Grup Band Arashi Mengundurkan Diri Akhir 2020, Bagaimana Dampaknya terhadap Perekonomian Jepang?
Arashi mengumumkan akan mengundurkan diri akhir tahun 2020. Pengunduran diri band Arashi membawa pengaruh terhadap kehidupan ekonomi di Jepang.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Grup band terkenal dari Jepang, Arashi mengumumkan akan mengundurkan diri dari dunia hiburan akhir tahun 2020 mendatang.
Pengumuman pengundurkan diri Arashi sebenarnya sudah diketahui sebelum Minggu (27/1/2019) lalu.
Ternyata pengunduran diri band Arashi membawa pengaruh terhadap kehidupan ekonomi masyarakat Jepang.
"Terus terang kita prihatin dengan hiatus (vakum) Arashi akhir 2020 mendatang karena setiap tahun biasanya kita membuat acara Arashi di Sapporo Dome ini," kata Yasuhiro Taketaka, juru bicara Sapporo Dome kepada pers, Senin (28/1/2019).
Setiap kali live Arashi di Sapporo Dome sedikitnya 150.000 orang hadir menyaksikan acara tersebut.
Tiket masuk sekitar 5000 yen per orang sehingga uang dari tiket masuk saja mencapai 750 juta yen dalam satu kali pertunjukan sekitar 2 jam.
"Belum lagi penjualan merchandise lainnya di arena pertunjukan, pemesanan hotel, restoran dan sebagainya, mempengaruhi ekonomi setidaknya Kota Sapporo Hokkaido," tambahnya.
Menurutnya, pengaruh Arashi di satu kota setidaknya mencapai ratusan juta yen dalam sehari kunjungan mereka ke sebuah kota.
Baca: Dapat Tawaran Ngehost di P3H Gantikan Billy, Iis Dahlia: Supaya Gak Panas-panas Banget Suasananya
Bukan hanya dampak ekonomi, tetapi terhadap grup band Jepang lainnya, para artis lainnya juga berdampak tertentu di masa Heisei terakhir ini.
"Dua grup band besar SMAP sudah bubar dan sekarang Arashi mengumumkan juga akan bubar akhir 2020. Ini dampaknya besar pada artis lain untuk mencari identitas baru di masa mendatang di akhir masa Heisei tahun ini," kata Akio Nakamori seorang pengamat khusus grup band dan artis Jepang.
Lebih jauh bahkan pemerintah melalui Sekretaris Kabinet Yasuhide Suga berkomentar mengenai Arashi, hal yang langka dalam sejarah politik Jepang.
"Saya kaget juga mendengar hal itu tetapi berharap mereka akan berupaya sebaik mungkin hingga akhir waktu bersama (akhir 2020) guna membahagiakan penggemarnya sehingga tidak ada rasa penyesalan," ungkap Suga.
Gubernur Miyagi Yoshihiro Murai tempat bencana alam besar 11 Maret 2011, berharap Arashi akan terus "memberi semangat untuk daerah terdampak bencana begitu juga dengan dunia" hingga akhir 2020.
Grup yang beranggotakan Satoshi Ohno, Sho Sakurai, Masaki Aiba, Kazunari Ninomiya, dan Jun Matsumoto membantah terjadi keributan internal.
Dan mereka juga aktif di film, drama, variety show hingga iklan sejak debut pada 1999.
Japan Airlines Co. misalnya mengoperasikan pesawat yang bagian badannya dihiasi foto Arashi.
Lalu Japan Post Co, menampilkan Arashi di iklan akhir tahun yang tayang di televisi selama empat tahun terakhir, juga mengapresiasi kontribusi grup tersebut dalam mempromosikan kartu ucapan tahun baru.
Agen hiburan besar Johnny & Associates yang juga mengorbitkan SMAP, memperkirakan banyak warga Jepang semakin berjaga-jaga setelah SMAP bubar.
"Mungkin agen itu yang menginginkan pembubaran Arashi karena kalau terpisah-pisah mereka dapat bisnis yang lebih besar lagi ketimbang mengelola satu grup," ungkap Ujiwara, seorang pengamat grup band Jepang kepada Tribunnews.com, Selasa (29/1/2019).
Satoshi Ohno (38) mengatakan keputusan ini dibuat setelah dia bicara kepada rekan-rekannya pada Juni 2017 bahwa dia ingin pergi setelah 20 tahun berkarir.
Ohno mengungkapkan bahwa dia ingin "hidup bebas" dan meninggalkan industri hiburan untuk "melihat pemandangan yang belum pernah saya lihat".