TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK - Jelang Pemilu yang tinggal menghitung belasan hari, Thailand mendapatkan aksi teror.

Sebanyak tujuh bom meledak di provinsi Satun dan Phatthalung, Thailand Selatan pada Sabtu dan Minggu kemarin.

Sementara itu, tujuh bom lainnya telah berhasil dijinakkan oleh pasukan keamanan negara tersebut, seperti yang dilaporkan media setempat.

Kendati demikian, ledakan itu tidak menyebabkan korban jiwa, namun merusak sejumlah bangunan, termasuk kantor polisi di Satun.

Diantara pelaku yang diduga melakukan aksi teror itu, aparat kepolisian Thailand menuding kelompok separatis yang berada dibalik aksi radikalisme tersebut.

Baca: 2 Orang Ditetapkan Menjadi Tersangka Peristiwa Ledakan di Mal Taman Anggrek

Dikutip dari laman Sputnik News, Senin (11/3/2019), mereka menduga kelompok tersebut turut terlibat dalam kegiatan politik yang kian memanas jelang Pemilu pada Maret ini.

Perlu diketahui, Satun dan Phatthalung memiliki letak yang dekat dengan provinsi Narathiwat, Yala dan Pattani yang berada pada posisi paling Selatan Thailand.

Kedua provinsi itu berbatasan pula dengan Malaysia.

Kekerasan di wilayah iti telah meningkat pada tahun 2000 lalu, keadaan darurat tersebut pun kemudian diumumkan pada 2004.

Negeri gajah putih itu juga diperkirakan akan menggelar pemilu pada 24 Maret untuk kali pertama sejak kudeta militer yang terjadi pada 2014.