Aksi Penembakan di Jerman Tewaskan 9 Orang Berakhir Pelaku Bunuh Diri, Presiden Turki Kutuk Rasisme
Presiden Turki, Erdogan mengutuk aksi mengerikan ini dan menyebutnya dengan serangan rasis pada rakyat Turki.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
"Jika negara-negara Eropa gagal menghentikan rasisme, konflik akan dimulai. Konflik ini dapat menyeret Eropa ke dalam kekacauan besar," tambahnya.
Konsulat Jenderal Bosnia, Herzegovinian melaporkan bahwa ada satu korban asal Bosnia.
Pada Kamis, (20/2/2020) kerabat dan rekan dari korban berkumpul di depan bar tempat kejadian perkara, untuk menghormati kematian mereka.
Sejumlah orang itu, membawakan karangan bunga serta foto-foto korban.
Mereka meletakkannya, di depan shisha bar untuk mengenang kepergian tragis para korban.
Presiden Jerman, Frank-Walter Steinmeier dan istrinya serta para pejabat turut dalam acara itu.
Baca: Penembakan di Bar Shisha Di Jerman, Pelaku Ditemukan Tewas di Rumahnya
Setelah prosesi peletakkan bunga di lokasi penembakan, Steinmeier mengucapkan bela sungkawa atas kejadian ini.
Steinmeier mengatakan pada semua orang bahwa warga Jerman dan asing harus bersatu melawan rasisme.
"Kami berduka, kami turut ambil bagian pada tindakan main hakim sendiri ini."
"Kami bersatu dan berkabung untuk ini, serta melawan rasisme dan kekerasan," katanya di depan para warga Jerman yang ikut memberi ucapan duka.
Kantor berita lokal Jerman, melaporkan bahwa polisi kini sedang memeriksa video yang dicurigai telah diposting online, beberapa hari sebelum penembakan.
Di sana, pelaku Rathjen bicara tetang teori konspirasi Amerika, dimana anak-anak dilecehkan dan dibunuh.
Keaslian video ini tidak bisa segera diverifikasi.
Dalam video itu, Rathjen menggunakan setelan baju yang rapi.