Masjidil Haram Sepi karena Arab Saudi Tangguhkan Umrah? Begini Sebenarnya
Beberapa waktu lalu, beredar video di Twitter yang menggambarkan kondisi Masjidil Haram saat ini.Lalu lalang memang terlihat, namun tidak ramai
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Beberapa waktu lalu, beredar sebuah video di Twitter yang menggambarkan kondisi Masjidil Haram saat ini.
Akun @BurhanAbe mengunggah video pendek berdurasi dua menit.
Video itu menunjukkan suasana Masjidil Haram yang tampak sepi.
Perekam video terdengar sedang menjelaskan isi videonya menggunakan Bahasa Arab.
Dia memperlihatkan kondisi di dalam Masjidil Haram dari lantai atas.
Lalu lalang memang terlihat, namun tidak seramai biasanya.
Pengunggah video itu bercuit, inilah gambaran kondisi setelah Arab Saudi menangguhkan umrah.
"Masjidil Haram terkini, tanpa jamaah Indonesia, akibat corona," cuit @BurhanAbe.
Namun, gambaran ini berbeda dengan apa yang bisa dilihat pada sebuah situs live Makkah.
Pada Rabu (4/3/2020), situs live tersebut menampilkan keadaan Ka'bah di Masjidil Haram saat ini.
Diiringi lantunan ayat Al Quran, video live ini memperlihatkan orang-orang yang tengah melakukan Tawaf mengelilingi Ka'bah.
Tak terlihat suasana yang sepi.
Situs live tersebut bisa diakses di sejumlah website, yakni Makkah Live dan Mecca.net.
Dilansir website resmi Kemenag, video yang beredar tentang suasana Masjidil Haram sepi itu tidak benar.
Menurut Endang, saat ini suasana di Masjidil Haram ramai sebagaimana biasanya.
“Masjidil Haram tetap ramai. Jemaah tetap melaksanakan umrahnya dengan baik dan lancar,” jelas Endang Jumali melalui pesan singkat, Selasa (3/3/2020).
“Itu gambar setelah musim haji sekitar tiga tahun lalu. Saat itu, setelah musim haji tidak langsung ada jemaah umrah yang datang ke Masjidil Haram,” imbuhnya.
Ia pun menjelaskan, video yang beredar diambil sekitar tiga tahun lalu.
“Itu gambar setelah musim haji sekitar tiga tahun lalu. Saat itu, setelah musim haji tidak langsung ada jemaah umrah yang datang ke Masjidil Haram,” ungkapnya.
Sementara itu, beberapa waktu lalu pemerintah Arab Saudi menangguhkan umrah bagi semua negara.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi paparan Covid-19.
Pengumuman tersebut dipublikasikan pemerintah Saudi cukup mendadak, sehingga sejumlah rombongan umrah ada yang sudah sampai di bandara.
Selain berbuntut kekecewaan pada sejumlah calon jamaah, maskapai plat merah Garuda pun juga terkena imbasnya.
Belum ada informasi lebih lanjut, sampai kapan penangguhan ini akan diberlakukan.
Arab Saudi Luncurkan Sistem Elektronik untuk Kembalikan Biaya Umrah
Arab Saudi baru saja meluncurkan sistem elektronik untuk mengembalikan dana jemaah umrah.
Hal ini terkait penangguhan umrah dan wisata ke Arab Saudi kepada semua negara yang berlaku sejak beberapa waktu lalu.
Pemerintah Arab Saudi mengambil langkah ini untuk melindungi negara dari paparan Covid-19.
Seperti diketahui, beberapa negara Timur Tengah sudah terjangkit wabah asal Wuhan, China ini.
Bahkan, Iran menjadi pusat penyebaran novel corona di Timur Tengah.
Hal ini sebelumnya disampaikan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi pada sebuah pernyataan resmi.
Dikutip Middle East Monitor dari sejumlah media lokal, sistem ini disebut akan memberi kesempatan pada agen-agen umrah untuk mengajukan pengembalian dana jemaah.
Jadi, para jemaah harus melalui agen untuk meminta kembali sejumlah biaya yang sudah disetorkan.
Baca: 2 WNI Terjangkit Corona, Karni Ilyas Soroti Arab Saudi yang Stop Umrah: Kita Tak Dipercaya Lagi
Baca: Arab Saudi Umumkan Kasus Pertama Virus Corona
Kementerian Haji mendesak agar semua orang yang berkepentingan dengan biaya ini segera menghubungi pemerintah Arab Saudi.
Pengembalian ini sekaligus biaya layanan dan pengurusan visa.
Sebelumnya, pada Kamis lalu pemerintah Arab Saudi menangguhkan masuknya jamaah umrah sementara waktu.
Upaya ini dilakukan melihat kondisi wabah Covid-19 yang semakin meluas.
Tidak hanya ke Mekkah, tapi kunjungan ke Masjid Nabawi di Madinah juga ditutup.
Sampai saat ini belum ada informasi terkait kapan penundaan penerimaan jamaah umrah asal luar negeri ini diberlakukan.
Belum jelas juga apakah kondisi ini akan memperngaruhi periode haji 2020, pada Juli mendatang.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)