Gara-gara Petugas Lupa Prosedur, Nenek 77 Tahun Tewas Terjun dari Ketinggian 40 M saat Topan Hagibis
VIRAL Gara-gara Petugas Lupa Prosedur, Nenek 77 Tahun Tewas Terjun dari Ketinggian 40 M saat Topan Hagibis
Penulis: Bunga Pradipta Pertiwi
Editor: Daryono
VIRAL gara-gara petugas lupa prosedur, nenek 77 tahun tewas terjun dari ketinggian 40 meter saat topan hagibis
TRIBUNNEWS.COM - Topan Hagibis yang menerjang wilayah Jepang tengah sejak Sabtu (12/10/2019).
Dilansir World of Buzz, sebuah insiden mengerikan terjadi saat penyelamatan korban topan Hagibis, Minggu (13/10/2019).
Kala itu, Departemen Pemadam kebakaran Tokyo tengah melakukan operasi penyelamatan dengan helikopter.
Baca: Korban Tewas Topan Hagibis di Jepang Jadi 40 Orang, Pemadaman Listrik Masih Berlangsung Hingga Rabu
Baca: Badai Hagibis Bergerak Tinggalkan Jepang, Apa Dampak Cuaca di Indonesia? Berikut Penjelasan BMKG
Helikopter berpatroli mencari orang-orang yang selamat dari topan Hagibis dan hendak dipindahkan ke tepat yang lebih aman.
Sekitar pukul 10, para petugas menemukan seorang nenek berusia 77 tahun.
Nenek itu terjatuh dari ketinggian 40 meter saat petugas berusaha menaikkan ke dalam helikopter.
Dikutip Tribunnews.com dari situs Abema Times, Departemen Pemadam Kebakaran Tokyo mengeluarkan permintaan maaf.
Kecelakaan itu terjadi akibat petugas menggabaikan prosedur.
Seharusnya saat mendekati lokasi pendaratan, korban didudukkan kemudian carabiner harness dipasang.
Karena tidak membaca prosedur, korban hanya diangkat dengan tali.
Saat petugas dan hendak menariknya ke dalam helikopter, tali kekang itu miring dan korban terjun ke dalam air.
"Kami ingin menyampaikan belasungkawa terdalam kami kepada keluarga wanita yang meninggal, dan berharap kondisi di Jepang akan membaik."
Link video detik-detik nenek 77 tahun terjun dari ketinggian 40 meter ke dalam air di sini.
Baca: Topan Hagibis: Dampak dari terjangan topan terburuk di Jepang dalam gambar
Korban tewas Topan Hagibis Mencapai 42 Jiwa
Korban tewas mencapai 42 karena upaya pembersihan sedang berlangsung di banyak daerah.
Dikutip Tribunnews.com dari NHK News, selain korban tewas, 15 orang dinyatakan hilang, 198 lainnya terluka akibat topan hagibis.
Para pejabat meteorologi mengatakan hingga 40 persen dari curah hujan dalam satu atau dua hari kedepan terjadi di beberapa daerah.
Laporan Kementerian Darat dan Transportasi Jepang, tanggul di sepanjang 21 sungai runtuh.
Diantaranya, Sungai Chikuma di Prefektur Nagano, barat laut Tokyo.
Jalan sepenuhnya terendam air berlumpur.
Rumah-rumah di seluruh wilayah dibanjiri air setinggi dua hingga tiga meter.
"Saya tidak tahu bagaimana cara menyapu lumpur ini. Ini masalah nyata," kata seorang warga.
Sebuah jembatan kereta api runtuh ke sungai dan genangan air mengganggu layanan kereta api.
Depot perawatan untuk jalur kereta peluru Hokuriku Shinkansen kebanjiran.
East Japan Railway melaporkan 10 kereta, dengan total 120 gerbong, rusak terendam air setinggi sekitar empat meter.
Sebuah fasilitas perawatan di Prefektur Saitama, utara Tokyo, terendam banjir.
"Kami mulai mengevakuasi penduduk setelah melihat gelembung-gelembung air muncul dari bawah lantai," kata salah seorang petugas penyelamat.
Ketika evakuasi ke tempat yang lebih tinggi sedang berlangsung, listrik padam dan elevator mati.
Para pekerja harus membawa para penghuni ke atas dan memastikan semua tak terluka.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe memerintahkan para pejabat untuk membantu lebih dari 30.000 pengungsi.
"Satuan tugas pemerintah telah dibentuk untuk mendukung penduduk setempat.
Mereka dibentuk bertujuan untuk segera memulihkan listrik dan pasokan air," ujar Abe.
Abe menambahkan akan segera mengirim pejabat untuk meninjau lokasi bencana dan mengupayakan akomodasi sementara secepatnya.
"Kami akan menilai apa yang dibutuhkan pengungsi dan menyediakan air, makanan, dan tempat tidur sementara untuk memastikan mereka nyaman.
Kami juga akan mengirim pejabat untuk mendukung pemerintah daerah dan fasilitas akomodasi sementara," papar Abe.
Kini, sekitar 200 truk sumur minyak sedang dikerahkan untuk mengeringkan daerah banjir.
Hujan diperkirakan turun pada Senin sore di daerah yang terkena dampak.
Pihak berwenang mendesak masyarakat untuk tetap berhati-hati di dekat sungai yang membengkak dan waspada terhadap kemungkinan tanah longsor.
Baca: Tertahan di Jepang, Tak Bisa Pulang karena Topan Hagibis, Tompi Minta Maaf Tak Bisa Manggung
Baca: Topan Hagibis: PM Jepang perintahkan upaya penyelamatan hingga larut malam
(Tribunnews.com/Bunga)