Warga Jepang Sibuk Bikin Kagami Mochi, Sesajen untuk Dewa Tahun baru
Pembuatan kue beras cermin (kagami mochi) untuk Tahun Baru telah mencapai puncaknya sejak Minggu di toko kue beras di Perfektur Toyama Jepang.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pembuatan kue beras cermin (kagami mochi) untuk Tahun Baru telah mencapai puncaknya sejak Minggu (29/12/2019) di toko kue beras di Perfektur Toyama Jepang.
Karyawan di Ikenotaya (Hidano Hatsuko), yang berlokasi di Yamamuro, Kota Toyama, dengan rapi menggulung kue beras yang baru saja dibuat.
Pekerjaan dimulai pukul 2 pagi dan suara mesin mochi-mochi bergema di tempat kerja, dilakukan oleh total 10 karyawan dan pekerja paruh waktu bekerja keras untuk membuat kagami mochi.
Kue yang mirip sesajen bagi Dewa Gandum atau pun dewa bagi kesejahteraan di tahun yang baru, dikirimkan ke supermarket di sekitarnya selambatnya 31 Desember 2019.
"Kami membuatnya dengan sepenuh hati. Saya ingin Anda makan dengan lezat dan menyambut Tahun Baru dengan senyum," papar Kunihiro, seorang karyawan kepada Tribunnews.com, Senin (30/12/2019).
Kagami mochi biasanya terdiri dari dua mochi berbentuk bundar.
Mochi berukuran lebih kecil berada di atas mochi berukuran lebih besar.
Kagami mochi diletakkan di atas nampan yang disebut sanpō (三宝).
Baca: Cara Jepang Membagi Rata Penghasilan Pajak, Didistribusikan Kembali ke Pemerintah Daerah
Baca: Seven Eleven Jepang Hadapi Tuntutan dari Pemilik Toko, Tak Setuju Putus Kontrak Sepihak
Kertas alas mochi berupa kertas putih dengan tepian berwarna merah yang disebut shihō beni (四方紅).
Di atas mochi yang berukuran lebih kecil diletakkan daidai (sebuah jeruk pahit) berikut daunnya.
Bisa juga diletakkan jeruk di paling atasnya.
Makanan ini diberi nama kagami mochi karena berbentuk bundar mirip cermin dari perunggu yang juga digunakan dalam upacara keagamaan di Jepang.
Hiasan tahun baru Jepang berupa kagami mochi, jeruk pahit daidai dan kesemek kering merupakan perlambang dari Tiga Mustika Suci Kekaisaran Jepang.
Baca: Hari Ini Kako-sama, Puteri Pangeran Jepang Akishinomiya Berulang Tahun ke-25
Baca: Acara Tahun Baru 2020 di Jakarta, Pesta Kembang Api hingga Nikah Massal
Kagami mochi melambangkan cermin Yata no Kagami; jeruk pahit daidai melambangkan permata Yasakani no Magatama, dan Kushigaki (setusuk kesemek kering) dipakai sebagai perlambang pedang Kusanagi.
Bahan-bahan tersebut dibentuk seperti hiasan sehingga membuat penampilan semakin cantik dan artistik.
Setelah acara tahun baruan, biasanya dibuang, tapi kalau ada yang mau makan juga diperkenankan, karena itu adalah makanan dewa sebenarnya, jadi semestinya dibuang.
Namun akhir-akhir ini tidak sedikit yang mengatakan mottainai, mubazir, sehingga akhirnya dimakan setelah perayaan tahun baru berakhir.
Baca: Udaranya Sejuk, 5 Tempat Wisata Air di Semarang Ini Cocok untuk Liburan Tahun Baru 2020
Baca: Resep dan Cara Masak Sate Sosis BBQ & Minuman Homade Punch Lemon, Cocok Sambut Malam Tahun Baru 2020
Kepercayaan Shinto atau Budha tersebut terus berjalan hingga sekarang sejak jaman (periode) Heian (794).
Persembahan ini juga biasanya bersama pajangan Kadomatsu.
Kalau selesai ditarik pajangan Kadomatsu, maka Kagami Mochi juga harus ditarik juga.
Bagi penggemar Jepang dapat ikut diskusi dan info terakhir dari WAG Pecinta Jepang. Email nama lengkap dan nomor whatsapp ke: info@jepang.com