Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengacara AS Ajukan Tuntutan pada China, Tiongkok Dianggap Lalai Kelola Wabah Corona

Pengacara Amerika Serikat menuntut China senilai triliunan dolar AS atas pandemi Covid-19.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
zoom-in Pengacara AS Ajukan Tuntutan pada China, Tiongkok Dianggap Lalai Kelola Wabah Corona
Wikimedia Commons
Donald Trump dan Xie Jinping sepakat bekerja sama perangi virus corona 

Perusahaan ini diketahui mempekerjakan kerabat laki-laki calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden sebagai penasihat.

"Para pemimpin Tiongkok harus bertanggung jawab atas tindakan mereka. Tujuan kami adalah untuk mengungkap kebenaran," kata Kepala Ahli Strategi fima hukum itu, Jeremy Alters.

Tiga tahun yang lalu, perusahaan ini memenangkan USD 1,2 milyar atau sekira Rp 18 Triliun, kasing terhadap China atas pembuatan bahan bangunan yang rusak.

Pengacara berpendapat bahwa meskipun negara memiliki kekebalan hukum, ada pengecualian di bawah hukum AS untuk kerusakan pribadi atau properti dan untuk tindakan di luar negeri yang berdampak pada bisnis di perbatasan mereka sendiri.

Tentara militer Amerika Serikat menyodorkan botol berisi air cuka kepada warga pendatang di Daegu Korea Selatan. Hal ini sebagai langkah penanganan Covid-19
Tentara militer Amerika Serikat menyodorkan botol berisi air cuka kepada warga pendatang di Daegu Korea Selatan. Hal ini sebagai langkah penanganan Covid-19 (Facebook/ USAG Daegu)

Salah satu penggugat lain dari Inggris, Olivier Babylone (38).

Dia adalah seorang agen real estate dari Croydon, London Selatan, yang pendapatannya turun drastis dan dirawat di rumah sakit awal bulan ini karena virus corona.

"Saya telah terluka secara finansial, tetapi banyak orang telah kehilangan nyawa mereka sehingga saya beruntung, dan NHS sangat fantastis. Kita perlu tahu siapa yang bertanggung jawab," katanya.

Berita Rekomendasi

Kemudian ada Lorraine Caggiano, seorang administrator dari New York yang terjangkit virus itu bersama dengan sembilan anggota keluarga lainnya setelah menghadiri pernikahan.

Ayah dan bibinya meninggal bulan lalu.

"Saya tidak mengharapkan uang. Itu adalah gerakan simbolis yang kami lawan," ujarnya.

"Saya ingin tahu bagaimana dunia telah dipalingkan, dengan orang-orang sekarat dan perusahaan menjadi sia-sia. Kita harus memastikan itu tidak pernah terjadi lagi," sambungnya.

Baca: Nasib Pelajar Kurang Mampu di Amerika Serikat: Tak Bisa Ikuti Pelajaran Karena Tak Miliki Laptop

Baca: Inggris Perpanjang Lockdown, KBRI London Gelar ‘Ngopi Bareng Virtual’ Untuk Pantau WNI

Sama halnya dengan yang lain, LSM Israel, Shurat HaDin, berencana untuk mengajukan gugatan class action terhadap China atas wabah Covid-19.

Pihaknya menilai China telah lalai membiarkan virus SARS-CoV-2 sehingga bisa tersebar luas di seluruh dunia.

Dilansir Jerusalem Post yang mengutip Newsweek, setelah gugatan Israel ini akan bergabung dengan empat tuntutan hukum yang tengah diajukan Amerika ke pengadilan AS. 

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas