UPDATE Corona, Dokter Senior di Rumah Sakit Wuhan China Meninggal akibat COVID-19
Salah satu dokter senior di Wuhan, baru saja meninggal setelah tertular virus corona.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Satu di antara dokter senior di Wuhan, baru saja meninggal setelah tertular virus corona.
Padahal, ketika itu otoritas kesehatan sedang gencar-gencarnya melakukan kampanye tentang virus corona kepada warga.
Mereka juga mencari pasien di tengah Kota Wuhan, yang terinfeksi virus mematikan ini.
"Liu Zhiming, Direktur Rumah Sakit Wuhan Wuchang meninggal pada pukul 10.20 pagi ini, setelah upaya resusitasi gagal," lapor China Central Television.
Sebelum dinyatakan meninggal, kondisi Liu sempat membuat publik bingung.
Pasalnya, pada Senin malam Departemen Partai Propadanda Komunis Komisi Kesehatan Hubei menyatakan, bahwa Liu sudah meninggal.
Tetapi, beberapa waktu kemudian mereka merilis pernyataan bahwa Liu masih hidup.
"Menurut kerabat Liu, pihak rumah sakit masih berusaha menyadarkannya," bunyi pernyataan kedua itu.
Baca: Pasien Diduga Terinfeksi Virus Corona Masih Menjalani Observasi di RSMH Palembang
Baca: UPDATE 2 Orang Malaysia di Kapal Pesiar Diamond Princess Dikonfirmasi Positif Terjangkit Corona
Pihak departemen komunis itu, menyebut informasi sebelumnya salah dan berasal dari rekan Liu yang tidak mengetahui benar kondisinya.
Kasus meninggalnya paramedis di tengah peperangan dengan virus mematikan ini, juga dialami rumah sakit pengobatan di Kota Ezhou, Hubei.
Adalah Xu Depu, direktur rumah sakit tersebut.
Dia meninggal karena terpapar virus corona, dan menghembuskan nafas terakhirnya pada Kamis, pekan lalu.
Dilansir The Guardian dari Red Star, seorang perawat di rumah sakit itu mengonfirmasi kabar duka ini, Selasa depannya.
Dua kasus kematian ini, terjadi ketika pemerintah melakukan pemeriksaan ke rumah-rumah di Wuhan.
Tujuannya, untuk mencari dan mengumpulkan semua pasien yang terinfeksi.
Pemerintah menegaskan, siapapun yang dicurigai terpapar COVID-19 wajib melakukan tes khusus.
Kemudian siapapun yang sering kontak secara dekat dengan pasien, akan dikarantina.
Chutian Daily melaporkan, 10 pusat karantina mirip rumah sakit darurat Fanchang akan didirikan di delapan distrik di Wuhan.
Di sana, akan disediakan lebih dari 11.400 tempat tidur khusus untuk pasien dengan gejala ringan.
Bangunan pabrik, kawasan industri, dan pusat transportasi akan dirombak menjadi pusat penanganan pasien rawat jalan.
Semua masyarakat di daerah pedesaan, akan diisolasi dan ditutup aksesnya.
Mulai Selasa, siapapun yang membeli obat batuk atau demam harus menggunakan kartu identitas mereka.
Itu harus dilakukan baik pembelian langsung di apotek, maupun via online.
Baca: Update Virus Corona di Dunia, Australia dan Inggris Evakuasi WN dari Diamond Princess
Baca: Jepang Turunkan Penumpang Lansia dari Kapal Pesiar Diamond Princess
Kampanye inspeksi di seluruh kota ini, dilakukan pemerintah karena beredar tuduhan bahwa otoritas China menutup-nutupi fakta korban sebenarnya.
Otoritas kesehatan China, telah melaporkan hampir 50.000 kasus yang ada di Provinsi Hubei saja.
Meskipun jumlah kasus di luar Provinsi Hubei telah menurun selama 13 hari terakhir ini, tapi situasi di dalam Hubei masih serius, dilansir The Guardian dari Global Times.
Sejumlah pembatasan di Hubei, semakin diperketat.
Pemerintah melarang kendaraan pribadi dan umum menelusuri jalanan, pada Minggu lalu.
Hanya kendaraan yang berkepentingan untuk memberikan layanan saja, yang boleh berlalu lalang.
Pembatasan ini, akan dilakukan sampai ada pemberitahuan lebih lanjut dari pemerintah setempat.
Selain itu, semua akses publik seperti lingkungan perumahan di daerah perkotaan maupun desa, ditutup dan diisolasi.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)