Mencoba Semua Makanan yang Sedang Tren, Wanita Ini Malah Kehilangan Penglihatannya
Wanita asal Malaysia ini harus kehilangan penglihatannya setelah mencoba semua makanan yang tengah tren di kalangan masyarakat.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Pravitri Retno W
Wanita asal Malaysia ini harus kehilangan penglihatannya setelah mencoba semua makanan yang tengah tren di kalangan masyarakat.
TRIBUNNEWS.COM - Setiap tahunnya, tren makanan pasti akan berganti dan banyak sekali macamnya.
Kita pasti tidak mau ketinggalan dengan tren makanan ataupun minuman yang sedang ramai diperbincangkan banyak orang.
Sama halnya dengan Sidah Omar Baki (27), yang saat itu juga tidak mau ketinggalan dengan tren makanan dan minuman saat ini.
Baca: VIRAL Video Detik-detik Pria Nekat Terobos Lampu Merah Tanpa Memakai Helm, Berakhir Mengenaskan
Baca: Penampilan Jadul Faisal Nasimuddin Bersama Shah Rukh Khan Terekspos, Luna Maya Suka, Lebih Berisi?
Dikutip dari Harian Metro, wanita asal Malaysia tersebut mencoba semua makanan dan minuman yang tengah viral selagi masih muda.
Hampir semua makanan yang viral di media sosial, terutama makanan manis dan karbohidrat tinggi, ia coba karena beranggapan masih muda dan tidak berisiko mengidap penyakit.
Namun ternyata, anggapan Sidah Omar Baki itu salah.
Ia justru menderita diabetes dan tekanan darah tinggi di usia yang masih muda, yaitu 19 tahun.
Diabetes dan tekanan darah tinggi yang diderita Sidah Omar Baki ini hingga membuat dirinya kehilangan penglihatan.
Baca: Foto-foto Viral Pria Terjepit Eskalator, Separuh Badannya Terperosok, Gara-gara Pakai Sandal Jepit
Baca: Mahathir Mohammad Pastikan Serahkan Kekuasaannya ke Anwar Ibrahim
"Saya pikir saya masih muda, jadi saya tidak berpikir akan sakit. Tetapi saya menderita diabetes dan tekanan darah tinggi pada usia 19 tahun, yang membuat penglihatan saya buruk," ujar Sidah Omar Baki.
Sidah pun memulai perawatannya pada Juli lalu setelah mengalami masalah pada penglihatannya sampai-sampai dia tidak dapat mengendarai sepeda motor untuk bekerja.
Karena kehilangan penglihatan tersebut, Sidah pun harus meninggalkan pekerjaannya sehari-hari sebagai tukang jahit.
Kini ia bergantung sepenuhnya kepada sang ibu, Zaipah Mohd Adam (48), dan adik bungsunya yang bekerja sebagai pembantu toko di pasar raya.
Baca: Motor Bernomor 4 Milik Afridza Munandar Tetap Dihadirkan pada Selebrasi Asia Talent Cup
Baca: Viral Kisah Layangan Putus, Cerita Lengkap hingga Klarifikasi Ricky Zainal: Maaf Membuat Keributan
"Saya menyesal tidak menjaga kesehatan saya ketika saya masih muda dan hanya mencoba makanan viral."
"Sebagian besar makanan itu sebenarnya tidak memiliki nilai gizi tetapi hanya tinggi gula dan karbohidrat," ujar Sidah saat ditemui di rumahnya di Kampung Gelugor Raja, Kuala Terengganu, Malaysia.
Sebelumnya ia juga pernah menjalani proses penyembuhan hanya selama satu tahun dan berhenti karena Sidah terlalu sibuk.
Hingga akhirnya, penglihatan Sidah mulai terganggu dan iapun memulai perawatannya kembali di Hospital Sultanah Nur Zahirah (HSNZ) pada Juli lalu.
Baca: Ahmad Sempat Chat ke Grup WA Sebelum Meninggal Kecelakaan, Sahabat Menyesal Tak Sempat Menemui
Baca: Tak Sadar Ayah Ibu Tewas Kecelakaan, Anak Ini Main di Dekat Peti Mati, Terungkap Fakta Memilukan
Dokter pun mengatakan bahwa penglihatan Sidah terganggu dikarenakan diabetes yang dideritanya.
Saat itu dan seterusnya, Sidah mulai makan makanan sehat dan benar-benar mengurangi karbohidrat, lemak, dan asupan gula.
Sidah juga menyebutkan bahwa ibunya memiliki masalah kesehatan seperti asma dan serangan jantung juga.
"Bermula dari situ, saya menjalani kehidupan sehat termasuk menjaga makan seperti mengurangkan pengambilan karbohidrat, makanan berlemak dan manis," ujar Sidah.
Baca: Camilan Sehat Yang Baik Dikonsumsi Pengidap Diabetes
Baca: Capek Disindir Sarjana S-2 Kok Cuma Bersuami Sopir Truk? Semua Bungkam Saat Dia Ungkap Gaji Suami
"Kehidupan saya berubah 100 persen, jika dulu saya yang menguruskan keluarga termasuk membawa ibu menjalani pemeriksaan jantung di HSNZ, namun kini terpaksa meminta bantuan bibi saya jika ada keadaan darurat," lanjut Sidah.
"Kami bukan keluarga yang bahagia. Setelah kematian ayah saya pada 2012 karena sakit, saya dan saudara perempuan saya bekerja untuk mendukung keluarga kami, tetapi sekarang hanya adik perempuan yang bekerja untuk mendukung kami," imbuh dia.
Menurutnya, subsidi 200 Ringgit Malaysia atau setara Rp 676 ribu yang diterima ibunya dari Departemen Kesejahteraan Sosial (JKM), tidak cukup untuk mendukung keluarga.
Ibu Sidah pun menyatakan kekhawatirannya dengan keadaan putrinya tersebut.
"Satu-satunya hal yang aku harapkan sekarang adalah penglihatannya untuk kembali. Saya khawatir tentang masa depannya," ungkap ibu Sidah.
(Tribunnews.com/Whiesa)