Meski Kecil Kemungkinan Bhavye Hidup, Keluarganya di India Tetap Berharap Ada Kabar Baik
Keluarga Bhavye Suneja, Pilot yang tewas saat menerbangkan pesawat Lion Air JT 610 masih merasakan kesedihan mendalam.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Keluarga Bhavye Suneja, Pilot yang tewas saat menerbangkan pesawat Lion Air JT 610 masih merasakan kesedihan mendalam.
Mereka pun terus berharap adanya keajaiban bahwa pria berusia 31 tahun itu bisa ditemukan dalam keadaan hidup.
Dikutip dari laman NDTV, Rabu (31/10/2018), Bhavye menghabiskan masa kecilnya di Mayur Vihar, New Delhi dan mengenyam pendidikan di Ahlcon Public School di kawasan yang sama.
Namun kini ia tinggal bersama sang istri, Garima Sethi di Jakarta, terpisah dari kedua orangtuanya yang tetap tinggal di New Delhi.
Senin malam waktu setempat, usai mendengar kabar buruk terkait nasib Bhavye, orangtuanya pun langsung terbang ke Jakarta.
Baca: Keluarga Pilot Lion Air JT 610 Sambangi RS Polri, Sang Ayah Serahkan Sampel DNA
Sedangkan saudara-saudaranya memutuskan untuk menunggu di kediaman mereka di New Delhi.
Pamannya mengatakan bahwa sebelumnya, keluarga telah menunggu kedatangannya untuk merayakan Diwali, seperti yang biasa mereka lakukan tiap tahunnya.
"Ia (Bhavye) dibesarkan di rumah ini, ia biasanya datang untuk perayaan Diwali dan keluarganya sangat bersemangat menyambutnya, sampai akhirnya (muncul kabar buruk itu), ini masa sulit bagi kami dan orangtuanya,".
Sementara itu, tetangga menilai keluarga itu selama ini sangat ramah dan baik kepada semua orang.
Sehingga musibah yang menimpa Bhavye dan membuat keluarganya bersedih seharusnya tidak terjadi.
Terkait kecelakaan penerbangan tersebut, pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta pada Senin pagi (29/10/2018), pukul 06,21 WIB dan dijadwalkan tiba di Pangkal Pinang pada 07.20 WIB.
Waktu tempuh seharusnya hanya membutuhkan satu jam lewat 10 menit.
Namun pada pukul 06.33 WIB, pesawat itu pun hilang kontak 12 mil di atas wilayah Jakarta dan jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Hingga kini tim Badan SAR Nasional (BASARNAS) dan sejumlah pihak terkait masih terus berupaya untuk mengangkat puing dan mengevakuasi para korban.
Selain itu, pencarian black box juga menjadi fokus utama guna mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan tersebut.