Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi Meninggal Dunia, Jokowi Sampaikan Duka Cita
Kabar duka datang dari Tunisia. Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi meninggal dunia, Kamis (25/7/2019).
Penulis: Daryono
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi Meninggal Dunia, Jokowi Sampaikan Duka Cita
TRIBUNNEWS.COM, TUNIS - Kabar duka datang dari Tunisia.
Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi meninggal dunia, Kamis (25/7/2019).
Dikutip dari Kompas.com, Beji yang merupakan Presiden tertua di dunia meninggal dalam usia 92 tahun.
Politisi veteran yang menjadi kepala negara tertua di dunia setelah Ratu Elizabeth II asal Inggris berkuasa pada 2014, atau tiga tahun setelah munculnya Arab Spring.
Dilansir AFP melalui Kompas.com, Kamis (25/7/2019), dia masuk rumah sakit karena didera penyakit pada akhir Juni lalu, dan diberitakan kembali masuk ke ruang perawatan darurat.
"Segalanya tidak berjalan dengan baik," ucap anak presiden tertua di dunia itu, Hafedh Caid Essebsi setelah sang ayah kembali dirawat di rumah sakit.
Baca: Tunisia Larang Pemakaian Niqab di Kantor Pemerintah
Kanselir Jerman Angela Merkel pada Kamis mengucapkan belasungkawa dan menyebut Essebsi sebagai "aktor berani yang menapak ke jalan demokrasi".
Presiden Jokowi Sampaikan Duka Cita
Atas berpulangnya Presiden Tunisia, Beji Caid Essebsi, Presiden Jokowi menyampaikan ucapan duka cita atas nama Pemerintah Indonesia.
Jokowi menyebut sosok Beji Caid Essebsi sebagai sosok yang memajukan demokrasi dan reformasi.
Hal itu disampaikan Jokowi di akun media sosialnya,.
"Atas nama Pemerintah dan rakyat Indonesia, saya menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya Presiden Tunisia, Beji Caid Essebsi, pada hari ini, Kamis 25 Juli 2019.
Presiden Essebsi akan dikenang karena perannya dalam memajukan demokrasi dan reformasi," tulis Jokowi.
Politisi dan Warganet Sempat Minta Transparansi Kesehatan Beji Caid Essebsi
Khawatir akan terjadinya kekosongan kekuasaan jelang pemilu November mendatang, baik politisi maupun pengguna media sosial meminta adanya transparansi soal kesehatan Essebsi.
Konstitusi Tunisia yang diadopsi pada 2014 mempunyai dua solusi jika terjadinya kekosongan kekuasaan.
Pertama, perdana menteri bisa mengambil alih tugas presiden tak lebih dari 60 hari.
Jika masa kekosongan itu ternyata berlangsung lama, ketua parlemen bakal mendapat tanggung jawab sebagai pelaksana presiden hingga 90 hari ke depan.
Dua solusi itu harus didasarkan pada pengadilan konstitusi setelah ditemukannya bukti cukup bahwa presiden dianggap tidak mampu menjalankan tugasnya.
Namun delapan tahun sejak bergulirnya Arab Spring untuk mendongkel diktator Zine El Abidine Ben Ali, Tunisia masih belum mempunyai pengadilan konstitusi.
Baca: Hotman Paris Ajak Masyarakat Pindah ke Tunisia Setelah Tahu Aturan Pernikahan di Negara Tersebut
Selama masa pengabdiannya, Beji Caid Essebsi pernah bertindak sebagai penasihat bapak pendiri Tunisia Habib Bourguiba, dan sempat menduduki posisi penting di era Ben Ali.
April lalu, dia pernah mengumumkan tidak akan kembali mencalonkan diri dalam pemilu November demi memberikan jalan bagi generasi yang lebih muda.
Rencananya, pemilu presiden bakal diselenggarakan 17 November.
Sebelumnya, bakal digelar pemilihan anggota parlemen pada 6 Oktober mendatang.
(Tribunnews.com/Daryono) (Kompas.com/Ardi Priyatno Utomo)