Duka Keluarga Korban Pesawat Ukraina yang Jatuh di Teheran: Mereka Sudah Pergi, Sakitnya Tersisa
Kepedihan Keluarga Korban Pesawat Ukrainana Ditembak Jatuh di Teheran: Mereka Sudah Pergi, Sakitnya yang Tersisa
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Sudah satu bulan lebih sejak Ukraina International Airlines dengan Penerbangan PS752 ditembak jatuh dari langit Iran.
Pesawat yang terbang dekat Teheran itu membawa 176 penumpang dan kru.
Berlalunya waktu tidak memberikan kelegaan bagi Shahin Moghaddam.
Moghaddam kehilangan sang istri yang sudah 14 tahun ia nikahi, Skahiba Feghahati.
Ia juga kelihangan sang buah hati, Rosstin Moghaddam yang berusia 10 tahun.
"Mereka telah pergi dan rasa sakit tetap ada pada saya," kata Shahin Moghaddam dikutip dari CBC.
Peristiwa yang tejadi pada Rabu (8/1/2020) ketika rudal Iran menghantam penerbangan Ukrainan International Airlines yang membawa 57 warga Kanada itu terus menghantui pikiran Moghaddam.
Moghaddam menerima ribun pesan belasungkawa di media sosialnya setelah ia membagikan kisah hidupnya bersama istri dan anak tercintanya.
Setiap ia berpergian keluar, ia mendapat banyak simpati dari orang-orang yang mendengar kisahnya.
"Ke mana pun saya pergi, semua orang mengenal saya berkat media sosial," katanya.
Menerima banyak dukungan dari orang asing di luar sana, membuatnya berpikir bagaimana ia bisa mengambil cinta dari banyak orang?
Dberitakan sebelumnya, Perdana Menteri Justin Trudeau sempat mengunjungi Moghaddam pada Januari 2020 lalu.
Pertemuan empat mata tersebut untuk memberikan penghormatan bagi keluarga Moghaddam.
Sementara itu, penyebab jatuhnya Ukraina International Airlines masih dalam penyelidikan pihak berwenang.
Di tengah polemik yang muncul karena penyelidikan tidak kunjung menemukan hasil ini, pemerintah Kanada meminta PBB untuk menekan Iran.
Kanada meminta PPB menekan Iran agar segera menyelesaikan penyelidikan atas Ukraina International Airlines yang jatuh satu bulan lalu di Teheran.
Perlu diketahui, berdasarkan pemberitaan Tribunnews sebelumnya, Kanada tidak percaya kepada Iran terkait kemampuan dalam mempelajari rekaman data penerbangan.
Menanggapi permintaan Kanada, Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk penerbangan sipil mengirim surat ke Iran atas permintaan Kanada.
PBB menekan penyelidikan Iran dan mempercepat analisis isi kotak hitam penerbangan PS752 tersebut.
Apabila dalam proses analisa kotak hitam itu masih memerlukan waktu yang lama, Kanada meminta Iran untuk meminta bantuan negara lain yang bisa melakukannya.
Menteri Perhubungan (Menhub) Marc Garneau buka suara terkait permintaan Kanada kepada PBB itu.
"Kami ingin kotak hitam dianalisis sesegera mungkin," kata Garneau yang dikutipd ari CBC.
"Sudah hampir empat minggu," tegasnya.
Marc Garneau meminta PBB untuk mencari tahu apakah Iran mengikuti prosedur internasional dalam melaksanakan penyelidikan kecelakaan pesawat Ukraina tersebut.
Dikonfirmasi oleh International Civil Aviation Organization (ICAO) kepada CBC News, saat ini tengah mencari laporan terkait Iran yang tidak mematuhi konvensi.
"Presiden Dewan kami menyampaikan dalam surat kepada Otoritas Penerbangan Sipil Iran untuk memberikan konfirmasi terkait masalah ini," kata Juru Bicara ICAO Anthony Philbin.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)