Teroris yang Tembaki 9 Orang dan Ibunya di Jerman Percaya Teori Konspirasi dan Terobsesi Alien
Tobias Rathjen (43) teoris yang menembaki sembilan orang di sebuah bar shisha di Jerman, merupakan sosok yang percaya teori konspirasi.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Tobias Rathjen (43) teroris yang menembaki sembilan orang di sebuah bar shisha di Jerman, merupakan sosok yang percaya teori konspirasi.
Dia terobsesi dengan alien, kontrol pikiran, pengorbanan untuk setan, dan pengawasan dari pemerintah.
Diberitakan sebelumnya, setelah melakukan penembakan di bar shisha, dia ditemukan sudah tak bernyawa di apartemen orang tuanya.
Ibunya yang berusia 72 tahun juga ditemukan meninggal ditembak olehnya.
Dilansir Daily Mail, kenyataan ini terungkap dalam manifesto setebal 24 halaman, yang ia posting di situs pribadinya.
Rathjen bersumpah akan memusnahkan seluruh negara di dunia.
Diantaranya Israel, sebagian besar wilayah Timur Tengah, beberapa negara Asia, Afrika Utara, Amerika Tengah dan Selatan, Karibia, serta Jerman yang ia anggap sudah tidak murni.
Pria 43 tahun ini, mengunggah kata-kata kasar yang menyerukan pemusnahan total untuk ras dan budaya.
Menembak dan membunuh sembilan orang berlatar belakang asing, dimana kebanyakan adalah warga negara Turki.
"Saya bisa bayangkan bisa mengurangi separuh populasi (manusia)," tulisnya di situs.
Rathjen juga mengklaim dirinya tidak pernah berhubungan intim dengan wanita.
Sebab, dia yakin pemerintah mengawasinya setiap waktu.
Pria tanggung ini juga memercayai berbagai teori konspirasi Anti Semit.
Bersamaan dengan deklarasinya itu, Rathjen juga mengunggah rencananya untuk membantu tim sepak bola Jerman memenangkan Piala Dunia.
Selain itu, dia juga menyusun strategi untuk mengakhiri perang Afghanistan dan Irak dalam 10 tahun.
Situsnya ini mencantumkan tautan ke beberapa ahli teori konspirasi terkemuka.
Termasuk diantaranya, orang-orang yang mengaku pernah mengautopsi alien atau sedang menyelidiki kasus orang hilang karena diculik alien.
Pada sebuah video yang dia unggah beberapa hari sebelum penembakan, Ratjah mengoceh tentang pangkalan militer bawah tanah Amerika.
Dia yakin di bawah sana terjadi penyembahan setan dan pelecehan anak.
Dia mendesak masyarakat untuk bangkit dan menyerbu markas itu.
Kronologi Penembakan
Rathjen mengunggah deklarasi atau manifestonya serta sebuah video online sebelum melakukan penembakan di kota kelahirannya, Hanau, Jerman.
Dia menembak di dua lokasi Shisha bar pada Rabu (19/2/2020) pukul 10 malam waktu setempat.
Pertama, dia menembak di Midnight Shisha Bar di daerah Heumarkt, tengah kota Hanau.
Di membunuh tiga orang di sana.
Lalu, dia meneruskan perjalanan menuju Arena Bar Cafe and Shisha Bar di distrik Kesselstadt Barat.
Sebanyak lima orang terbunuh di tempat itu.
Setelah menembaki belasan orang, dia pulang ke kediaman orang tuanya dan membunuh ibunya.
Lantas ia memutuskan untuk menghabisi nyawanya sendiri setelah itu.
Total ada sembilan orang meninggal dan enam orang menderita luka-luka, akibat kejadian mengerikan ini.
Dari total korban jiwa, kebanyakan berlatar belakang seorang imigran.
Jaksa Agung Jerman, Peter Frank menambahkan usia mereka antara 21 sampai 44 tahun.
Sejumlah orang yang terluka, juga merupakan bukan warga asli Jerman, namun Frank enggan memberikan rincian lebih lanjut.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)