Antisipasi Covid-19: Iran Lepaskan 54 Ribu Tahanan untuk Mencegah Penyebaran Virus Corona di Penjara
Antisipasi Covid-19: Iran Melepaskan 54 Ribu Tahanan untuk Mencegah Penyebaran Virus Corona di Penjara
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Wabah virus corona tengah menghantui Iran.
Kekhawatiran terjangkit wabah virus corona tidak hanya dirasakan satu atau dua pihak.
Diketahui, para penghuni rumah tahanan was-was terpapar virus Covid-19 ini.
Dilansir dari Nbc News, terkait meluaskan kekhawatiran masyarakat soal penyebaran wabah virus corona, Iran sementara ini membebaskan ribuan tahanan.
Keputusan tersebut dilakukan untuk mengantisipasi wabah virus corona yang semakin meningkat.
Lebih jauh, di Iran tercatat lebih dari 2.300 kasus dikonfirmasi.
Sementara, di Iran ada 77 kematian akibat wabah virus corona.
Baca: Waspada, Berikut 6 Kelompok Orang Inilah yang Tergolong Rentan Tertular Virus Corona
Juru Bicara Pengadilan
Soal kebijakan untuk melepaskan tahanan di Iran, Juru Bicara Pengadilan, Ghilamhossein Esmaili angkat bicara.
Dalam konferensi pers pada Selasa (3/3/2020) ia mengatakan, 54 ribu tahanan dibebaskan untuk sementara waktu.
Ia menekankan, keputusan tersebut demi mencegah penyebaran virus corona di beberapa penjara Iran.
Lebih jauh, pengacara warga Amerika Serikat yang ditahan di Iran juga buka suara.
Pengacara tersebut mengatakan, kliennya berada pada risiko serius terpapar virus corona.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh pengacara itu pada Selasa (3/3/2020).
Lebih jelas, pengacara itu menjelaskan satu di antara narapidana lain ditahan dekat selnya dinyatakan positif menderita Covid-19.
Baca: Singgung Staf Khusus Presiden, Effendi Gazali Ungkap Kabar Gembira soal Virus Corona: Jangan Ngotot
Kekhawatiran Iran atas Virus Corona: Covid-19 di Penjara
Diberitakan sebelumnya, para pembela hak asasi mengatakan , mereka khawatir tentang kemungkinan wabah virus di penjara-penjara Iran.
Suami dari tahanan Inggris-Iran, Nazanin Zaghari-Ratchliffe mengatakan istrinya khawatir dia terkena virus di penjara Evin, Teheran.
Melansir The Advocate, keluarganya mendorong pihak berwenang untuk melakukan tes virus corona kepadanya.
Pada Minggu (1/3/2020) Kantor Luar Negeri Inggris mengatakan bahwa mereka mengevakuasi personel dari negara tersebut.
"Jika situasinya semakin memburuk, kemampuan Kedutaan Besar Inggris untuk memberikan bantuan kepada warga negara Inggris di Iran mungkin terbatas," kata Kementerian Luar Negeri dalam pernyataan.
Baca: Supermarket di China Bagikan Snack dan Minuman Gratis ke Pekerja di Luar Ruangan Saat Wabah Corona
Penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Meninggal Dunia
Diberitakan sebelumnya, media pemerintah Iran melaporkan, kematian Mohammad Mir-Mohammadi (71) menambah kekhawatiran penyebaran infeksi virus corona semakin meluas.
Penasihat pemimpin tertinggi Iran meninggal dunia akibat virus corona.
Dilansir Washingtonpost, tidak jelas bagaimana Mir-Mohammadi tertular virus corona..
Teheran mengumumkan virus yang dikenal dengannama Covid-19 ini telah menewaskan 66 orang.
Iran memiliki angka kematian tertinggi dari virus corona di luar China dan mengumumkan kasus pertamanya 10 hari lalu.
Untuk diketahui, terjadi peningkatan kasus pada Senin (2/3/2020) lebih dari 500 jumlah kasus baru dikonfirmasi.
Baca: 10 Wabah Paling Mematikan Sebelum Virus Corona, Ada yang Sampai Menewaskan 200 Juta Orang
Anggota Parlemen Meninggal
Pada Sabtu (29/2/2020) kemarin, anggota parlemen yang baru terpilih, Mohammad Ali Ramezani meninggal dunia setelah tertular virus corona.
Kembali melansir washingtonpost, media Iran melaporkan Ramezani menderita kerusakan jangka panjang akibat serangan senjata kimia selama perang Iran-Irak.
Lebih jauh, penyebaran infeksi virus corona menjadi lebih mengkhawatirkan di antara pada pemimpin politik.
Jumlah kasus di Iran jauh lebih tinggi daripada yang ditunjukkan oleh angka resmi.
Baca: Ada Corona, Menkeu Ajak Pengusaha Antisipasi Disrupsi Pasokan dari China
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)