Kristalina Georgieva dan Puan Maharani, Dua Perempuan di 'Kursi Panas'
Setelah wawancara dengan Georgieva, Direktur Eksekutif IMF memilihnya untuk menjabat sebagai direktur pelaksana.
Editor: Hasanudin Aco
Georgieva, yang meraih gelar doktor di University of National & World Economy di Bulgaria, memulai karir sebagai dosen di kampusnya dari tahun 1977 hingga 1991.
Mulai tahun 2010 ia bekerja di Komisi Eropa sebagai Komisioner Kerjasama Internasional, Bantuan Kemanusiaan dan Tanggapan pada Krisis, dan kemudian menjabat sebagai Wakil Presiden Urusan Anggaran dan SDM. Karirnya terus melesat hingga masuk ke Bank Dunia dan kini menjadi Direktur Pelaksana IMF.
“Ada satu pepatah Bulgaria yang paling saya sukai, yaitu yang saya dapatkan dari ayah saya. Lakukan sesuatu yang baik bukan karena ingin mendapatkan hadiah atau penghargaan tetapi karena hal itu merupakan sesuatu yang baik untuk dilakukan,” tukasnya.
Puan Maharani, Perempuan Pertama Jadi Ketua DPR RI
Sementara di Indonesia, ada Puan Maharani yang baru saja dilantik menjadi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat DPR. Ia menjadi perempuan pertama yang menduduki jabatan bergengsi itu selama 74 tahun sejarah Indonesia.
Puan Maharani Nakshatra Kusyala, yang kelahiran Jakarta 6 September 1973, adalah putri semata wayang Megawati Soekarnoputri dan politisi terkenal Taufiq Kiemas.
Puan mulai ikut terjun ke politik dengan aktif di partai pimpinan ibunya, PDI-Perjuangan. Ia didaulat menjadi Ketua Fraksi PDI-Perjuangan di DPR RI pada periode 2012-2014, dan fokus di Komisi VI yang mengawasi BUMN, Perdagangan, Koperasi dan UKM. Ia juga menjadi anggota badan kelengkapan dewan yang dikenal sebagai Badan Kerjasama Antar Parlemen.
Cucu presiden pertama Indonesia Soekarno itu sempat mengenyam pendidikan di FISIP UI dan magang di kantor majalah Forum Keadilan.
Di era pemerintahan Presiden Joko Widodo, Puan Maharani didaulat menjadi Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Posisinya ini kini dijabat rangkap oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution.
Raih Suara Terbanyak, PDI-Perjuangan Jadi Ketua DPR
PDI Perjuangan berhasil meraih suara terbanyak dalam pemilu 2019 dan sesuai UU No. 2 Tahun 2018 yang mengatur tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD – atau dikenal sebagai UU MD3 – maka lima kursi pimpinan DPR RI diberikan kepada lima partai dengan perolehan suara terbanyak dalam pemilu 2019, yaitu : PDI-Perjuangan, Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai NasDem dan PKB.
PDI-Perjuangan selaku peraih suara terbanyak menjadi Ketua DPR RI, sementara empat partai sisanya menempati kursi wakil ketua DPR.
Kursi pimpinan DPD diatur sesuai tata tertib DPD, di mana salah satu syaratnya adalah harus memenuhi unsur dua orang dari daerah pemilihan Indonesia bagian barat dan dua orang dari daerah Indonesia bagian timur.
Kursi pimpinan MPR ditetapkan 10 kursi, yang mencakup sembilan kursi perwakilan dari masing-masing fraksi dan satu dari perwakilan DPD.
Fraksi PDI-Perjuangan dengan suara bulat memilih Puan Maharani, yang kemudian disahkan oleh seluruh anggota DPR sebagai Ketua. (em) .