Aksi Penembakan di Jerman Tewaskan 9 Orang Berakhir Pelaku Bunuh Diri, Presiden Turki Kutuk Rasisme
Presiden Turki, Erdogan mengutuk aksi mengerikan ini dan menyebutnya dengan serangan rasis pada rakyat Turki.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Aksi penembakan massal, yang dilakukan Tobias Rathjen (43) telah membunuh 9 orang, termasuk ibundanya pada 19 Februari 2020 waktu setempat.
Korban penembakan Tobias Rathjen kini bertambah menjadi sebelas orang, lantaran ada dua korban cedera dikabarkan Deutsche Welle telah meninggal dunia.
Jaksa Agung Jerman, Peter Frank menjelaskan bahwa 9 orang korban ini, semuanya berlatar belakang imigran.
Beberapa korban luka-luka, juga merupakan warga asing.
Namun, Frank enggan memberi informasi lebih lanjut.
Dilansir Daily News, Turki telah mengonfirmasi bahwa lima warganya, termasuk di antaranya etnis Kurdi, merupakan korban jiwa penembakan massal itu.
Sementara itu media lokal Bild melaporkan, bahwa ada korbannya adalah seorang ibu dua anak (35).
Warga Turki, Gokhan Gultekin dan Ferhat Unvar (22), merupakan karyawan di bar shisha itu.
Mereka dikabarkan turut menjadi korban meninggal, penembakan massal oleh Tobias Rathjen (43).
Baca: Teroris yang Tembaki 9 Orang dan Ibunya di Jerman Percaya Teori Konspirasi dan Terobsesi Alien
Selain itu ada warga Bulgaria, seorang lelaki asal Bosnia dan wanita asal Polandia.
Presiden Turki, Erdogan mengutuk aksi mengerikan ini dan menyebutnya dengan serangan rasis pada rakyat Turki.
Sebelumnya, Erdogan juga mengkritik Jerman karena tidak cukup bisa menangkal aksi dan pemikiran Islamofobia di negaranya.
Menteri Luar Negeri Turki, Mevlüt Çavuşoğlu juga mengkritik serangan itu, dengan mengatakan serangan itu tidak hanya akan melukai migran.
“Hari ini muslimlah yang menjadi target, tetapi besok kecenderungan ini akan berubah, bahkan sudah mulai berubah. Rasisme etnis mulai muncul di garis depan, ” katanya dilansir dari Hurriyet Daily News.