Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Survei Kemenkes: 27.000 Warga di Jepang Alami Demam Tinggi Hingga Beberapa Hari

Orang yang bekerja dan menghabiskan lebih sedikit waktu dengan perilaku defensif cenderung memiliki risiko infeksi yang lebih tinggi.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Survei Kemenkes: 27.000 Warga di Jepang Alami Demam Tinggi Hingga Beberapa Hari
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Kementerian Kesehatan Jepang 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Survei nasional yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan Jepang dan LINE menunjukkan sekitar 0,12 persen menjawab bahwa demam terus berlanjut selama lebih dari empat hari, atau sekitar 27.000 orang di Jepang.

Survei tersebut dilakukan dalam rangka memerangi virus corona.

"Kami sadar kemungkinan jumlah yang demam semakin naik. Secara khusus, jumlah orang yang bekerja berjam-jam atau bekerja di luar kantor dua kali lebih mungkin mengeluh demam. Para ahli mengatakan bahwa perlu lebih teliti dalam bekerja dan menghabiskan waktu untuk mengurangi risiko infeksi," ungkap sumber Tribunnews.com, Minggu (12/4/2020).

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Prof Hiroaki Miyata dari Universitas Keio yang menganalisis data bekerja sama dengan Gugus Tugas Kelompok Kementerian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan Jepang.

Daerah karantina Bandara Haneda Jepang.
Daerah karantina Bandara Haneda Jepang. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

"Demam selama lebih dari empat hari tidak secara langsung mengindikasikan jenis baru infeksi coronavirus, tetapi sulit untuk menjaga jarak dari manusia," kata Hiroaki Miyata.

Orang yang bekerja dan menghabiskan lebih sedikit waktu dengan perilaku defensif cenderung memiliki risiko infeksi yang lebih tinggi, terutama dalam pekerjaan-pekerjaan di mana risiko infeksi berkurang, seperti dengan menciptakan lingkungan yang memungkinkan mereka menjaga jarak dari mereka.

Berita Rekomendasi

"Kita harus lebih teliti tentang bekerja dan mengurangi kedekatan sehingga lingkungan berjarak terjaga baik," ujar dia.

Baca: 7 Olahraga yang Mudah Dilakukan saat #dirumahaja, Coba Plank hingga Squat

Dalam survei ini, LINE menandatangani perjanjian dengan Kementerian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan untuk memberikan informasi, dan bertanya kepada lebih dari 80 juta pengguna LINE di Jepang tentang status kesehatan mereka dan langkah-langkah untuk mencegah infeksi.

Analisis sekitar 24 juta respons nasional yang diterima sejauh ini mengungkapkan bahwa persentase mereka yang menjawab bahwa demam 37,5 derajat Celcius selama 5 menit atau lebih berlangsung selama 4 hari atau lebih adalah 0,11 persen pada rata-rata nasional, atau dalam jumlah lebih dari 26.900 orang jumlahnya meningkat.

Polisi dalam satu tim termasuk polisi wanita sedang berjalan mengawasi masyarakat di Shimbashi Tokyo, Jumat (10/4/2020) malam.
Polisi dalam satu tim termasuk polisi wanita sedang berjalan mengawasi masyarakat di Shimbashi Tokyo, Jumat (10/4/2020) malam. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Menurut prefektur, Okinawa adalah yang tertinggi, diikuti oleh Tokyo, Hokkaido, dan Osaka, yang melebihi rata-rata nasional.

Klasifikasi (kategori) orang yang mengeluh demam oleh kelompok pekerjaan menunjukkan bahwa dalam kelompok pekerjaan di mana sulit untuk menghindari kontak yang berkepanjangan atau berkerumun, seperti restoran dan penjualan (sales) di luar, tercatat 0,23 persen yang berarti meningkat lebih dari dua kali.

Baca: VIRAL Polisi Meludahi Pengendara Mobil, Saling Cekcok & Sempat Minta Uang, Akhirnya Ditindak Tegas

Di sisi lain, dalam kelompok di mana relatif mudah untuk menghindari kontak dengan orang-orang, seperti mereka yang melakukan pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak di rumah, rasionya adalah 0,05 persen, kurang dari setengah rata-rata keseluruhan.

Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas