Pakar Yakin Harry dan Meghan Markle Tidak Akan Menderita Meski Kehilangan Label Sussex Royal
Seorang Ahli Brand, Deborah Ogden menilai Pangeran Harry dan Meghan Markle tidak akan menderita sekalipun tidak bisa memiliki label Sussex Royal.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Seorang Pakar Brand, Deborah Ogden menilai Pangeran Harry dan Meghan Markle tidak akan menderita sekalipun tidak bisa memiliki label Sussex Royal.
Lantaran, pasangan ini pandai memanfaatkan hal yang mereka dukung dan pesan yang mereka letakkan pada apa yang mereka dukung itu.
Seperti yang diketahui sebelumnya, Duke dan Duchess of Sussex mengundurkan diri dari anggota senior Kerajaan Inggris pada Januari 2020.
Mereka menyatakan, ingin mandiri secara finansial.
Sejak saat itu mereka pindah ke Kanada, dengan maksud ingin membagi waktu antara di Inggris dan Amerika.
Beberapa waktu lalu Ratu memutuskan pasangan Sussex dilarang menggunakan label Sussex Royal sebagai usaha mereka.
Para pejabat kerajaan sepakat, pasangan ini tidak bisa mempertahankan sebutan 'Royal' karena mereka sudah dianggap keluar.
Menurut Pakar Brand Pribadi di Huddersfield, Deborah Ogden kondisi ini tidak akan menjadi masalah berarti bagi pasangan itu.
Terlebih, jika dikaitkan dengan penghasilan mereka.
"Dengan personal brand mereka, tidak ada lagi yang harus dipertanyakan."
"Bahwa mereka sudah menginvestasikan profil mereka secara global," ujarnya dilansir Daily Mail pada Yahoo.uk.
"Tapi saya yakin, bahwa personal brand itu lebih dari sekedar logo."
Baca: Potret Pangeran Harry ke Pasar Bawa Belanjaan Pasca Ratu Elizabeth II Larang Gunakan Brand Kerajaan
Baca: Jelang Pangeran Harry dan Meghan Keluar dari Kerajaan, Intip Semua Jadwal dan Tugas Terakhirnya
Menurutnya, Meghan dan Harry telah menanamkan profil pibadi mereka di benak banyak orang.
Sehingga, dengan itu saja mereka sudah 'menjual'.
"Jadi kini yang mesti mereka bangun adalah, reputasi yang kuat untuk mendukung tujuan tertentu."
"Mereka pintar dalam isu yang mereka dukung dan pesan yang mereka tanamkan di sana," jelasnya.
Deborah memperkirakan, bahwa Harry dan Meghan akan kehilangan beberapa hal karena label Sussex Royal tidak bisa digunakan.
Tapi, pada akhirnya ketenaran mereka tetap diakui publik.
Mereka akan selalu dianggap, baik di pasar Inggris maupun Amerika bahkan pasar global yang mengenal Kerajaan Inggris.
"Saya tidak yakin, kehilangan itu (label Sussex Royal) akan berdampak besar pada mereka," tambah Deborah.
Tugas-tugas Terakhir Harry dan Meghan Sebelum Resmi keluar Kerajaan
Duke dan Duchess of Sussex tidak lagi memiliki kantor di Istana Buckingham mulai April tahun ini.
Pangeran Harry dan Meghan Markle akan diwakili oleh tim yayasan Inggris mereka.
Harry akan mempertahankan jabatannya sebagai Mayor, Komandan Letnan, dan Pemimpin Skuadron.
Namun, jabatan militer kehormatannya itu, tidak akan digunakan selama masa percobaan selama 12 bulan.
Pasangan ini diharapkan, bisa menyelesaikan tugas terakhir mereka pada 9 Maret 2020.
Dilansir Daily Mail, Duke dan Duchess of Sussex resmi meninggalkan kerajaan pada 31 Maret.
Pasangan Sussex, diperkirakan akan berada di Inggris selama beberapa bulan ke depan.
Harry dijadwalkan akan mendatangi acara Invictus Games bersama bintang pop, Bon Jovi pada 28 Februari.
Harry dan Meghan kemudian akan menghadiri penghargaan Endeavour Fund pada 5 Maret.
Sehari setelahnya, Harry harus sedah berada di Silverstone untuk bertemu pembalap Lewis Hamilton pada 6 Maret.
Selanjutnya, ayah dan ibu Archie ini akan menghadiri Festival Musik Maountbatten pada 7 Maret.
Pada peringatan Hari Perempuan Internasional, 8 Maret ini, Meghan akan turut hadir.
Seperti diberitakan sebelumnya, pasangan ini akan bergabung dengan keluarga besar kerajaan dan Ratu pada 9 Maret.
Mereka harus mendatangi tugas terakhir yaitu Layanan Persemakmuran (Commonwealth Service) di Wedminister Abbey.
Jadi, kehidupan baru Harry dan Meghan akan resmi dimulai pada 31 Maret.
Semua urusan mereka di Istana Buckingham akan berakhir sehari setelahnya yaitu pada 1 April.
Baca: Publik Inggris Buat Lelucon Label Sussex Royal Milik Harry dan Meghan Markle
Baca: Ratu Elizabeth II Larang Harry & Meghan Pakai Label Sussex Royal, Sayang Tapi Harus Tegakkan Aturan
Juru bicara Sussex mengatakan, pasangan ini akan mengumumkan organisasi nirlaba baru milik mereka pada akhir tahun.
Dia mengatakan, keduanya harus terus bekerja dengan perlindungan yang masih ada.
Mereka berencana untuk, melibatkan Inggris dan Persemakmuran.
Duke dan Duchess juga disebut telah melakukan sejumlah pertemuan, untuk mendirikan organisasi nirlaba ini.
Sebelumnya, Harry dan Meghan, sempat membuat kerajaan masuk dalam masa-masa krisis akibat pengumumannya hengkang dari lingkungan kerajaan.
Mereka mengaku, tidak ingin menggunakan dana dari rakyat lagi dan akan berusaha mandiri secara finansial.
Menanggapi hal ini, Ratu memgadakan pertemuan dengan semua bangsawan senior di Sandringham.
Di sana, Harry bicara dan mengutarakan keinginannya di hadapan neneknya, ayahnya Prince of Wales, dan kakaknya Pangeran William.
Pertemuan itu membuahkan keputusan, Harry tidak akan menjadi anggota monarki.
Selain itu, Harry dan istrinya harus membagi waktu antara Kanada dan Inggris.
Terakhir, mereka harus menanggalkan sebutan HRH (His/Her Royal Highness).
Meskipun langkah ini belum pernah terjadi sebelumnya, pasangan Sussex bertekad akan tetap menjalankan tugas publik mereka.
Di antaranya di persemakmuran (Commonwealth), komunitas, pemberdayaan pemuda dan kesehatan mental.
Juru bicara pasangan ini menambahkan, Harry terus mendukung dan memprioritaskan kesejahteraan prajurit dan wanita, konservasi, olahraga untuk pembangunan sosial, HIV, dan kemitraan globalnya Travalyst.
Sementara bagi Meghan, dia akan terus mendukung pemberdayaan perempuan, kesetaraan gender, dan pendidikan.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)