Pangeran Arab Saudi Tahan Tiga Anggota Senior Keluarga Kerajaan Terkait Dugaan Pengkhianatan
Putra Mahkota Mohammed bin Salman telah menahan saudara laki-laki raja, mantan putra mahkota dan sepupu bangsawan yang dipandang jadi ancaman.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
![Pangeran Arab Saudi Tahan Tiga Anggota Senior Keluarga Kerajaan Terkait Dugaan Pengkhianatan](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/mohammed-bin-salman-kiri-dan-mohammed-bin-nayef-kanan.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Permasalahan Kerajaan Arab Saudi memasuki babak baru.
Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi dikabarkan menahan Anggota Senior Keluarga Kerajaan.
Melansir The New York Times, Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman menahan tiga anggota senior keluarga kerajaan.
Satu di antaranya adalah mantan pangeran mahkota yang berpotensi menjadi penghalang kekuasaannya.
Dua anggota senior keluarga kerajaan yakni Pangeran Ahmed bin Abdulaziz yang merupakan adik Raja Salman.
Dan Mohammad bin Nayef, yang merupakan keponakan Sang Raja.
Adik Mohammed bin Nayef, Pangeran Nawaf bin Nayef, juga telah ditahan, menurut laporan New York Times.
Mereka ditahan atas dugaan upaya kudeta.
Baca: Arab Saudi Tuding Iran Bertanggungjawab Terkait Penyebaran Virus Corona
Baca: Sebut Pemerintah Lelet Tangani Corona, Musni Umar Bandingkan dengan Arab Saudi: Kita Diam-diam Aja
![Sebuah file foto yang menunjukkan Mohammed bin Salman (kiri) dan Mohammed bin Nayef (kanan)](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/mohammed-bin-salman-kiri-dan-mohammed-bin-nayef-kanan.jpg)
Penahanan tersebut menandai tindakan keras terakhir Pangeran Mahkota Mohammed bin Salam, putra Raja Salman dan penguasa de facto kerajaan.
Untuk diketahui, Pangeran Mohammed juga dikenal sebagai MBS.
Melansir Al Jazeera, sang pangeran telah mengkonsolidasikan kekuasaan sejak menggantikan sepupunya, Mohammed bin Nayef sebagai pewaris takhta (2017).
Lebih lanjut, pada tahun yang sama, sang pangeran mahkota juga menangkap puluhan bangsawa dan pembisnis.
Tindakan itu dilakukan sebagai langkah melawan korupsi yang menguras kas negara.
Baca: Corona Makin Mencemaskan, Arab Saudi Isolasi Wilayah Qatif, Sekolah Ditangguhkan
Baca: Meninggal di Arab Saudi 10 Februari, Jenazah Kuraesin TKW Asal Indramayu Baru Dimakamkan Jumat Lalu
Baca: DPR Akan Panggil Dubes RI untuk Arab Saudi Guna Beri Informasi Umrah dan Covid-19
Ketegangan Meningkat dengan Iran
Untuk diketahui, penahanan anggota keluarga senior Kerajaan Saudi terjadi pada saat ketegangan meningkat dengan Iran.
Pangeran Mohammed melaksanakan reformasi sosial dan ekonomi yang ambisius, termasuk penawaran publik perdana.
Penawaran publik itu dilakukan oleh raksasa minyak Saudi Aramco di bursa domestik pada Desember 2019 lalu.
MBS dipuji di Tanah Kelahirannya karena memberikan kelonggaran atas pembatasan sosial di kerajaan dan membuka ekonomi.
Di sisi lain, MBS menuai kecaman internasional atas perang yang menghancurkan Yaman.
Tak berhenti di situ saja, MBS juga dikecam atas pembunuhan Khasshoggi, penahanan aktivis hak-hak perempuan.
"Pangeran Mohammed berani, dia telah menggulinggkan ancaman apa pun untuk kekuasaannya," kata Analis Kebijakan di RAND Corporation berbasis di AS, Becca Wasser.
"Memenjarakan atau membunuh kritik terhadap rezimnya tanpa dampak apa pun," tambahnya.
Baca: Respons Maruf Amin soal Rumor Arab Saudi Tangguhkan Umrah Sepanjang 2020 karena Virus Corona
![Pangeran Ahmed bin Abdulaziz, satu dari tiga orang Pangeran Senior Arab Saudi yang ditangkap.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ahmed-bin-abdulaziz.jpg)
Sementara , Profesor Jurnalisme di American University of Beirut, Rami Khouri ikut angkat bicara.
Ia mengatakan, isi kudeta di balik penahanan anggota senior keluarga kerajaan sepertinya tidak mungkin.
Hal itu mengingat kontrol besar dan langsung dimiliki sang pangeran atas semua keamanan kerajaan.
"Ini adalah tanda kegelisahan putra mahkota dan orang-orang di sekitarnya yang memerintah Arab Saudi karena mereka mungkin berharap raja akan turun tahta atau meninggal segera," terangnya.
"Mereka berharap mungkin ada semacam tantangan untuk suksesi," tambah Khouri.
Baca: Pemerintah Arab Saudi Tutup Pintu Umrah, Pengusaha Travel Beberkan Nasib Jemaah & Ungkap Harapan Ini
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)