Alat Tes Khusus Virus Corona Menipis, Jumlah Pasien Virus Mematikan Tersebut di China Tak Terdeteksi
Menurut Dokter Spesialis Pernafasan Universitas Hongkong, Profesor David Hui Shu-cheong, korban virus corona kemungkinan lebih dari data yang ada.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Jumlah korban jiwa akibat virus corona di daratan China ini semakin bertambah.
Dilansir dari Kompas.com, ada 64 korban jiwa baru sehingga kini totalnya 425 korban meninggal.
Pemerintah setempat juga menyampaikan bahwa terdapat 3.235 kasus infeksi baru virus corona, membuat angkanya menyentuh level 20.400.
Menurut Dokter Spesialis Pernafasan Universitas Hongkong, Profesor David Hui Shu-cheong, korban virus corona kemungkinan lebih dari data yang ada.
"Perhitungan resmi (korban virus corona) di Wuhan bisa jadi bagaikan 'ujung gunung es' karena hanya menampilkan kasus pasien dengan gejala akut yang sudah dirawat di rumah sakit," jelas David pada tayangan South China Morning Post.
Peralatan khusus tes virus corona juga mulai menipis, seiring bertambahnya penyebaran virus ini.
Jadi, tidak semua orang bisa diperiksa di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei.
Banyaknya pasien yang tidak terdiagnosa, menyebabkan skala penyebaran virus ini menjadi tidak jelas.
Pencegahan terus diupayakan baik pemerintah pusat maupun otoritas provinsi di China.
Otoritas di provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari 300 juta sudah memerintahkan setiap warganya untuk mengenakan masker.
Namun, pabrik masker setempat mengaku hanya bisa memenuhi 60-70 persen kebutuhan saat ini.
Dilansir dari Kompas.com, Juru bicara Kementerian Industri, Tian Yulong mengatakan, permintaan dan penawaran berada di "angka yang tipis" menyusul penambahan durasi Libur Tahun Baru Imlek.
Tian menjelaskan, kenyataan itu membuat pemerintah mulai bergerak dengan mencari suplai masker dari Eropa, Jepang, hingga AS.
Sejumlah negara seperti Korea Selatan, Kazakhstan, hingga Hongaria turut mendonasikan peralatan medis mereka.
dan membutuhkan "penanganan istimewa".