Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lima Negara Memperingatkan Iran Setelah Insiden Tembak Jatuh Pesawat Ukraina

Pejabat dari lima negara bertemu di Inggris untuk menuntut kompensasi bagi keluarga korban di Teheran, meminta Iran lakukan penyelidikan menyeluruh.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Lima Negara Memperingatkan Iran Setelah Insiden Tembak Jatuh Pesawat Ukraina
Kolase Foto (WNA dan Wikimedia)
Iran ajak pihak luar baik Boeing, Ukraina, dan lainnya untuk investigasi dan membuka kotak hitam atas insiden jatuhnya pesawat Ukraine International Airlines 

TRIBUNNEWS.COM - Pejabat dari lima negara bertemu di Inggris untuk menuntut kompensasi bagi keluarga korban di Teheran.

Mereka meminta Pemerintah Iran melakukan penyelidikan secara menyeluruh terkait Pesawat Ukraina International Airlines yang ditembak jatuh setelah meninggalkan Teheran.

Pesawat Ukraina International Airlines itu ditembak jatuh saat perjalanan menuju Kiev pada Rabu (8/1/2020).

Iran sempat menyangkal pihaknya memiliki peran dalam insiden tersebut.

Namun, diketahui Iran kini telah mengakui Garda Revolusi telah menembak jatuh Pesawat Ukraina International Airlines dengan tidak sengaja.

Iran ajak pihak luar baik Boeing, Ukraina, dan lainnya untuk investigasi dan membuka kotak hitam atas insiden jatuhnya pesawat Ukraine International Airlines
Iran ajak pihak luar baik Boeing, Ukraina, dan lainnya untuk investigasi dan membuka kotak hitam atas insiden jatuhnya pesawat Ukraine International Airlines (Kolase Foto (WNA dan Wikimedia))

Sejumlah 176 orang penumpang pesawat dinyatakan tewas.

Di antaranya terdapat 57 warga Kanada.

Berita Rekomendasi

Terdapat pula 11 warga Ukraina, dan sejumlah 17 Korban dengan kewarganegaraan Swedia.

Empat warga Afganistan, dan empat warga negara Inggris, serta warga Iran.

Kelima negara itu meminta Pemerintah Iran melakukan proses identifikasi korban dengan martabat dan transparasi.

Hal itu didasari untuk menghormati keluarga korban yang tengah menunggu pemulangan jenazah.

"Mata masyarakat internasional tertuju pada Iran hari ini. Saya pikir Iran punya pilihan, dan dunia sedang memperhatikan," kata Menteri Luar Negeri Kanada Francois-Philippe Champagne yang dikutip dari portal berita Al Jazeera, Jumat (17/1/2020).

Lima negara tersebut menyatakan mereka menunggu campur tangan Iran dalam menangani persoalan ini.

Diketahui, sebagian besar dari penumpang penerbangan Ukraina International Airlines 752 yang merupakan pelajar.

Sebagian sekolah di luar negeri, atau rombongan keluarga yang tengah dalam perjalanan pulang setelah menengok kerabat di Iran.

Masih melalui portal berita yang sama, sebagian korban diketahui merupakan akedemisi, peneliti, dan mahasiswa.

Mereka terhubung dengan 19 Universitas Kanada.

Ketegangan Meningkat di Iran

Pesawat Ukraina itu diketahui jatuh ditengah ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat.

Ketegangan yang bermula atas terbunuhnya Komandan Korps Pengawal Garda Revolusi Iran, Qassem Soleimani dalam serangan pesawat tanpa awak, pada Jumat (3/1/2020).

Iran pun lantas memberikan serangan balik atas tewasnya sang Jenderal.

Iran menembakkan rudal ke pangkalan-pangkalan di Irak yang menampung pasukan Amerika Serikat.

Perang Dunia III dimulai setelah Iran melakukan serangan rudal balas dendam ke pangkalan AS di Irak, Rabu (8/1/2020), atas kematian Qasem Soleimani.
Perang Dunia III dimulai setelah Iran melakukan serangan rudal balas dendam ke pangkalan AS di Irak, Rabu (8/1/2020), atas kematian Qasem Soleimani. (Twitter / ABACA via Daily Mirror)

Menteri Kanada Justrin Trudeau Angkat Bicara

Ketegangan Iran dan Amerika mendapat kritik pedas dari Menteri Kanada Justrin Trudeau.

Menteri Kanada Justrin Trudeau mengatakan korban kecelakan Pesawat Ukraina itu akan tetap hidup hari ini apabila ketegangan tidak meningkat di wilayah itu.

"Jika tidak ada esklasi baru-baru ini di wilayah itu, orang-orang Kanada itu sekarang akan pulang dan berkumpul dengan keluarga mereka," kata Trudeau.

"Ini adalah sesuatu yang terjadi ketika Anda memiliki konflik dan perang," terangnya.

"Orang-orang tak berdosa menanggung beban itu," jelas Trudeau kepada Global News Television.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahni)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas