Korut Ancam Lanjutkan Program Senjata Nuklir Jika AS Tak Mencabut Sanksi Ekonomi
Korut memperingatkan akan menghidupkan kembali program persenjataan nuklir mereka jika AS tidak segera mencabut sanksi ekonomi terhadap negara itu.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, PYONGYANG - Korea Utara memperingatkan akan mempertimbangkan secara serius untuk menghidupkan kembali program persenjataan nuklir mereka jika AS tidak segera mencabut sanksi ekonomi terhadap negara itu.
Kementerian Luar Negeri Korut menyatakan, kemungkinan Pemerintah Korea Utara menjalankan kembali kebijakan "byungjin" mereka yang mengembangkan kemampuan ekonomi dan nuklir secara serentak.
Kebijakan tersebut sempat diubah oleh Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un pada April lalu setelah melihat adanya perkembangan dalam iklim perdamaian di Semenanjung Korea.
Kim Jong Un kala itu mengumumkan bahwa misi pengembangan nuklir Pyongyang telah terlaksana dan akan melanjutkan fokus pada pembangunan sosial ekonomi.
Namun, pada Jumat (2/11/2018) malam, Kementerian Luar Negeri Korut menyatakan dapat membalikkan kebijakan tersebut jika AS tidak mengubah pendiriannya tentang sanksi terhadap Korea Utara.
"Kata byungjin mungkin akan kembali muncul dan sedang dipertimbangkan secara serius," kata pernyataan yang disiarkan kantor berita KCNA.
Baca: Rusia akan Jadi Tuan Rumah Pertemuan Dialog Internasional Bahas Konflik di Afghanistan
Dalam pertemuan bersejarah antara Presiden AS Donald Trump dengan Kim Jong Un di Singapura bulan Juni lalu, telah ditandatangani kesepakatan untuk denuklirisasi meski tanpa rinci kapan dan bagaimana hal tersebut dilakukan.
Sejak saat itu, Korea Utara secara sepihak mengatakan telah menghancurkan situs uji coba nuklirnya.
Baca: Pretty Asmara Meninggal, Permintaan Terakhir hingga Pengakuan Vicky Prasetyo
Namun, Washington mendorong agar sanksi terhadap Pyongyang dipertahankan hingga denuklirisasi penuh yang dapat diverifikasi telah dilakukan.
"AS berpikir bahwa tekanan dan sanksinya yang berulang kali itu akan mengarah pada denuklirisasi. Kami tidak bisa menahan tawa atas gagasan bodoh semacam itu."
"Peningkatan hubungan dengan sanksi tidak sesuai," lanjut pernyataan yang dirilis direktur Institut Studi Amerika di Kementerian Luar Negeri Korut.
"Apa yang seharusnya dilakukan adalah tanggapan balasan yang sesuai dari AS," tambah pernyataan tersebut yang menjadi penanda terbaru akan meningkatnya kekecewaan Pyongyang terhadap Washington.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dalam wawancara dengan Fox News, Jumat (2/11/2018), menegaskan kembali bahwa sanksi Korea Utara akan tetap sama sampai Pyongyang melakukan komitmen denuklirisasi yang dibuat di Singapura.
Dia menambahkan akan bertemu kembali dengan pihak Korea Utara pada pekan depan. (Kompas.com/Agni Vidya Perdana)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Korut Ancam Lanjutkan Program Senjata Nuklirnya jika Sanksi Ekonomi Tak Dicabut"