455 Orang Dilaporkan Menderita Penyakit Paru-paru Misterius Akibat Vape, 5 Orang Meninggal Dunia
455 Orang Dilaporkan Menderita Penyakit Paru-paru Misterius Akibat Vape, 5 Orang Meninggal Dunia
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
455 Orang Dilaporkan Menderita Penyakit Paru-paru Misterius Akibat Vape, 5 Orang Meninggal Dunia
TRIBUNNEWS.COM - The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat menyarankan masyarakat untuk berhenti vaping atau merokok vape.
Sejauh ini, seperti yang dilansir oleh NBC 15, lima orang dilaporkan meninggal dunia akibat penyakit paru-paru yang dipercaya disebabkan oleh vape.
Selain pasien meninggal dunia, CDC juga mendapat laporan adanya 455 penyakit terkait vape dari 55 negara bagian.
"Saat ini CDC memiliki masalah besar terkait vape dan rokok elektrik," ungkap Dr. Richard Oyler.
Vape bisa membahayakan nyawa.
Baca: BREAKING NEWS: Jack Ma Resmi Pensiun dari Alibaba, Bertepatan dengan Hari Ulang Tahunnya yang ke-55
Baca: Pegawai Kebingungan, Duit Rp 1,8 Miliar Milik Pemprov Sumut Hilang Saat Ditinggal di Dalam Mobil
CDC mengungkapkan paparan bahan kimia misterius bisa menyebabkan wabah penyakit paru-paru yang mematikan.
"Ada 5 orang meninggal dunia dan 450 kasus yang dikonfirmasi," ucap Dr Oyler.
"Dibutuhkan riset sedikit lagi untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi."
"Namun saat ini, gejala awalnya yaitu nafas pendek, batuk dan sakit pada dada."
Baca: Terjadi Lagi, Seorang Pria Meninggal Setelah Terkena Penyakit Paru-paru Akibat Vape
Baca: Gadis Remaja Ini Kesulitan Bernapas hingga Koma Karena Keseringan Menghirup Vape
CDC berkata banyak pasien yang menggunakan produk rokok elektrik dengan liquid yang berisi produk cannabinoid, seperti THC.
Namun, karena banyaknya rasa yang bisa dipilih serta bahan kimia berbahaya yang belum diketahui, CDC menyarankan semua orang untuk berhenti vaping.
"CDC yakin vape bisa menyebabkan bahaya, mereka hanya belum yakin apa sebenarnya yang membuat bahaya itu," ungkap Dr Oyler.
"Bukan infeksi, jadi antibiotik tak akan membantu."
"Mereka menduga ada sesuatu dalam rokok elektrik itu sendiri."
"Ada banyak teori, ada yang berkata itu seperti vitamin E, atau bisa juga pabrikan."
"Belum jelas apa, tapi CDC yakin mereka berada di jalan yang benar."
Baca: Jokowi Kabulkan Sebagian Permintaan Bentuk 5 Provinsi Baru di Papua
Baca: Elza Syarief Ungkap Kondisi Setelah Dilabrak Nikita Mirzani: Sakit, Tak Bisa Makan & Muntah-muntah
Dr. Oyler berkata klinik tempatnya bekerja memiliki pasien pengguna vape yang mengalami kesulitan bernafas.
Kantornya kini sangat waspada terhadap penyakit paru-paru misterius ini.
Ia selalu bertanya apakah orang-orang menggunakan vape dan meningkatkan kewaspadaan terhadap mereka.
"Saya setuju dengan CDC," ungap Dr. Oyler.
Baca: Pria Berusia 52 Tahun Diamankan karena Cabuli Bocah di Bawah Umur
Baca: Motif Di Balik Tersebarnya Video Adegan Dewasa Warga Sumedang Terungkap, Pelakunya Pemeran Pria
"Jika seseorang berbicara tentang rokok, kamu akan berpikir usia 40, 50, 60, 70 yang akan terkena dampaknya."
"Tapi penyakit ini menargetkan usia 18-35 tahun."
"Penyakit ini juga termasuk wanita, menyebabkan ketidaksuburan."
"Jika Anda berhenti merokok elektrik dan vape sekarang, Anda tak akan memiliki masalah."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.