Covid-19 di Inggris Makin Masif, Meghan & Harry Khawatirkan Keadaan Ratu serta Pangeran Charles
Pangeran Harry merasa khawatir dengan keadaan Ratu Elizabeth II dan Pangeran Charles karena wabah Covid-19 ini.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Pangeran Harry merasa khawatir dengan keadaan Ratu Elizabeth II dan Pangeran Charles karena wabah virus corona (Covid-19).
Lantaran mereka berusia senja, sehingga rentan terjangkit wabah asal China ini.
Ratu Elizabeth II saat ini berusia 93 tahun, sedangkan Pangeran Charles 70 tahunan.
Sementara itu, saat ini Harry dan Meghan tengah mengasingkan diri di Pulau Vancouver, Kanada.
Kabarnya, Meghan mengaku khawatir dengan keadaan keluarga di Inggris.
Dilansir Express, saat ini Inggris sudah mengantongi 71 kasus kematian akibat corona.
Menurut catatan thewuhanvirus hingga Rabu (18/3/2020) Inggris sudah mengantongi 1.950 kasus Covid-19.
"Meghan mengatakan dia bersyukur bisa menghabiskan waktu bersama keluarganya, sebelum situasi ini dimulai," ujar sumber.
"Meghan mengatakan Harry melakukan kontak dengan ayah dan neneknya."
"Dia mendesak mereka (ayah dan neneknya) untuk tetap mengamankan diri dan melakukan pencegahan," jelas sumber tersebut.
Baca: Ayah Meghan Markle Disebut Frustasi, Ingin Damai dengan Putrinya & Bertemu sang Cucu Archie
Baca: Pakar dan Teman Ungkap Isi Hati Pangeran Harry dan Meghan Markle: Diabaikan hingga Tak Ada Pelukan
Sementara itu, Duchess of Sussex juga berupaya untuk menjaga keadaan dirumahnya.
Salah satu rekan dekat Meghan Markle mengungkapkan kekhawatiran pasangan Sussex ini terhadap virus ini.
Duchess of Sussex tak segan-segan mengambil sejumlah langkah untuk menjaga lingkungan keluarganya.
Menurut rekan Meghan, ibu Archie ini mengharuskan semua staf untuk menjaga kebersihan rumah.
"Semua staf mereka, orang-orang yang membeli bahan makanan dan bertugas apapun harus menggunakan sarung tangan lateks."
"Ini dilakukan setiap saat dan harus mengikuti protokol kebersihan yang ketat," jelas rekan Meghan dilansir Express.
Harry dan Meghan menganggap wabah ini tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik manusia saja.
Tapi juga menyerang psikis atau mental seseorang.
Istri pangeran Harry ini hanya ingin ditemui orang-orang tertentu saja di sana.
Kendati demikian, Meghan merasa terpanggil dengan krisis yang tengah dialami dunia ini.
Dia menyebut wabah virus corona sebagai krisis mental.
"Meghan berkata hanya karena mereka mengasingkan diri bukan berarti mereka tidak bisa membantu."
"Jadi mereka tidak hanya duduk-duduk di rumah dan tidak melakukan apa-apa," jelas teman Meghan itu.
Baca: Kakak Meghan Markle Kecam Adiknya, Suruh Temui Ayah dengan Archie dan Menebus Kesalahan
Baca: Meghan Markle dan Harry Terima Undangan dari Ratu Elizabeth II, Kali Ini Archie akan Ikut Serta
Meghan menjelaskan pandangannya itu kepada kerabat terdekatnya itu.
Kabarnya, Meghan dan Harry bekerja sama dengan organisasi kesehatan mental untuk mendukung orang-orang yang membutuhkannya.
"Dia (Meghan) mengatakan mereka bekerja sama dengan organisasi nirlaba kesehatan mental untuk menciptakan sistem dukungan online untuk mereka yang rentan."
"Seperti halnya ibu yang menderita depresi pasca melahirkan," jelasnya.
Meghan yakin bahwa orang-orang yang rentan dan tidak memiliki dukungan perlu mendapatkan dukungan.
Terlebih memberi pandangan bahwa mereka tidak sendiri.
Sebelumnya, Meghan kembali ke Kanada sesaat setelah Acara Persemakmuran selesai.
Sementara itu, Pangeran Harry tiba beberapa hari sebelum Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengumumkan pembatasan perbatasan.
Sampai saat ini Justin Trudeau dan istrinya masih mengisolasi diri karena terjangkit virus corona.
Warga Kanada juga didesak untuk membatalkan perjalanan yang tidak penting.
Tentu saja kebijakan ini mempengaruhi keinginan Meghan dan Harry untuk membagi waktu antara Inggris dan Kanada.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)