Antisipasi Ancaman Teror, 20.000 Polisi Jepang Amankan Penyelenggaraan Tokyo Marathon
Sedikitnya 20.000 anggota polisi termasuk yang ikut berlari bersama peserta Tokyo Marathon, Minggu (3/3/2019).
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS TOKYO - Sedikitnya 20.000 anggota polisi termasuk yang ikut berlari bersama peserta Tokyo Marathon, Minggu (3/3/2019).
"Pengalaman Boston Marathon dengan teror memang agak seram juga. Oleh karena itu pengamanan berlangsung sangat ketat selama berlangsungnya Tokyo Marathon ini," kata Kensuke Sakai, Manager Divisi Perencanaan Tokyo Marathon 2020.
Menurutnya berbagai antisipasi untuk menghadapi teror telah dilakukan polisi Jepang termasuk upaya menghalang kendaraan yang hendak masuk lokasi acara.
Banyak alat penghalang khusus buatan Israel dipasang pada bagian persimpangan jalan yang dilalui jalur Tokyo Marathon kemarin yang seharian hujan tak henti-hentinya.
Namun berakhir dengan aman nyaman dan sukses di tengah hujan terus menerus seharian.
"Ngeri juga sih sebenarnya ikut marathon ini karena pengalaman Boston Marathon kemarin itu," ungkap Junko Kumagai, seorang peserta kepada Tribunnews.com, Minggu (3/3/2019).
Alat penghalang kendaraan khusus tersebut baru saja diimpor dari Israel setelah teror mobil terjadi di Tokyo Januari 2019 yang sengaja menghantam banyak orang di sebuah persimpangan di Tokyo.
Pelaku telah ditangkap polisi adalah warga Osaka, merasa stres dan memang ingin membunuh sebanyak mungkin orang saat itu.
Selain alat penghalau kuning buatan Israel tersebut, satu penghalang lagi adalah pagar penutup putih, sehingga dua lapis dilakukan untuk pengalaman jalur Tokyo Marathon yang diikuti sedikitnya 38.000 peserta.