Untung Besar Jualan Narkoba di Jepang, Artis Sawajiri Erika Pakai Sejak 10 Tahun Lalu
Satu kapsul yang hanya 0,09 gram saja dijual di pasaran sekitar 4000 yen. Bayangkan kalau penyelundup melakukannya sampai gram dan kilogram masuk ke J
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Untung besar sekali kalau jualan narkoba di Jepang. Sementara artis Jepang Sawajiri Erika (33) ternyata telah 10 tahun lalu mengkonsumsi narkoba mulai MDMA, LSD, ganja, maupun kokain.
"Kemarin Minggu lalu (17/11/2019) Sawajiri ditangkap polisi karena kepemilikan kapsul MDMA 0,09 gram disembunyikan dalam perhiasannya, hasil racikan sendiri," papar sumber Tribunnews.com Senin ini (18/11/2019).
Satu kapsul yang hanya 0,09 gram saja dijual di pasaran sekitar 4000 yen. Bayangkan kalau penyelundup melakukannya sampai gram dan kilogram masuk ke Jepang.
"Penyebaran biasanya lewat klub malam di Jepang dan menurut Sawajiri dia memperoleh kapsul itu dari klub di mana dia menghadirinya Sabtu lama lalu."
Obat sintetis MDMA, memiliki dampak ketergantungan, jika disalahgunakan, itu menyebabkan kerusakan jantung dan gangguan tidur, dan tidak jarang ada yang meninggal dunia.
MDMA memiliki kegembiraan, halusinasi, dan halusinasi, dan juga disebut "ekstasi" di antara para pelaku kekerasan.
Ada banyak tablet dengan pewarnaan dan desain warna-warni seperti merah muda dan hijau, yang dibawa terutama dibawa dari luar negeri.
Karena dapat dibeli dengan harga beberapa ribu yen per tablet, tampaknya semakin banyak orang muda dapat dengan mudah mendapatkannya di Jepang.
Narkotika sintetis seperti MDMA menyebar terutama pada generasi muda di Jepang.
Hasil kejang memuncak setelah menggunakannya. Sejak tahun lalu penggunaannya naik tajam lagi dari data kepodiperoleh Tribunnews.com.
Menurut ringkasan dari Badan Kepolisian Nasional, jumlah total obat-obatan sintetis yang disita oleh polisi di Jepang mencapai sekitar 480 tablet pada tahun 2014, tetapi telah meningkat menjadi sekitar 12.300 tablet tahun 2018.
Masahiko Hamada, direktur Pusat Nasional untuk Penelitian Psikiatri dan Neurologis, Dependent Drugs Laboratory, mengatakan tentang karakteristik MDMA.
“Obat-obatan lain, seperti stimulan, didistribusikan dalam bentuk bubuk dan umumnya digunakan untuk injeksi dan disayat ke kulit tubuh. Sangat mudah digunakan jika meminumnya dalam bentuk kapsil atau tablet. Itu terlihat berwarna-warni seperti merah dan biru, dan karakter dan logo terukir di permukaan, sehingga sangat modis dan mudah disentuh." papar Hamada.