'Si Pembunuh Tuhan', Hacker China yang Diburu FBI Setelah Obrak-abrik Data NASA dan Militer AS
Dua hacker China, bernama alias Godkiller dan Atreexp, diburu FBI setelah mengobrak-abrik data NASA dan Angkatan Laut Amerika Serikat.
Penulis: Aji Bramastra
TRIBUNNEWS.COM - Perang dagang antara Amerika Serikat dan China di era Donald Trump dan Xi Jin Ping merembet ke masalah lain.
Amerika Serikat, menuding pemerintah China mensponsori dua hacker asal Negeri Tirai Bambu itu, yang berusaha mencuri sejumlah data dari institusi AS.
FBI dan Departemen Kehakiman AS, resmi merilis pencekalan terhadap dua hacker asal China, bernama Zhu Hua dan Zhang Shilong.
Dalam dunia peretasan, Zhu Hua kerap memakai nama alias Godkiller atau Si Pembunuh Tuhan.
Sementara Zhang dikenal dengan nama alias Atreexp.
Dilansir The Guardian 21 Desember 2018, dua hacker ini dituding melakukan usaha pencurian data dari sejumlah perusahaan maupun institusi resmi AS.
Dua orang ini disebut mengobrak-abrik sistem pertahanan digital sebanyak 45 perusahaan, di antaranya instutusi sekelas NASA, US Navy atau Angkatan Laut AS, dan Departemen Energi AS.
Pemerintah AS menyebut, baik Zhu Hua dan Zhang Shilong mendapat support dari Pemerintah China, dalam meretas sejumlah perusahaan besar dunia dan penyedia layanan internet.
Sosok Misterius
Sebagaimana banyak hacker, sosok Zhu Hua dan Zhang Shilong masih menjadi misteri, baghkan untuk sekelas FBI sekali pun.
Tak ada keterangan yang bisa digali soal latar belakang keduanya.
Keduanya hanya dikenal bergabung dalam grup hacker bernama APT10, atau Advanced Persistent Threat 10.
Kelompok hacker kelas dunia ini sudah membobol internet dunia sejak 2006.
Kelompok ini juga dikenal dengan nama alias lain seperti Stone Panda (Panda Batu), Red Apollo (Apollo Merah), MenuPass dan POTASSIUM.
Zhu and Zhang juga dikenali bekerja di sebuah perusahaan teknologi bernama Huaying Huatai Science and Technology Development di Tianjin, China.
Zhu alias Godkiller, bertugas mengirim email jebakan.
Bila email itu terbuka, maka otomatis akan menanamkan malware.
Satu malware mereka banyak dikenal sebagai Poison Ivy, yang bisa mencuri nama user dan password seorang pengguna komputer.
Dia juga bertugas meretas infrastruktur, sekaligus merekrut hacker-hacker baru ke kelompok hacker APT10.
Sementara Zhang alias Atreexp, berperan sebagai sosok di balik pembuatan malware yang digunakan untuk meretas.
Beraksi sejak 2006, duet hacker ini diduga telah mencuri ratusan gigabyte data-sata super rahasia milik perusahaan dan institusi Amerika Serikat.
Tak hanya di Amerika, perusahaan yang diobrak-abrik duet Zhu dan Zhang juga berada di banyak negara lain, yakni Inggris, Kanada, Perancis, Jepang, Brasil, Finlandia, Swedia, Swiss, UEA, Jerman, dan India.
Yang lebih 'kurang ajar', dua hacker ini bahkan mencuri data 100 ribu orang yang bekerja di AL Amerika Serikat. (*)