Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Beda dengan Indonesia, Pakistan Kesulitan Evakuasi 1.000 Warganya dari Wuhan China

Evakuasi diputuskan setelah kekhawatiran penularan virus Corona di China semakin mengkhawatirkan.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Beda dengan Indonesia, Pakistan Kesulitan Evakuasi 1.000 Warganya dari Wuhan China
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) asal Wuhan, Hubei, China beraktivitas di depan Hanggar Pangkalan Udara Raden Sadjad, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Selasa (4/2/2020). 

TRIBUNNEWS.COM, PAKISTAN - Hanya dalam hitungan jam setelah diputuskan Presiden Jokowi, akhirnya ratusan WNI yang ada Wuhan dan sekitarnya bisa dievakuasi pulang ke Indonesia.

Evakuasi diputuskan setelah kekhawatiran penularan virus Corona di China semakin mengkhawatirkan.

Kondisi ini berbeda dengan yang dialami Pakistan.

Pemerintah di negara itu mengaku kesulitan mengevakuasi warganya keluar dari China.

Lebih dari 1.000 mahasiswa asal Pakistan terjebak di Wuhan, Provinsi Hubei, China.

Mereka dilaporkan mengalami kekhawatiran, depresi, perasaan yang diliputi ketakutan akan virus corona.

Baca: Menkes Terawan Bantah Indonesia Tidak Bisa Deteksi Virus Corona: Itu Namanya Menghina

Kekhawatiran terus meningkat di kalangan mahasiswa tersebut.

Berita Rekomendasi

Beberapa dari mereka bahkan mengajukan kritik kepada respon pemerintah mereka terkait situasi di Wuhan.

Dilansir Channel News Asia, Menteri kesehatan Pakistan Zafar Mirza menulis di akun twitter-nya tentang usaha pemerintah dalam membahas situasi mahasiswa mereka di Wuhan di level tertinggi.

Zafar Mirza juga berjanji akan membuat keputusan terbaik terkait penyakit global Covid-19, nama resmi virus corona.

Nyatanya, pemerintah Pakistan berjanji akan mengevakuasi mahasiswa di Wuhan pada Senin silam namun tampaknya janji itu tidak dapat ditepati.

Hal ini dilaporkan dari sebuah video panggilan konferensi antara mahasiswa dan Kementerian Kesehatan Pakistan untuk luar negeri.

Juru bicara Mirza mengatakan melalui telepon, pemerintah Pakistan menaruh perhatian akan kesejahteraan mahasiswa Pakistan di Wuhan.

Namun, aturan pemerintah China tidak mengizinkan siapa pun meninggalkan Hubei. Meski begitu, situasinya tetap dipantau.

Sahil Hassan, mahasiswa doktoral asal Pakistan lainnya mengungkapkan kekecewaannya terhadap Pemerintah Pakistan.

"Setelah panggilan telepon itu kami tidak lagi berharap pemerintah kami akan mengevakuasi kami. Kami sangat kecewa kepada mereka," jelasnya.

Beberapa negara tetangga Pakistan seperti Bangladesh dan India bahkan telah berhasil mengevakuasi warga mereka.

Namun sayang, kebanyakan mahasiswa asal Pakistan beserta keluarga mereka masih terjebak di Wuhan sampai saat ini.

Dilansir dari akun twitter resmi Kedutaan China untuk Pakistan mengunggah pernyataan duta besarnya kepada warga Pakistan yang ada di Wuhan.

Dalam keterangannya, kedutaan meminta agar warga tidak panik karena pemerintah dua negara tengah mencari solusi terbaik bagi mereka.

Anggaran Rp 1 Triilun

Kementerian Keuangan menyatakan, penanganan wabah virus corona terhadap 238 WNI dari Wuhan di Natuna bisa mencapai Rp 1 triliun.

Karena itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah menyiapkan dana siaga jika dari masing-masing pagu kementerian terkait tidak cukup.

"(Pascapenangangan) bisa (Rp 1 triliun), tapi maksud saya ini kan baru sebulan (wabah virus corona) ini," ujar Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani di kantornya, Jakarta, Senin (10/2/2020).

Askolani menjelaskan, penanganan di Natuna sekarang masih terus jalan, tentunya sumber dana dari masing-masing kementerian.

Baca: Fakta Lengkap Pembunuhan Gara-Gara Pelaku Dipanggil Gendut, Rencanakan Membunuh Seminggu Sebelumnya

Anggaran tersebut, khusisnya gabungan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), TNI, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Tergantung siapa yang lakukan kegiatan, pasti Kemenkes. Kemudian ada TNI, ada BNPB kemarin dia bantu masker," katanya.

Sementara, jika dana tersebut kurang maka Kementerian Keuangan akan melakukan antisipasi melalui persetujuan Sri Mulyani untuk memberikan dana tambahan.

"Nanti kalau pilihan terakhir bisa. Saat ini dari pagu masing-masing, kurangnya itu nanti belakangan kan itu masih jauh," pungkas Askolani.

Sumber: Kompas.com/Tribunnews.com/Hasanuddin A 

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas