Bertemu Lewat Game Online, Remaja 15 Tahun Ajak Kawin Lari Pacarnya, Berjanji Akan Menafkahi
Bertemu Lewat Game Online, Remaja 15 Tahun Ajak Kawin Lari Pacarnya, Berjanji Akan Menafkahi
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Beberapa pasangan menginginkan menggelar pernikahan mewah dengan mengundang ribuan tamu.
Ada pula yang hanya ingin menggelar pesta pernikahan sederhana saja.
Semua itu tergantung selera masing-masing.
Akan tetapi, sepasang muda-mudi asal Tiongkok ini nekat membawa hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius dengan cara kawin lari.
Seperti yang dilaporkan China Press, remaja perempuan berusia 12 tahun bernama Xiao Zhang, telah memantapkan hatinya untuk pergi bersama kekasihnya, Xiao Lei (15).
Gadis asal Dazhou itu memilih untuk pergi bersama pacarnya yang ia temui lewat game online setelah bertengkar dengan orang tuanya.
Xiao Zhang dan Xiao Lei membuat rencana pelarian bersama.
Xiao Lei naik kereta dari Taiyuan ke Dazhou untuk menjemput Xiao Zhang.
Mereka kemudian menuju Taiyuan, tempat Xiao Lei bersama-sama.
Ayah Xiao Zhang kemudian menyadari putrinya kabur dari rumah dan pergi bersama laki-laki yang ia temui lewat game online.
Dikabarkan Shanghaiist, ayah Xiao Zhang melaporkan anaknya hilang pada 26 November 2019.
Kemudian pada 12 Desember, menurut Beijing News, Jilin Railway Public Security mengunggah video yang menunjukkan sepasang remaja tersebut diamankan polisi.
Xiao Zhang dan Xiao Lei pergi bersama dengan naik kereta.
Kepada petugas polisi, Xiao Lei menjelaskan ia dan pacarnya itu bertemu lewat game online beberapa bulan sebelumnya.
Mereka menjalankan hubungan jarak jauh semenjak itu.
Karena ada konflik dengan orang tua, Xiao Zhang tidak ingin lagi tinggal di rumahnya.
Ia lalu memutuskan pergi ke Taiyuan untuk menemui Xiao Lei.
Xiao Zhang berjanji akan pulang ke rumah setelah ia mendapatkan pekerjaan di Taiyuan.
Sementara itu, Xiao Lei berusaha meyakinkan polisi ia bisa menanggung biaya hidup untuk dirinya dan kekasihnya.
Xiao Lei mengklaim ia mendapatkan penghasilan 1800 Yuan (Rp 3,5 juta) per bulan dari game online.
Ia juga sudah memiliki rencana menyewa tempat tinggal bersama.
Xiao Lei meyakinkan Xiao Zhang bisa menikmati hidupnya dengan bermain game seharian di rumah.
Jika tidak berhasil, Xiao Lei berencana membawa Xiao Zhang ke luar negeri.
Ia yakin bisa menafkahi Xiao Lei lewat pekerjaannya di luar negeri.
Polisi kemudian memberi bimbingan pada kedua remaja tersebut.
Keduanya akhirnya dipulangkan kepada keluarga masing-masing.
Menurut China Press, polisi Dazhou menghubungi orang tua Xiao Zhang dan memulangkan remaja itu dengan aman.
Mengapa Anak Perempuan Lari dari Rumah?
Ketika seorang anak lari dari rumah dengan sengaja, biasanya mereka melakukannya bukan karena telah dibujuk atau dicengkeram seseorang.
Namun, karena mereka ingin mengambil kendali, demikian kata psikolog keluarga dan penulis Dr Justin Coulson, dilansir dailytelegraph.com.au.
Dr Coulson mengatakan, masalah emosional dan masalah hubungan adalah pendorong utama bagi anak-anak yang melarikan diri, biasanya ada konflik dengan orang tua.
Kabur dari rumah adalah cara yang ampuh bagi seorang anak untuk mengekspresikan ketidakpuasan mereka terhadap apa yang terjadi di rumah.
Hal itu paling ditakuti oleh kebanyakan orang tua.
Pemicu untuk membuat seorang gadis untuk lari dari rumah mungkin tidak mudah dilihat.
Dr Coulson percaya, gadis yang pergi dari rumah dapat dikaitkan dengan keterpikatan mereka pada seseorang yang mereka temui secara online.
Tetapi, faktor itu hanyalah sebagian kecil alasan dari semua gadis yang meninggalkan rumah.
Ketika mereka melakukannya, itu tandanya ada masalah yang perlu diatasi.
Beberapa di antaranya kemungkinan adalah masalah dengan orang tua.
Yang terpenting, ada hal-hal yang dapat dilakukan orang tua untuk meminimalkan keinginan anak remaja untuk mencoba melarikan diri.
Dr Coulson mengatakan daripada berfokus pada mengoreksi dan mengarahkan anak-anak, orang tua harus "berinvestasi" dalam hubungan dengan mereka.
Orang tua perlu terbuka untuk anak-anak, termasuk menyediakan waktu untuk berbicara dan mendengarkan mereka untuk menunjukkan bahwa orang tua memang peduli.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)