Kurousu Hideyuki Sukses Membudidayakan Anggrek Indonesia di Jepang
CEO Kurousu Youranen Co.Ltd., Kurousu Hideyuki (55) sukses membudidayakan anggrek Indonesia di Jepang
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - CEO Kurousu Youranen Co.Ltd., Kurousu Hideyuki (55) sudah sejak usia 22 tahun mempelajari dan menekuni dunia anggrek.
Maka tak heran, lulusan universitas pertanian di Jepang ini kini sukses dalam usaha anggeknya.
"Saya dulu sekitar 20 tahun lalu sudah 5 kali ke Indonesia terutama Jakarta dan Bandung sampai ke pegunungan lihat taman anggrek di Indonesia. Bagus sekali ya. Dari sana saya semakin termotivasi untuk semakin dalam menekuni anggrek," kata Kurousu Hideyuki kepada Tribunnews.com, Selasa (18/6/2019).
Ayah dari empat anak ini (satu lelaki, tiga perempuan) serta kakek dari 3 cucu itu, kini menikmati hasilnya saja atas keberhasilan kebun anggrek yang luasnya sama dengan Tokyo Dome.
"Suasana sudah sangat berubah kini. Dulu kita produksi lalu lewat pedagang besar, pedagang kecil, sampai ke eceran. Kini dengan kemajuan teknologi internet siapa pun bisa langsung pesan dan banyak sekali pesanan lewat dari internet kepada kami saat ini," lanjutnya.
Baca: Febri Sempat Video Call Saat Ayah dan Adiknya Liburan di Dieng Sebelum Kecelakaan di Tol Cipali
Tahun 2009, putera mahkota yang sekarang Kaisar Jepang Naruhito, berkunjung ke perkebunan anggrek Kurousu. Mereka sangat terkesan dengan anggrek yang diproduksinya.
"Anggrek kami kini dibuat di Taiwan, dibesarkan, selama 4 tahun, lalu setelah tumbuh mau mekar diimpor ke Tokyo sini. Jauh lebih murah dan menguntungkan ketimbang kita biakkan sejak awal di Jepang butuh 5 tahun," kata dia.
Bioteknologi yang dikembangkan pada pertumbuhan anggrek Kurousu juga dilakukan kepada anggrek Sumjatera yang dibelinya dari seorang agen anggrek di Jepang lalu dikembangbiakkan di kebunnya.
Anggrek ini memiliki aroma yang sangat wangi.
"Itu anggrek Sumatera tetapi saya beli dari seorang teman di Jepang dan saya kembangkan," tambahnya.
Saat ini perkebunan anggrek Kurousu ada 28 tenda rumah plastik dengan kontrol kelembaban sekitar 51 persen dan udara sekitar 25 derajat Celcius.
"Biaya listrik sangat besar per bulan sekitar 5 juta yen dan produksi anggrek sekitar 300.000 anggrek per tahun," kata dia.
Memang iidak mudah menumbung kembangkan anggrek. Namun dengan teknologi biotek yang dimiliki Jepang, perkebunannya sangat populer di Jepang termasuk anggreknya dipamerkan dipakai oleh pihak Istana Jepang.