Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tekan Tombol Darurat Kereta Api di Jepang karena Ada Penumpang Tak Pakai Masker, Apa Sanksinya?

Seorang penumpang kereta api di Fukuoka Jepang memencet tombol darurat di dalam gerbong karena melihat orang tidak menggunakan masker dan batuk-batuk.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Tekan Tombol Darurat Kereta Api di Jepang karena Ada Penumpang Tak Pakai Masker, Apa Sanksinya?
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Para penumpang kereta api di Jepang menggunakan masker. 

"Pertama-tama, berkenaan dengan masalah perilaku itu sendiri, masuk akal untuk berlatih minimal batuk, bersin, dan memegang mulut Anda dengan handuk atau sapu tangan," ujar dia.

Di sisi lain, kurangnya pasokan masker juga merupakan bagian dari masalah. Bahkan, penjualan di toko-toko sudah sangat sulit didapat saat ini.

Sikap sopan santun pada awalnya adalah keseimbangan antara perhatian dan pengampunan bagi orang lain.

Pembagian masker di Bandara Soekarno-Hatta, Tanggerang.
Pembagian masker di Bandara Soekarno-Hatta, Tanggerang. (istimewa)

Namun, sampai persediaan masker yang memadai tersedia, beberapa orang tidak akan bisa mendapatkan masker, dan yang lain tidak akan bisa berhenti batuk dalam situasi seperti itu.

"Beberapa orang mungkin tidak bisa mendapatkan masker meskipun mereka ingin peduli, tetapi bahkan jika mereka toleran, tidak mungkin untuk mengatakan bahwa mereka akan dengan sabar batuk di sebelah kita. Sulit menyeimbangkan hal tersebut," tambahnya.

Banyak orang harus bepergian dengan kereta yang penuh sesak, sehingga mungkin sulit untuk menghindari masalah.

Baca: Hanya Dua Bakal Paslon Perseorangan yang Serahkan Syarat Pencalonan ke KPU Surabaya

Baca: Desain Lintasan dan Kondisi Bahu Belum Prima Bikin Marc Marquez Kesulitan di Tes MotoGP 2020 Qatar

"Transportasi di kereta komuter yang padat tidak bisa dihindari untuk masyarakat Jepang saat ini. Mencegah infeksi atau menyebabkan penyebaran cepat adalah masalah serius, dan negara perlu mengatasinya sekarang," kata dia.

Pada 16 Februari, Menteri Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang, Kazuyoshi Akabane menyatakan kebijakan pemerintah untuk secara khusus memasok masker ke angkutan umum, tetapi targetnya adalah para kru seperti kereta api, bus, dan taksi.

Berita Rekomendasi

Jika memungkinkan, perluasan target lebih lanjut dan distribusikan ke penumpang yang membutuhkan topeng di stasiun masih kurang.

Viral pengemasan masker wajah di letakan di lantai dan diinjak, pihak produsen berikan klarifikasi.(Kolase Tribunnewswiki.com/Twitter @MRFOLKTIVE/ Bloomberg via SCMP)
Viral pengemasan masker wajah di letakan di lantai dan diinjak, pihak produsen berikan klarifikasi.(Kolase Tribunnewswiki.com/Twitter @MRFOLKTIVE/ Bloomberg via SCMP) (Kolase Tribunnewswiki.com/Twitter @MRFOLKTIVE/ Bloomberg via SCMP)

Jadi, apabila kru kereta melihat penumpang yang batuk, mereka dapat secara aktif menyerahkan masker.

Maka masalah terpecahkan, masalah yang disebabkan oleh kekurangan pasokan dapat diselesaikan.

Kembali ke masalah sopan santun lagi, tanggapan bahwa petugas berjalan ke penumpang batuk di pesawat dan memberikan topeng yang mengatakan "Apakah Anda ingin menggunakannya" sebenarnya telah dilakukan sejak lama.

Ini adalah panggilan tidak langsung untuk menolong sembunyikan pelanggan di sekitar kita.

Demikian pula pada kereta api, "Jika Anda memiliki masalah dengan batuk atau bersin, kami akan memberi Anda masker sekali pakai."

Baca: BREAKING NEEWS: Ketua MPR Dievakuasi, Tiga Truk Damkar Siram Gedung DPR

Baca: Korsleting Kipas Angin Diduga Picu Kebakaran Yang Melahap 3 Rumah Kontrakan di Tanjung Priok

Oleh karena itu perlu pengumuman seperti "Tolong tanyakan kepada kru dan staf stasiun, apabila membutuhkan masker."

Kesadaran memakai masker adalah cara dasar secara bertahap akan mempersempit penyebaran virus lebih lanjut.

Info lengkap dan diskusi Jepang bisa bergabung ke WAG Pecinta Jepang kirimkan email nama lengkap dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas