Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengakuan Mantan Tahanan Uighur: Kekerasan Fisik Hingga Pelecehan Seksual Terjadi

Ketika ada di ruangan itu, mereka dipakaikan baju hitam-hitam dari ujung kepala sampai ujung kaki. Sehingga tidak bisa melihat

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Pengakuan Mantan Tahanan Uighur: Kekerasan Fisik Hingga Pelecehan Seksual Terjadi
The Independent
Muslim Uighur 

Pengakuan Dibalik Penjara Mantan Tahanan di Uighur

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak awal kedatangan, perempuan berjilbab biru ini telah menandakan kisah hidupnya yang pilu.

Gulbakhar Cililova namanya. Dia duduk terdiam dan sambil menatap para awak media yang berada disekelilingnya.

Baca: 35 Juta Muslim Uighur Ditindas, Dunia Seolah Diam

Perempuan kelahiran 1961 ini merupakan mantan tahanan yang dipenjara paksa oleh Pemerintah Komunis China, karena dianggap berbuat baik pada sesama umat muslim di Uighur.

Gulbakhar merupakan warga Kazakthan yang sering berpergian ke wilayah Muslim Uighur demi kepentingan bisnisnya.

Ibu dari 3 orang anak ini ditahan selama 16 bulan, sejak Mei 2017 silam.

Berita Rekomendasi

"Pada bulan Mei 2017, saya ditangkap pemerintahChina. Saya ditahan disana, 1 tahun 3 bulan 10 hari tapi saya diancam dihukum 10 tahun," kata Gulbakhar saat Diskusi dan Konferensi Pers 'Kesaksian Dari Balik Tembok Penjara Uighur' di restoran kawasan Menteng, Sabtu (12/1/2019).

 Berikut pengakuannya dibalik penjara saat diwawancarai awak media.

Wartawan : Anda bisa ceritakan, bagaimana pengalaman paling pahit yang dirasakan di sana, seperti apa?

Gulbakhar Cililova : Selama hidup saya, karena ini adalah pertama kali yang saya alami. Saya pernah 3 kali jatuh pingsan karena saking pedihnya pengalaman yang saya rasakan.

Ketika ada di ruangan itu, mereka dipakaikan baju hitam-hitam dari ujung kepala sampai ujung kaki. Sehingga tidak bisa melihat, dalam kondisi tangan dan kaki diborgol dengan bobot sekira 5 kilogram.

Ketika saya di Rumah Sakit, dikawal oleh polisi dan tentara bersenjata, rumah sakit ini memang khusus untuk mereka-mereka para tahanan yang akan mendapat hukuman mati dan akan segera mati di rumah sakit tersebut.

Saya ditempatkan dengan perempuan kisaran 14 sampai 80 tahun. Bahkan beliau sempat melihat seorang perempuan yang melahirkan dan dari payudaranya keluar asi tapi anaknya langsung dipisahkan darinya, tidak diberi izin bersama ibunya.

 Wartawan : Apakah selain mengalami kekerasan, ada pelecehan seksual juga?

Gulbakhar Cililova : Iya ada, semua bentuk ketidakakhlakan mereka dilakukan kepada para tahanan. Selain penyiksaan,
mereka juga mendapat pelecahan seksual.

Ia sering melihat orang dengan siksaan. Darah mengalir dari kepalanya dan sebagainya. Kesehariannya dalam ruangan berukuran 7 x 3 x 6 meter (panjang x lebar x tinggi), tanpa jendela dan ventilasi.

Hanya ada satu pintu dan semua sejak pukul 5 sampe pukul 10 malam itu, wajib berbaris rapi menghadap ke arah dinding yang di atasnya ada TV dan CCTV yang mengawasi mereka 24 jam.

Semua kegiatan seharian penuh dilakukan disana, baik itu buang hajat kecil maupun besar. Nahasnya, pembuangan hajat ada di dalam ruangan itu di bawah layar tv seperti tempat wudhu dengan keran.

Dalam kondisi tangan dan kaki diborgol dan tidak boleh bergerak, ke kanan atau ke kiri, karna kalau bergerak sedikit saja, mereka dianggap sedang ibadah, dan itu akan diberi hukuman.

 Wartawan : Tayangan apa yang ada di Televisi tersebut?

Gulbakhar Cililova : TV program China, propaganda komunis China untuk mereka tonton setiap hari dan menggunakan Bahasa Cina, berisi info-info tentang komunis China. Di sini mereka diwajibkan bersumpah, mengatakan terima kasih, berharap dan hanya memohon kepada Presiden China. Dan jika tidak menuruti apa yang disuruh mereka, maka akan mendapat siksaan.

Ketika tidur mereka harus berjaga malam, untuk tidur 2 jam 2 jam bergantian. Karena ruangan yang sempit dan diisi 40-45 orang. Jadi tidurnya 2 jam 20 orang, 2 jam 25 orang yang lain, begitu terus bergantian. Total per orangan hanya bisa tidur 4 jam.

 Wartawan : Bagaimana anda mendapatkan asupan makanan?

Gulbakhar Cililova : Setiap hari diberi makanan, kuah sayur seukuran gelas belimbing dengan roti yang besarnya hanya sekepal tangan, 3 kali sehari, tidak ada makanan lain. Tidak peduli kelaparan, selama sebulan di sana, berat badannya langsung turun 20 kilogram.

3 hari sebelum keluar dari tahanan, ia dimanjakan, diinapkan di hotel, badannya dipakaikan cream agar tidak terlihat adanya penyiksaan, rambutnya yang sudah memutih diwarnai kembali, didandani supaya lebih segar dan tampak muda, supaya tidak terlihat penyiksaan dan kezoliman yang ada pada dirinya.

Secara mata telanjang ia tidak pernah melihat, adanya pelecehan seksual, karena orang yang terkena pelecehan akan dibawa keluar semua.

Sebenarnya mereka tidak boleh menceritakan apapun, sekembalinya dari luar. Tapi ia pernah mendengar bahwa seorang perempuan bernama, Arzuhul, dan wanita ini mengaku pernah dilakukan pelecehan seksual.

Ketika diinterogasi dan dibawa keluar, ia ditanya-tanya, disiksa, selama 24 jam, dalam kondisi kelaparan dan kehausan, banyak dari mereka yang kembali sudah lebam mukanya dan ada darah dari hidungnya, banyak bekas penyiksaan dari tubuh, orang yang keluar setelah diintrogasi tadi.

Ketika beliau ingin dikeluarkan, beliau dikawal oleh polisi dan diancam menggunakan kata-kata yang kotor, diancam dengan banyak ancaman pedih.

 Wartawan : Adakah kerja paksa?

Gulbakhar Cililova : Tidak ada kerja paksa, bentuk penyiksaannya berupa melihat layar di dinding tadi, ketika tengak-tengok sedikit makan akan diberikan penyiksaan, diancam dibawa ke suatu ruangan gelap yang banyak tikus-tikus.

Tidak ada kesempatan dan izin untuk berbicara dengan satu dan yang lainnya. Pernah suatu waktu, selama 15 hari mereka tidak diperbolehkan mandi atau membersihkan diri, sehingga rambutnya banyak kutu dan badannya dipenuhi penyakit kulit, seperti kudis.

Ketika 24 jam, perempuan itu diinterogasi, penyiksaannya memang tidak sampai berdarah, tapi lebam-lebam muka dan badannya. Karena beliau ini warga negara Kazakhstan, penyiksaannya tidak terlalu berat.

 Wartawan : Apakah ancaman tersebut masih ada setelah keluar?

Gulbakhar Cililova : Ada ancaman ketika ingin keluar, penjaga di sana mengatakan “kamu keluar dari sini, anggap saja kalian habis diberi pelatihan tentang pekerjaannya seperti bisnis dan lain-lain.

Orang-orang yang ditahan ialah, orang-orang yang di rumahnya terdapat senjata, seperti pisau, lalu ditahan.

Baca: Warga Uighur Beri Bantuan 50 Ribu Dollar untuk Korban Tsunami Selat Sunda di Indonesia

Ditemukan didalam hpnya ada satu ayat, ditahan. Ada mukena dan AlQur’an juga ditahan.

Saya dikeluarkan karna merupakan warga negara Kazakhtan. Dan ia juga dikirimi surat-surat tertulis
tangan dari anaknya. Surat-surat dan dokumen-dokumen itu tidak dikirimkan dan tidak mendapat balasan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas