Mantan Pilot Profesional Jepang Pengungkap Misteri MH-370 Menduga Bakal Ditangkap Jika ke Malaysia
Hiroshi Sugie pernah mengungkap bahwa pemerintah Malaysia menyembunyikan informasi berharga tentang jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH370.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Mantan pilot profesional Japan Airlines, Hiroshi Sugie (72) pernah mengungkap terbuka ke berbagai media termasuk televisi di Jepang bahwa pemerintah Malaysia menyembunyikan informasi berharga kepada masyarakat terkait jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH370 tahun 2014 lalu.
Khususnya pembicaraan negosiasi Pilot Zaharie Ahmad Shah dengan pihak pemerintah Malaysia yang meminta pembebasan Anwar Ibrahim tanggal 8 Maret 2014.
Dan diyakini Sugie ditolak pemerintah Malaysia sehingga pilot bunuh diri membawa 239 penumpangnya meninggal di laut terdalam dan terluas 2000 km sebelah barat Australia.
Semua itu diungkap blak-blakan oleh Sugie juga dalam bukunya yang diterbitkan tahun 2014 berjudul "Why Malaysia Airlines MH-370 Missing?" setebal 223 halaman.
Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 menghilang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing di China.
Menurut Hiroshi Sugie, dia menganggap sudah cukup sering ke Malaysia. Jika dihitung-hitung Sugie ke Malaysia sudah 50 kali.
Hiroshi Sugie, telah menjalani 12.000 jam penerbangan tanpa cacat sekali pun, dia juga penerima penghargaan dari Boeing "Jumbo Flight Time Best".
"Setelah saya mengungkap teori ini, kalau saya ke Malaysia lagi mungkin ditangkap ya?" tanya Hiroshi Sugie kepada Tribunnews.com, Rabu (30/5/2019).
Menurut Sugie, Black Box meskipun berada di kedalaman paling dasar sekali pun, saat ini bisa dicari asal ada niatan atau kemauan serius pemerintah Malaysia untuk mencarinya.
"Saya cuma kasihan dengan para keluarga korban yang meninggal terbawa upaya bunuh diri pilot tersebut ke lautan Hindia, menanti tidak jelas apa yang terjadi. Kalau Black Box ditemukan kan semuanya bisa clear, terutama voice recorder akan ketahuan sekali apa yang terjadi di pesawat tersebut sebelum jatuh ke laut dalam," tambahnya.
"Black box bertahan sangat kuat tetap aman sampai kapan pun, dengan tekanan dalam laut berapa pun, suhu berapa pun, tetap akan bagus kapan pun saat ditemukan," kata dia.
"Proses jatuhnya pesawat juga bukan tegak lurus. Kalau tegak lurus pasti hancur berkeping-keping kecil. Tapi bagian sayap yang ditemukan cukup besar. Demikian pula masuk ke dalam laut tidak datar dengan laut," ujarnya.
"Kalau rata dengan laut atau datar, pintu darurat masih ada kemungkinan bisa dibuka para awak pesawat dan menyelamatkan diri sendiri masih bisa dilakukan. Jadi sudutnya antara tegak lurus dan nyungsep datar masuk ke dalam laut," jelasnya.
Sehingga pesawat memang langsung masuk ke dalam laut, tak ada kesempatan membuka pintu darurat menyelamatkan diri.
Sugie lulusan Fakultas Hukum Universitas Keio Tokyo punya hobi main ski dan golf. Dia ke Indonesia sudah 100 kali dan dua kali di antaranya bersama keluarga ke Bali.
"Saya suka nasi goreng dan mie goreng Indonesia, enak sekali, saya merindukannya," katanya.
Sugie ke Indonesia pernah menyewa mobil jalan-jalan di Sumatera Utara dari Medan sampai ke hutan-hutan untuk memoret. Hobinya juga fotograf terutama perkeretaapian.
Selain itu juga pernah ke Jakarta melanjutkan hobinya memotret ke berbagai lokasi pariwisata tempat yang ada di Jakarta dan di Jawa, selain juga Bali.
"Terus terang takut juga ke Jakarta karena dekat dengan Malaysia, jangan-jangan bisa ada sesuatu nanti kalau saya ke Jakarta," katanya, meskipun sadar Indonesia memang berbeda dengan Malaysia.
Upaya menutupi kenyataan gagalnya negosiasi pilot dengan pemerintah soal Anwar Ibrahim menurutnya juga untuk menghindari "Malay Amok", penduduk Malaysia mengamuk karena akibat penolakan negosiasi pemerintah Malaysia, pilot meminta pembebasan Anwar Ibrahim, berakibat 239 penumpangnya harus ikut meninggal dunia semua.
Teori Malay Amok tersebut diakui Sugie diperoleh dari spesialis Jepang mengenai Malaysia bahwa orang Malaysia kalau sudah mengamuk sangat bahaya, emosional tinggi, sehingga ditakutkan bisa menimbulkan keributan besar kalau diumumkan yang sebenarnya saat itu.
Satu hal lagi yang menjadi perhatian Sugie adalah komentar mantan Mahathir Mohamad, Mei 2014 dalam wawancaranya dengan surat kabar Independent mengemukakan teori lain.
Menurut Mahathir, ada kemungkinan kendali pesawat Boeing 777 (MH-370) itu diambil alih dari jarak jauh (oleh CIA) untuk menggagalkan pembajakan.
Namun Mahathir tidak yakin pemerintah terlibat dalam hal ini.
"Saya tak tahu Mahathir menyatakan itu bercanda atau tidak, tapi itu juga satu pertanda adanya keterlibatan pemerintah Malaysia menyembunyikan informasi tertentu kepada masyarakat," kata dia.