Pengakuan Pelapor Pertama Reynhard Sinaga, Pukul Pelaku hingga Diteriaki Penyusup
Seorang korban yang juga pelapor pertama Reynhard Siregar menceritakan bagaimana awal mula ia melaporkan 'Predator' tersebut kepada pihak kepolisian.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Nama Reynhard Sinaga menjadi perbincangan publik Indonesia hingga Inggris karena kasus pemerkosaan dan kekerasan seksual.
Reynhard Sinaga dijatuhi hukuman seumur hidup setelah terbukti bersalah atas 159 kasus pemerkosaan dan kekerasan seksual terhadap 48 korban pria.
Dari 159 kasus yang dilakukan Reynhard Sinaga, terdapat 136 dakwaan pemerkosaan, dengan korbannya dilaporkan ada yang diperkosa berkali-kali.
Kasus ini menjadi perbincangan ketika seorang remaja terbangun saat Reynhard Sinaga berusaha memperkosanya.
Korban yang merupakan pemain rugby, mampu mendorong Reynhard Sinaga menjauh darinya dan meninjunya ke lantai untuk melarikan diri.
Dilansir Metro.co.uk, pelajar yang tak disebutkan namanya itu terpikat untuk kembali ke flat milik Reynhard sekitar tengah malam pada Mei 2017 silam.
Memberikan bukti di pengadilan, korban yang berusia 18 tahun itu mengatakan, Reynhard menggunakan kedok 'Orang Samaria yang Baik Hati' untuk membujuknya kembali ke flatnya.
Setelah memberikan tinjuan kepada Reynhard, remaja tersebut jatuh dalam keadaan hampir pingsan dan bangun kembali dengan perasaan bingung beberapa jam kemudian.
Korban pun mengakui bahwa dirinya secara fisik lebih kuat daripada Reynhard yang berukuran lebih kecil darinya.
Melihat remaja itu bergerak, tidak seperti para korban lainnya, Reynhard pun mulai berteriak 'penyusup' dan meminta tolong.
Korban pun digigit oleh Reynhard dan remaja tersebut meninjunya beberapa kali sebagai balasan.
Setelah meninju Reynhard, remaja tersebut meninggalkannya.
Setelah meninggalkan Reynhard tepat sebelum jam 6 pagi, remaja ini pun melakukan panggilan darurat.
"Saya baru saja, saya keluar tadi malam dan kemudian beberapa orang membawa saya ke rumahnya yang tidak ingin saya bawa, tidak akan membiarkan saya meninggalkan rumahnya, dan akhirnya dia mencoba memperkosa saya," ujar remaja tersebut kepada operator.
"Dia menjebak saya di rumahnya hampir sepanjang malam,"
"Aku harus, aku tahu itu kejam, tapi aku harus memukulnya beberapa kali hanya untuk menghentikannya dari menyerangku, ia berada di atasku," lanjutnya.
Remaja itu memukuli Reynhard dengan sangat buruk sehingga ia memberi tahu operator untuk mengirim ambulans.
Korban sempat ditangkap karena menyebabkan kerusakan tubuh Reynhard yang membutuhkan perawatan di rumah sakit karena mengalami pendarahan di otak.
Dikutip dari Manchester Evening, ketika Reynhard Sinaga mulai bertingkah aneh di rumah sakit dan menolak untuk membuka kunci teleponnya, para detektif pun curiga.
Korbannya telah menyerahkan sebuah ponsel milik Reynhard kepada polisi.
Dalam ponsel tersebut, polisi menemukan tiga video perkosaan dan percobaan pemerkosaan terhadap remaja itu ketika dia tidak sadar.
Ditambah, rekaman serangan terhadap sejumlah pria lainnya yang dilakukan Reynhard.
Ponsel dan perangkat elektronik lainnya di flat Reynhard menghasilkan lebih banyak rekaman kejahatan.
Iain Simkin yang menuntut Reynhard mengatakan:
"Reynhard Sinaga menargetkan, mengasingkan, membius, dan secara seksual menyerang masing-masing pengadu ini ketika mereka tidak sadar,"
"Lebih jauh, dia merekam dirinya melakukan itu, dan jika tidak, tidak akan ada yang tahu,"
Reynhard membual tentang pemerkosaannya dalam pesan-pesan WhatsApp kepada teman-temannya, berpura-pura itu adalah hubungan suka sama suka.
Dalam satu pesan, dia bahkan dengan dinginnya mengutip ulang lagu Little Mix Black Magic: 'Minumlah ramuan rahasiaku, aku akan membuatmu jatuh cinta.'
Dikutip dari Metro.co.uk, Hakim Manchester Court Crown, Suzanne Goddard mengatakan kepada Reynhard:
"Anda adalah predator seksual serial jahat yang telah memangsa pria muda yang datang ke pusat kota yang menginginkan tidak lebih dari malam yang baik dengan teman-teman mereka."
"Salah satu korban Anda menggambarkan Anda sebagai monster."
"Skala dan dahsyatnya pelanggaranmu menegaskan ini sebagai deskripsi yang akurat".
Hukuman Reynhard ini mendorong Menteri Dalam Negeri Inggris, Priti Patel untuk meminta peninjauan apakah kontrol obat-obatan seperti GHB, yang saat ini kelas C, 'cukup tangguh'.
"Saya menyampaikan simpati tulus saya kepada para korban dan rasa terima kasih saya kepada polisi dan jaksa yang menangani kasus ini dan menempatkannya di balik jeruji besi," ujar Patel.
"Saya sangat prihatin dengan penggunaan obat-obatan terlarang seperti GHB untuk melakukan kejahatan ini dan telah meminta Dewan Penasihat Independen tentang Penyalahgunaan Narkoba untuk mempercepat peninjauan yang melihat apakah kendali kami terhadap obat-obatan ini cukup tangguh," lanjutnya.
Meskipun banyak bukti yang mengarah ke kasus pemerkosaan, Reynhard menolak mengakui kesalahannya.
Sebaliknya, Reynhard mengklaim, pertemuan tersebut adalah kesepakatan dan korbannya berpura-pura pingsan selama 'aksinya'.
Dia mengatakan mereka setuju untuk difilmkan dan mengatakan kepada para juri bahwa mereka tidur bersama di lantai karena dia tidak ingin 'mengacaukan tempat tidurku'.
(Tribunnews.com/Whiesa)