Virus Corona Darurat Global, Dikhawatirkan Menyebar ke Negara dengan Sistem Kesehatan Lebih Lemah
WHO mengkhawatirkan, virus akan menyebar ke negara-negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah.
Editor: Dewi Agustina
Di luar China, ada 20 negara yang mengonfirmasi kasus positif corona di negaranya.
Tiga negara terbaru adalah Filipina, India, dan Italia.
Sementara sisanya, Malaysia, Jepang, Korsel, Vietnam, Taiwan, Thailand, Singapura, Sri Langka, Nepal, Uni Emirat Arab (UEA), Australia, AS, Kanada, Jerman, Prancis, Finlandia.
Baca: Wabah Corona Gerus Pertumbuhan Ekonomi Dunia Sebesar 0,5 Persen
Baca: Alat Pendetiksi Novel Corona Virus Sudan Tersedia di Indonesia
Status darurat global sudah lima kali diumumkan WHO, sejak aturannya berlaku 2007 lalu. Yakni untuk flu babi, polio, Zika, dan Ebola di Afrika.
Status corona akan ditinjau tiga bulan ke depan. Sementara kini, banyak negara melakukan evakuasi warganya dari China.
Saham Jeblok
Imbas status darurat global virus corona, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah di bawah level psikologis 6.000, pada pembukaan perdagangan kemarin.
Berdasarkan hasil pantauan terakhir Jumat siang, IHSG berada di level 5.973,20 terkoreksi 1,39 persen atau turun 84,40 poin.
Sementara di sesi penutupan, indeks terhenti di 5.966,86 atau turun 1,49 persen.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan, melemahnya pasar saham nasional diakibatkan oleh sentimen negatif baik yang berasal dari domestik maupun global.
Keputusan Badan Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan virus corona berstatus gawat darutat menjadi sentimen utama yang menarik IHSG ke zona merah hari ini.
Baca: Kesaksian WNI yang Berhasil Keluar dari Wuhan, Terkena Pendeteksi Thermal Cam oleh Pihak Bandara
Baca: Bandara Ngurah Rai Sediakan Jalur Khusus untuk Penumpang dari China
Menurut Nafan, keputusan tersebut menimbulkan kekhawatiran terhadap para pelaku pasar.
"WHO telah mendeklarasikan virus corona sebagai ancaman serius. Itu juga menurut saya mendeklarasikan penyebaran virus corona sangat bahaya. Memang sifat bahaya tersebut membuat pelaku investor ketakutan," tuturnya.
Sementara itu, dari dalam negeri sendiri Nafan meyakini bahwa pada pembukaan perdagangan hari ini banyak pelaku yang melakukan aksi penyesuaian alokasi portofolio atau rebalancing portofolio.