Presiden Jokowi Angkat Isu Rakhine State di Retreat KTT ASEAN
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengangkat isu Rakhine State dalam pertemuan retreat KTT ke-34 ASEAN di Hotel Athenee
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengangkat isu Rakhine State dalam pertemuan retreat KTT ke-34 ASEAN di Hotel Athenee, Bangkok, Thailand, Minggu (23/6/2019).
"Saya ingin bicara sebagai satu keluarga, berterus terang, untuk kebaikan kita semua,” kata Presiden memulai pandangannya dalam pertemuan retreat.
PJokowi mengingatkan bahwa Pemimpin ASEAN telah memberikan mandat ke AHA Centre untuk melakukan Needs Assessment, guna membantu Myanmar mempersiapkan repatriasi yang sukarela, aman, dan bermartabat.
Mandat tersebut sudah dijalankan melalui pelaksanaan Preliminary Needs Assessment (PNA) tim ke Rakhine State. PNA sudah menyampaikan laporan dari pelaksanaan mandatnya.
Baca: Sumbang 60 Persen Korban Laka Lalin, Kapolda Metro Ajak Millenial Tertib Berlalu Lintas
Baca: Link Live Streaming PS Tira-Persikabo Vs Persipura, Partai Terakhir Luciano?
Baca: Potret Tampan Baraa Masoud, Hafiz Al Quran yang Diangkat Anak oleh Indadari Mantan Istri Caisar
Dengan adanya laporan PNA, Jokowi menyampaikan pandangannya. Pertama, rekomendasi laporan PNA harus ditindaklanjuti.
"Saya berharap bahwa High Level Committee dapat segera membuat Plan of Action dengan time frame yang jelas,” ucap Jokowi.
Lebih jauh Presiden mengatakan, tindak lanjut rekomendasi akan membantu terciptanya kemajuan dalam persiapan repatriasi.
Kedua, isu keamanan menjadi kunci bagi pelaksanaan repatriasi.
"Kita semua prihatin terhadap situasi keamanan di Rakhine State yang belum membaik,” ujar Presiden.
Indonesia berharap pemerintah dan otoritas Myanmar dapat terus secara maksimal mengupayakan pemulihan keamanan. Tanpa jaminan keamanan, tidak akan mungkin terjadi repatriasi.
Presiden Jokowi juga menyarankan ASEAN dapat membantu membangun komunikasi dengan Bangladesh dan pengungsi di Cox's Bazar.
“Tentunya dengan tetap menghormati proses komunikasi bilateral Myanmar-Bangladesh,” tutur Jokowi
Lebih lanjut Presiden menyampaikan bahwa komunikasi yang baik antara Myanmar, Bangladesh, dan para pengungsi menjadi bagian penting bagi kesuksesan persiapan repatriasi.