Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Benarkah Pasien Sembuh dari Virus Corona Bisa Terjangkit Lagi? Ini Jawabannya!

Pasien yang sembuh akibat virus corona sudah mencapai 51.765 orang. Namun, meski telah sembuh, dapatkan terjangkit virus corona kembali?

Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Benarkah Pasien Sembuh dari Virus Corona Bisa Terjangkit Lagi? Ini Jawabannya!
Latestly
Ilustrasi virus - Pasien yang sembuh akibat virus corona sudah mencapai 51.765 orang. Namun, meski telah sembuh, dapatkan terjangkit virus corona kembali? 

TRIBUNNEWS.COM - Saat ini, pasien sembuh dari virus corona sudah mencapai 51.765 pasien.

Angka pasien sembuh dari virus corona ini, telah dirilis dari laman thewuhanvirus.com pada Rabu (4/3/2020) pagi.

Beberapa kasus pasien sembuh dari virus corona dinyatakan terjangkit lagi.

Tapi, apa benar segala kemungkinan itu?

Baca: PBNU Minta Warga Nadliyin Tidak Panik soal Corona dan Instruksikan Kader Baca Qunut Nazilah

Baca: Alumni Natuna Cerita Kepanikan di Wuhan Saat Ada Corona, Karni Ilyas :Kita 2 Positif Udah Luar Biasa

Dilansir dari New York Times, ternyata informasi tentang virus corona masih di atas permukaan alias belum banyak dipahami.

Kemungkinan pasien sembuh dapat terjangkit juga masih dalam tahap analisis penelitian dan bahkan bisa saja merupakan kesalahan uji pemeriksaan ulang.

Pada Rabu (26/02/2020) Pemerintah Jepang pernah mengonfirmasi kasus pasien sembuh yang terinfeksi kembali hanya dalam waktu sepekan.

Berita Rekomendasi

Kasus serupa juga terjadi di China.

Gejala sakit terulang pada pasien sembuh biasanya ditandai dengan demam.

Namun ternyata, jenis patogen seperti itu berbeda dari virus corona.

Pakar menyebutkan, pasien sembuh corona tidak mungkin terinfeksi kembali dalam jangka waktu dekat.

Hal ini ditegaskan oleh Florian Krammer, seorang ahli virologi di Icahn School of Medicine di Mount Sinai, New York, AS.

Menurutnya, "Saya tidak mengatakan bahwa infeksi ulang tidak dapat terjadi atau tidak akan terjadi. Tapi tak mungkin terjadi dalam waktu dekat."

Baca: Gara-gara Isu Virus Corona, Ashanty Alami Hal Buruk dengan Fans: Apa yang Harus Aku Lakukan?

Baca: Dokter Sebut Masyarakat Tak Perlu Pakai Masker N-95 untuk Menghindari Virus Corona

Dia juga menambahkan kalau infeksi ringan saja semestinya meninggalkan kekebalan jangka pendek pada pasien yang sembuh.

Lebih jauh, pasien yang diduga terinfeksi kembali ternyata kebanyakan masih memiliki virus tingkat rendah ketika mereka dikeluarkan dari rumah sakit dan pengujiannya gagal untuk diambil hasilnya.

Meskipun jika memang terjadi beberapa kasus infeksi ulang, tidak akan sebahaya kasus infeksi baru yang sampai sekarang meningkat di beberapa negara.

Dua pasien sembuh dari virus corona mengisahkan ceritanya. Seorang diantaranya mengatakan penyakit ini lebih seperti pilek berat.
Dua pasien sembuh dari virus corona mengisahkan ceritanya. Seorang diantaranya mengatakan penyakit ini lebih seperti pilek berat. (CNN via express.co.uk / Daily Mirror)

Sebuah jurnal penelitian yang diterbitkan Rabu (27/02/2020) di Jurnal JAMA mengatakan bahwa pasien sembuh virus corona memang masih mungkin kambuh namun dalam jangka waktu yang lama sekali sejak dia sembuh.

Empat tenaga medis profesional akan virus corona di Wuhan, China, pusat dari epidemik virus corona, mengatakan hasil penelitiannya.

Uji deteksi materi genetik virus corona rupanya masih tetap positif dalam lima sampai 13 hari sejak pasien tidak menunjukkan gejala lagi.

Baca: Virus Corona Masuk Indonesia, Tak Hanya Masker, Jahe, Kunyit, dan Temulawak Jadi Sasaran Warga

Baca: Tak Hanya Indonesia, Sejumlah Warga Austalia Panik dan Berebut Tisu Toilet, Khawatir Virus Corona

Namun bukan berarti pasien sembuh dengan virus aktif ini masih bisa menulari yang lainnya.

Uji deteksi melakukan diagnostik PCR ini dikatakan dr. Krammer sebagai tes paling sensitif dan mampu memperkuat materi genetik bahkan dari satu molekul virus.

Jadi, tes PCR ini hanya bisa mengambil beberapa potongan virus saja.

Tes PCR biasanya juga mendeteksi sisa virus penyakit campak berbulan-bulan sejak penderitanya dinyatakan sembuh dan tidak menularkan campak pada yang lain.

Lalu, kenapa pasien bisa dinyatakan sembuh padahal hasilnya negatif?

Kemungkinannya, tes tersebut dilakukan dengan kurang tepat.

Atau, sampel yang diambil disimpan dalam suhu di mana virus memburuk.

Baca: Anjuran Sekjen PERSI Soal Virus Corona: Anda Bercerita Maka Anda Memutuskan Infeksi Kepada yang Lain

Baca: Arab Saudi Luncurkan Sistem Elektronik untuk Kembalikan Biaya Umrah Pasca Penangguhan karena Corona

Uji seka atau usap, atau juga "swab" ke tenggorokkan juga dapat melewatkan virus yang bersembunyi di tempat lain di tubuh.

Untuk uji swab ini, Marc Lipsitch, pakar epidemiologi Harvard mengatakan, "Tes virus akan positif jika jumlah virus cukup dan terseka dalam uji swab."

Itu artinya, tes negatif bukan berarti tidak ada lagi virus pada orang itu.

Turis yang memakai masker pelindung, saat  berjalan pada 28 Februari 2020, di pusat Milan setelah COVID-19, virus corona baru, menyebar ke Italia. Italia mendesak para wisatawan yang ketakutan oleh virus corona baru pada 28 Februari untuk tidak menjauh, tetapi upaya untuk meyakinkan dunia bahwa mereka mengelola wabah ini dengan baik  dibayangi oleh peningkatan tajam dalam jumlah kasus. Sekitar 650 orang telah dinyatakan positif terkena virus di Italia, meskipun hanya 303 yang dianggap sebagai kasus klinis serius, dan kematian mencapai 17 - sejauh ini merupakan yang tertinggi di Eropa - menurut angka terbaru dari badan perlindungan sipil.
Turis yang memakai masker pelindung, saat berjalan pada 28 Februari 2020, di pusat Milan setelah COVID-19, virus corona baru, menyebar ke Italia. Italia mendesak para wisatawan yang ketakutan oleh virus corona baru pada 28 Februari untuk tidak menjauh, tetapi upaya untuk meyakinkan dunia bahwa mereka mengelola wabah ini dengan baik dibayangi oleh peningkatan tajam dalam jumlah kasus. Sekitar 650 orang telah dinyatakan positif terkena virus di Italia, meskipun hanya 303 yang dianggap sebagai kasus klinis serius, dan kematian mencapai 17 - sejauh ini merupakan yang tertinggi di Eropa - menurut angka terbaru dari badan perlindungan sipil. (MIGUEL MEDINA / AFP)

Pada kasus seorang pasien wanita di Jepang yang kabarnya terinfeksi lagi juga dikomentari dr. Lipsitch.

Wanita itu terinfeksi di akhir Januari 2020 dan pulih serta diperbolehkan pulang pada Sabtu (01/02/2020).

Dia dinyatakan sakit lagi pada Rabu (05/02/2020) setelah mengeluhkan gejala sakit tenggorokkan dan dada terasa berat.

"Hal itu terkesan seperti terinfeksi kembali, ya," ujar dr. Lipsitch.

"Padahal kasus-kasus seperti itu belum dapat dipastikan (merupakan) gejala yang sama," lanjutnya.

Baca: Geram soal Penanganan Virus Corona, Aming Beri Sindiran Menohok: Di Sini Nyawa Murah yang Mahal Otak

Baca: Arab Saudi Luncurkan Sistem Elektronik untuk Kembalikan Biaya Umrah Pasca Penangguhan karena Corona

Satu kemungkinan yang perlu diwaspadai adalah virus corona juga punya dua fase infeksi: virus menetap menyebabkan gejala lain yang dikira masih sama dengan virus corona.

Pada pasien ebola misalnya, virusnya masih ada selama berbulan-bulan melalui uji mata bahkan setelah dinyatakan sembuh.

Namun pada kasus ebola dinyatakan masih bisa menular kepada yang lain.

Seorang pakar virologi bernama Angela Rasmussen dari Universitas Columbia juga menegaskan bahwa pasien sembuh ebola mungkin bisa terjangkit penyakit lain.

Seperti insomnia dan masalah-masalah neurologis.

Dia mengatakan, "Kami belum dapat memastikan apakah itu juga sama dengan kasus infeksi virus corona yang terulang," dia mengaku belum memahami virusnya.

Virus corona masih disalahpahami secara umum, ungkap Rasmussen.

Sebelum epidemi SARS melanda, virus corona belum diketahui sebagai masalah penyakit yang serius.

Beberapa ilmuwan juga mengatakan bahwa orang yang terinfeksi dengan virus corona kenyataannya mampu memproduksi antibodi (daya tahan tubuh) yang mampu melindungi mereka di masa-masa mendatang.

Sebuah laporan yang datang tentang pasien sembuh virus corona ringan bahkan mengatakan kalau sistem imun manusia akan muncul setelah sembuh selama kurang lebih tujuh hari.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Sembuh dari Virus Corona, Masih Bisa Terjangkit Lagi dan Lagi? Belum Tentu...

(Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas