Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jurnalis Dapat Ancaman Pembunuhan Setelah Laporkan Sekolah Agama yang Dikelola dengan Salah

Seorang pria yang berprofesi sebagai jurnalis, menerima ancaman pembunuhan seusai meliput serta melaporkan melalui media sebiah sekolah berbasis agama

Penulis: garudea prabawati
Editor: Sri Juliati
zoom-in Jurnalis Dapat Ancaman Pembunuhan Setelah Laporkan Sekolah Agama yang Dikelola dengan Salah
Coconuts (via: World Of Buzz)
Seorang Jurnalis Dapat Ancaman Pembunuhan Pasca Laporkan Sekolah Agama yang Dikelola dengan Salah 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria yang berprofesi sebagai jurnalis, menerima ancaman pembunuhan setelah meliput dan menulis laporan terkait sekolah berbasis agama.

Dilansir dari World Of Buzz, sekolah agama tersebut dikabarkan telah dikelola dengan salah.

Adanya ancaman kematian tersebut, jurnalis senior tersebut mengajukan laporan ke polisi, tepatnya di Markas Besar Distrik Kuala Terengganu, Malaysia.

Ancaman pembunuhan bagi jurnalis bernama Mohd Ishak Abdillah Ngah tersebut dikirimkan melalui Facebook.

Ancaman itu bertuliskan karena sang jurnalis mengekspos secara eksklusif tentang sekolah berbasis agama di Malaysia.

Sekolah tersebut diduga beroperasi tanpa pasokan listrik dan air.

Seorang Jurnalis Dapat Ancaman Pembunuhan Pasca Laporkan Sekolah Agama yang Dikelola dengan Salah
Seorang Jurnalis Dapat Ancaman Pembunuhan Pasca Laporkan Sekolah Agama yang Dikelola dengan Salah (Coconuts (via: World Of Buzz))

Mohd Ishak Abdillah Ngah menjelaskan, seperti dilansir Malaysiakini, ia membuat laporan untuk memastikan keselamatan dirinya dan keluarganya setelah menerima beberapa ancaman kematian dari beberapa orang.

Berita Rekomendasi

"Saya dihujani dengan kata-kata kotor dan ancaman pembunuhan. Beberapa orang bahkan memposting komentar kasar untuk menyakiti saya dan menghancurkan hidup saya," tulisnya.

Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Multimedia Gobind Singh Deo telah menyarankan masyarakat untuk tidak memberikan ancaman kematian dan kekerasan jika mereka tidak setuju dengan pemberitaan media.

Dia mengatakan kepada The Star, ada langkah-langkah lain yang dapat diambil sehubungan dengan situasi ini tanpa harus menggunakan aksi kebrutalan.

Pekerjaan reporter atau penyiar adalah melaporkan tentang insiden yang dapat digunakan sebagai katalis untuk menyelesaikan masalah.

Bahkan jika itu adalah berita buruk, cara terbaik untuk bereaksi adalah dengan menemukan solusi untuk masalah yang memicu laporan berita.

(Tribunnew.com/Garudea Prabawati)

 
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas