Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polisi Jepang Mulai Lakukan 'Tekanan' kepada Warga yang Berkeliaran di Luar Rumah

Polisi Jepang berharap terutama di akhir pekan, mulai Jumat malam, Sabtu dan Minggu supaya warga berdiam di rumah saja bersama keluarga.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Polisi Jepang Mulai Lakukan 'Tekanan' kepada Warga yang Berkeliaran di Luar Rumah
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Polisi Jepang sedang memberikan wejangan kepada warga yang berkeliaran di luar rumah, Jumat (10/4/2020) malam. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Polisi mulai dikerahkan untuk mengawasi masyarakat Jepang yang masih berkeliaran di luar rumah pasca ditetapkannya deklarasi darurat yang mulai berlaku sejak 8 April 2020 lalu.

"Kami berharap jangan ke luar, apalagi beramai-ramai dalam satu tempat, karena akan meningkatkan infeksi virus corona nantinya," ungkap seorang polisi sumber Tribunnews.com, Sabtu (11/4/2020).

Oleh karena itu polisi Jepang berharap terutama di akhir pekan, mulai Jumat malam, Sabtu dan Minggu supaya warga berdiam di rumah saja bersama keluarga.

Beberapa tim kepolisian, termasuk ada pula anggota polisi wanita, melakukan monitoring di tempat-tempat keramaian di Tokyo seperti Shinjuku, Shibuya dan Shimbashi, mulai melakukan aksinya menegur warga yang tampak berkeliaran di tengah jalan.

Polisi Jepang sedang memberikan wejangan kepada warga yang berkeliaran di luar rumah, Jumat (10/4/2020) malam.
Polisi Jepang sedang memberikan wejangan kepada warga yang berkeliaran di luar rumah, Jumat (10/4/2020) malam. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

"Apalagi kalau sampai mabuk, sebaiknya jangan terjadi di masa prihatin sekarang ini. Setelah pulang langsung berpencar dan pulang segera ke rumah masing-masing," nasihat seorang polisi kepada beberapa salariman (pekerja kantor) yang kepergok berkeliaran di Shimbashi, Jumat (10/4/2020) malam.

Beberapa warga sempat melihat mereka mendengarkan. Tetapi ada pula yang agak mabuk hingga beradu mulut dengan polisi yang sedang bertugas tersebut.

Baca: Dua Jebolan Ajax Amsterdam di Liga 1 2020, Satu Pemain Persib Bandung

Baca: Nasib Gadis Pengemis Berubah Drastis Setelah Wajahnya Viral di Medsos, Kini Jadi Selebgram Kaya

Berita Rekomendasi

Namun pada akhirnya dengan motivasi yang tinggi menjelaskan masa Deklarasi Darurat ini akhirnya semua bubar dan kembali ke rumah masing-masing.

"Kalau bandel, polisi juga punya kekuasaan di masa Deklarasi Darurat ini untuk menangkap sementara orang tersebut, dibawa ke kantor polisi, apalagi kalau sampai berbuat kekerasan terhadap petugas negara," lanjutnya.

Polisi dalam satu tim termasuk polisi wanita sedang berjalan mengawasi masyarakat di Shimbashi Tokyo, Jumat (10/4/2020) malam.
Polisi dalam satu tim termasuk polisi wanita sedang berjalan mengawasi masyarakat di Shimbashi Tokyo, Jumat (10/4/2020) malam. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Beberapa diskusi di media sosial juga mulai panas, ada yang menjadi provokator menekankan soknya polisi melakukan tugasnya, ada pula yang mendukung upaya polisi tersebut.

Umumnya yang menentang campur tangan upaya polisi tersebut adalah kalangan komunis dan sosialis di Jepang yang merupakan oposisi koalisi pemerintah.

Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas