Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Negara-negara Teluk Hadapi Risiko Kehilangan Kekayaan Minyak pada 2034

International Monetary Fund (IMF) telah memperingatkan bahwa negara-negara Teluk berisiko kehilangan kekayaan minyak mereka dalam 14 tahun ke depan.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Negara-negara Teluk Hadapi Risiko Kehilangan Kekayaan Minyak pada 2034
dnewsglobal
ilustrasi harga minyak dunia 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM - International Monetary Fund (IMF) telah memperingatkan bahwa negara-negara Teluk berisiko kehilangan kekayaan minyak mereka dalam 14 tahun ke depan.

Hal ini mungkin saja terjadi jika mereka gagal melakukan reformasi ekonomi lebih lanjut.

Dalam sebuah studi yang dirilis awal pekan ini, IMF mengklaim pada posisi fiskal saat ini, kekayaan finansial di kawasan tersebut bisa habis pada 2034, bahkan dalam waktu lebih cepat.

Ini tentu saja akan mengubah kawasan Teluk menjadi 'peminjam bersih'.

Baca: Kebanjiran Tawaran Bisnis, Meghan Markle Bisa Raih Pendapatan hingga Rp 1,3 Triliun

Baca: Dibalik Performa Menawan Geoffrey Castillion, Ternyata Ada Peran Krusial Bek Persib Bandung

Dikutip dari laman SputnikNews, Minggu (9/2/2020), studi ini secara khusus merujuk pada Dewan Kerjasama Teluk atau Gulf Cooperation Council (GCC) yang beranggotakan Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi serta Uni Emirat Arab (UEA) yang menyumbang seperlima dari pasokan minyak mentah dunia.

"Reformasi yang sedang berlangsung menggerakkan wilayah GCC ke arah yang benar, namun langkah ini perlu dipercepat," kata IMF.

Berita Rekomendasi

Organisasi dana moneter internasional ini pun memuji upaya sebagian besar negara-negara GCC untuk memulai diversifikasi ekonomi dan program reformasi yang mencakup pemotongan subsidi, kenaikan harga listrik, bahkan melakukan nilai tambah pada pajak tambahan dan bentuk pajak lainnya.

Baca: Timnya Tak Punya Modal Cukup, Valentino Rossi Lebih Melirik Petronas Yamaha

Baca: 3,5 Tahun Buron, Pembunuh Keuchik Zainuddin Ditembak Polisi Saat Bersembunyi di Gubuk Warga

Selain diversifikasi, reformasi harus mencakup pengurangan pengeluaran pemerintah dan pengenaan pajak berbasis luas.

Menurut IMF, GCC juga harus mereformasi sektor layanan sipil besar-besaran mereka dan mengurangi tagihan upah publik.

Pada saat yang sama, pemberi pinjaman global memperingatkan bahwa langkah-langkah yang diusulkan akan memiliki banyak konsekuensi sosial dan ekonomi.

ilustrasi
ilustrasi (net)

Konsekuensi ini akan mempengaruhi lapangan kerja, pendapatan rumah tangga serta kepercayaan bisnis dan investasi.

Reformasi tersebut diperkirakan akan dilakukan saat pasar energi global mengalami perubahan mendasar, dengan kekhawatiran terkait perubahan iklim yang mendorong dunia untuk beralih ke sumber-sumber energi terbarukan.

IMF menilai prospek ini menunjukkan tantangan keberlanjutan fiskal yang signifikan untuk wilayah GCC yang harus menguatkan diri dalam melakukan permintaan hidrokarbon jangka panjang dan harga energi yang lebih rendah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas