuk mengungkapkan siapa yang memerintahkan pembunuhan sadis itu.(*)