Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Natuna Berhari-hari Memanas, Indonesia Kini Dikabarkan Buka Peluang Kerja Sama dengan China

Natuna Berhari-hari Panas Lantaran Kapal Laut Asing Masuk Wilayah Perairan Natuna. Indonesia Kini Dikabarkan Buka Peluang Kerja Sama dengan China.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in Natuna Berhari-hari Memanas, Indonesia Kini Dikabarkan Buka Peluang Kerja Sama dengan China
Tangkap Layar YouTube KompasTV
Tangkap Layar YouTube KompasTV Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Dilansir dari Kompas.com, Moeldoko pun menyebut, Indonesia membuka peluang kerja sama dengan seluruh negara, termasuk China. "Bukan hanya dengan China, dengan siapapun," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (10/2/2020). 

TRIBUNNEWS.COM - Perairan Laut Natuna beberapa waktu ini memanas.

Hal itu lantaran adanya kapal laut asing yang dikabarkan memasuki wilayah perairan Natuna.

Ketegangan ini mereda ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke Natuna pada Rabu (8/1/2020).

Kini, beredar kabar Indonesia membuka peluang kerja sama dengan China.

Rencananya, Indonesia akan bekerja sama dengan China terkait pengelolaan Natuna.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko.

"Bukan hanya dengan China, dengan siapapun," tutur Moeldoko yang Tribunnews kutip melalui tayangan YouTube Kompas TV, Jumat (10/1/2020).

Tangkap Layar YouTube KompasTV Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Dilansir dari Kompas.com, Moeldoko pun menyebut, Indonesia membuka peluang kerja sama dengan seluruh negara, termasuk China.
Tangkap Layar YouTube KompasTV Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Dilansir dari Kompas.com, Moeldoko pun menyebut, Indonesia membuka peluang kerja sama dengan seluruh negara, termasuk China. "Bukan hanya dengan China, dengan siapapun," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (10/2/2020). (Tangkap Layar YouTube KompasTV)
Berita Rekomendasi

Ia menuturkan, saat ini Indonesia bekerja sama dengan perusahaan minyak dari Amerika Serikat (AS).

Serta Exxon Mobile untuk mengelola sumber minyak yang ada di Natuna.

Moeldoko menegaskan, kerja sama serupa menurutnya dapat diterapkan dengan China dan negara lain.

Ia menambahkan, kerja sama di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Natuna sudah diatur dalam United Nations Convention of The Law of The Sea (UNCLOS) 1982.

Moeldoko menerangkan, sampai saat ini belum ada pembicaraan antara pemerintah Indonesia dengan China.

Pembicaraan itu terkait kabar kerja sama pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) di ZEE Natuna itu.

Tangkap Layar YouTube KompasTV Ada pun Moeldoko mencontohkan Indonesia selama ini sudah bekerja sama dengan perusahaan minyak asal Amerika Serikat, Exxon Mobile, untuk mengelola sumber minyak di Natuna. Menurut dia, kerja sama serupa juga bisa diterapkan kepada China atau negara lain.
Menurut Moeldoko, aturan terkait kerja sama di ZEE Natuna ini sudah diatur dalam United Nations Convention on The Law of The Sea (UNCLOS) 1982.
Tangkap Layar YouTube KompasTV Ada pun Moeldoko mencontohkan Indonesia selama ini sudah bekerja sama dengan perusahaan minyak asal Amerika Serikat, Exxon Mobile, untuk mengelola sumber minyak di Natuna. Menurut dia, kerja sama serupa juga bisa diterapkan kepada China atau negara lain. Menurut Moeldoko, aturan terkait kerja sama di ZEE Natuna ini sudah diatur dalam United Nations Convention on The Law of The Sea (UNCLOS) 1982. (Tangkap Layar YouTube KompasTV)

Sementara itu, dikabarkan Tribunnews sebelumnya, Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengajak masyarakat Indonesia untuk bergerak menjaga Natuna.

Lewat gerakan Aksi Bela Indonesia Bersama Jaga Natuna, ACT akan menyalurkan logistik berupa bahan makanan pokok ke masyarakat Natuna dan TNI yang bertugas di sana.

Presiden Global Islamic Philanthropy (GIP), Ahyudin mengatakan bahwa untuk tahap awal ACT akan menyalurkan sebanyak 1.000 ton bahan pangan.

"Kami ingin membantu masyarakat Indonesia di pulau terdepan. Kami akan mengirim logistik pangan 1.000 ton untuk awal," terang Ahyudin, Jumat (10/1/2020).

Logistik berupa pangan itu penting untuk mendukung para masyarakat.

TNI di Natuna juga disiapkan untuk menjaga pulau terdepan itu.

Konferensi Pers Aksi Bela Indonesia Bersama Jaga Natuna, Menara 165, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2020).
Konferensi Pers Aksi Bela Indonesia Bersama Jaga Natuna, Menara 165, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2020). (Lita Febri)

Sejak minggu lalu, logistik pangan sudah dikirimkan ke Natuna.

ACT juga mengirimkan para relawan untuk berkoordinasi dengan masyarakat dan TNI di sana.

Presiden ACT, Ibnu Khajar menyebut bahwa persoalan Natuna berkaitan dengan kedaulatan bangsa.

"Jadi, setelah bangsa ini menjadi bangsa merdeka, kami sampaikan ke dunia jangan ganggu bangsa ini," kata Ibnu.

"Ini karena kami bangsa pejuang. Kami orang-orang sopan, santun, melayani tapi jangan ganggu kami. Bila itu terjadi kami jadi pejuang," tegasnya.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani/Lita Febriani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas