Jackie Chan Tawarkan Hadiah Rp 1,9 Miliar untuk Siapapun yang Buat Penawar Virus Corona
Jackie Chan menawarkan hadiah Rp 1,9 miliar bagi siapapun yang bisa membuat penawar virus corona.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Aktor laga asal Hong Kong, Jackie Chan, menawarkan hadiah sebesar satu juta yuan atau sekitar Rp 1,9 miliar untuk pengembangan penawar virus corona jenis baru (2019-nCoV).
Mengutip data thewuhanvirus.com, jumlah kasus virus corona hingga Sabtu (8/2/2020) pukul 18.44 WIB mencapai angka 34.991.
Sementara 725 pasien dilaporkan meninggal dan sekitar 2.300 orang berhasil sembuh.
Dikutip Tribunnews dari Straits Time, Jackie Chan menawarkan hadiah miliaran rupiah tersebut lewat unggahan di Weibo pada Selasa (4/2/2020).
Jackie Chan mengatakan ia akan melakukan apa yang bisa dilakukannya selama wabah 2019-nCoV terus meningkat.
Baca: Positif Virus Corona, Pria Ini Terpaksa Tinggalkan Putranya yang Lumpuh Sendirian hingga Meninggal
Baca: Gejala Baru Virus Corona Ditambahkan Komisi Kesehatan China, Kemungkinan Ada Transmisi Baru
"Sains dan teknologi adalah kunci untuk melawan virus ini, dan aku percaya banyak orang berpikiran sama sepertiku, dan berharap penawar segera dikembangkan secepat mungkin," tulis pria berusia 65 tahun ini.
"Aku punya ide naif saat ini. Tidak peduli individu atau organisasi manapun yang mengembangkan penawar, aku akan memberi satu juta yuan sebagai ucapan terima kasih," imbuhnya.
Lebih lanjut, Jackie Chan berharap tidak ada pihak manapun yang salah paham atas unggahannya tersebut.
Ia mengatakan, semua apa yang ia lakukan bukan tentang uang.
Apa yang dilakukannya, ungkap Jackie Chan, adalah karena ia tidak ingin melihat jalanan yang dulu ramai kini kosong.
Juga, Jackie Chan mengaku sedih melihat banyak orang berjuang melawan virus corona.
"Ini bukan tentang uang. Aku tidak ingin melihat jalanan yang dulu ramai, sekarang kosong."
"Aku tidak ingin melihat banyak rekan-rekanku berjuang melawan virus, sampai beberapa dari mereka mati, dimana mereka seharusnya menikmati hidup," tandas dia.
Unggahan Jackie Chan tersebut mendapat banyak respons positif dari warganet.
Banyak warganet mendukung dan memuji upaya Jackie Chan tersebut.
Baca: Baru 30 Jam Lahir, Bayi Ini Positif Virus Corona. Munculkan Kekhawatiran Baru
Baca: 10 Orang Terjangkit Virus Corona usai Hadiri Perjamuan Imlek di Wuhan, 30 Lainnya Diduga Terinfeksi
Bahkan, ada seorang warganet yang menyarankan agar Jackie Chan menaikkan penawarannya menjadi 10 juta yuan (Rp 19,5 miliar).
Diketahui, film terbaru Jackie Chan berjudul Vanguard ditarik dari peredarannya di China terkait virus corona.
Sebelumnya pada akhir Januari 2020 lalu, sejumlah ahli membicarakan soal vaksin virus corona.
Dilansir South China Morning Post, ahli penyakit menular China, Li Lanjuan, pada Senin (27/1/2020) mengatakan vaksin 2019-nCoV bisa diproduksi dalam kurun waktu sebulan.
Rumah Sakit Shanghai Timur Universitas Tongji sebelumnya telah mendesak untuk menyetujui proyek pengembangan vaksin virus corona.
Vaksin tersebut akan dikembangkan bersama Stemirna Theurapeutics, sebuah perusahaan bioteknologi di Shanghai.
CEO perusahaan itu, Li Hangwen, mengklaim vaksin bisa dibuat tak lebih dari 40 hari.
Namun, pernyataan Li Lanjuan dan Li Hangwen, dibantah ahli penyakit menular Hong Kong, Profesor Yuen Kwok-yung.
Yuen mengungkapkan keraguannya mengenai pembuatan vaksin virus corona yang disebut-sebut bisa diselesaikan dalam waktu tak lebih dari 40 hari atau bahkan sebulan.
Ia mengatakan, virus yang dikembangkan di China kemungkinan adalah vaksin virus tak aktif.
Baca: Kondisi 78 WNI yang Dikarantina di Kapal Pesiar Akibat Terindikasi Virus Corona
Baca: Cegah Virus Corona, Hong Kong Mulai Karantina Siapapun yang Datang dari China
Vaksin itu terdiri dari virus yang tumbuh dalam budaya, yang infektivitasnya dihancurkan bahan kimia.
Padahal, menurut Yuen, untuk menguji vaksin harus disuntikkan ke hewan.
Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah vaksin yang dikembangkan menghasilkan respons kekebalan yang baik atau tidak.
"Jika vaksin terlihat efektif dan aman pada sejumlah spesies hewan, akan dilanjutkan uji klinis pada manusia."
"Proses ini setidaknya membutuhkan waktu satu tahun, bahkan jika dipercepat," tutur Yuen, Selasa (28/1/2020), dikutip dari South China Morning Post.
Lebih lanjut, ia mengaku khawatir pendekatan pengembangan virus yang dilakukan China justru bisa menyebabkan komplikasi besar.
Dimana orang-orang yang divaksinasi dapat terkena penyakit lebih parah jika terdampak virus.
Menurut Yuen, dibutuhkan waktu berbulan-bulan, minimal satu tahun lagi untuk mengembangkan dan menguji coba vaksin tersebut.
Ia mengatakan pihaknya saat ini tengah mengerjakan vaksin virus corona dan mengisolasi 2019-nCoV.
"Kami sudah memproduksi vaksin, tapi akan butuh waktu lama untuk mengujinya pada hewan," terang Yuen.
Baca: Warga Singapura Antre Belanja 2 Km setelah Status Wabah Virus Corona Naik & Kegiatan akan Diliburkan
Baca: Imbas Virus Corona, 34 Negara yang Batasi Penerbangan Menuju China, Indonesia?
Pengembangan vaksin virus corona yang dilakukan Yuen dan timnya, para peneliti Universitas Hong Kong, berdasarkan vaksin influenza yang sebelumnya juga ditemukan oleh mereka.
Para peneliti memodifikasi vaksin flu menggunakan bagian antigen permukaan virus corona.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)