Menurut Media China, Tindakan Polisi Hong Kong Tembak Demonstran adalah Sah dan Pantas
Insiden itu menjadi yang pertama kalinya sejak dimulainya gerakan menentang pemerintah Hong Kong yang dipicu penolakan RUU Ekstradisi pada Juni lalu
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM - Tindakan petugas kepolisian Hong Kong yang melepaskan tembakan ke arah seorang demonstran pada Selasa (1/10/2019) mendapat pembelaan dari media pemerintah China.
Diketahui, dalam aksi protes yang digelar bersamaan dengan perayaan 70 tahun berdirinya Republik Rakyat China itu, terjadi insiden penembakan oleh polisi yang melukai seorang demonstran.
Baca: Hong Kong: Demonstran 18 tahun ditembak peluru tajam usai parade HUT 70 tahun RRC
Insiden itu menjadi yang pertama kalinya sejak dimulainya gerakan menentang pemerintah Hong Kong yang dipicu penolakan terhadap RUU Ekstradisi pada Juni lalu.
Korban penembakan adalah Tsang Chi-kin (18), yang mengalami luka di bagian dada setelah terkena peluru tajam yang ditembakkan petugas polisi saat aksi di kawasan Tsuen Wan.
Otoritas kepolisian Hong Kong membela tindakan yang diambil petugasnya, dan menyebutnya sebagai tindakan pembelaan diri karena merasa nyawanya terancam.
Dukungan juga datang dari media pemerintah China, Xinhua, pada edisi Rabu (2/10/2019).
"Para perusuh menyerang petugas polisi dalam skala besar di Tsuen Wan," tulis Xinhua dalam komentar pada edisi Rabu (2/10/2019) pagi.
"Nyawa petugas di tempat kejadian berada dalam ancaman serius dan dia terpaksa menembak penyerang untuk melindungi dirinya dan rekan-rekannya."
"Tindakan (itu) sepenuhnya sah dan pantas," lanjut tulisan di media pemerintah China itu.
Surat kabar tersebut menggambarkan tingkat kekerasan dalam aksi protes di Hong Kong selama perayaan 70 tahun pemerintahan Partai Komunis itu sebagai hal "gila".
"Aksi 'teror hitam' telah berlangsung selama lebih dari tiga bulan dan semakin mendekati kegilaan," tulis surat kabar itu.
"Untuk menghentikan kekerasan dan mengekang kekacauan, kita harus membuat kekuatan hukum supremasi, memotong tumor kekerasan, dan menuntut semua perusuh sesuai dengan hukum sesegera mungkin."
Surat kabar itu juga menyerukan publik, terutama kaum muda, "agar tidak dimanfaatkan" oleh "manipulator" yang menghasut mereka untuk turun ke jalan dan melanggar hukum.
"Orang berpakaian hitam adalah ancaman teroris terbesar ke Hong Kong," tulis media itu, mengulangi tuduhan bahwa para pemimpin aksi protes menentang China dan berusaha untuk merebut kendali kota.
Demonstran yang tertembak dilaporkan telah menjalani operasi untuk mengangkat peluru yang bersarang di dadanya pada Selasa malam dan kondisinya kini telah stabil.
Selain Xinhua, dukungan media kepada tindakan keras polisi Hong Kong terhadap para demonstran juga ditunjukkan pemimpin redaksi Global Times, yang berafiliasi dengan People's Daily, surat kabat terbesar di China.
“Jika para perusuh ditembak dan dibunuh oleh petugas polisi yang membela diri karena para perusuh sengaja menciptakan keadaan ekstrim yang membahayakan nyawa para petugas, (saya yakin bahwa) kebanyakan orang Hong Kong dapat membedakan yang benar dan yang salah,” tulis Hu Xijin, pemimpin redaksi Global Times, di blog miliknya.
Baca: China: Perayaan 70 tahun RRC digelar megah di Beijing, demonstran Hong Kong ditembaki gas air mata
“Para perusuh harus menerima konsekuensi dari tindakan berbahaya yang mereka lakukan sendiri.
"Adalah masuk akal bahwa dalam masyarakat yang beradab, tidak ada perusuh dapat merasa aman jika aturan hukum ditegakkan," tulisnya.
Penulis : Agni Vidya Perdana
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Polisi Hong Kong Tembak Seorang Demonstran, Media China: Tindakan Sah dan Pantas