Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Zimbabwe Perpanjang Lockdown, Presiden Emmerson: Keputusan Sulit

Pemerintah Zimbabwe telah memperpanjang lockdown selama dua pekan untuk menahan penyebaran virus corona, sang Presiden sebut ini keputusan sulit.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
zoom-in Zimbabwe Perpanjang Lockdown, Presiden Emmerson: Keputusan Sulit
Xinhua/Shaun Jusa
Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa berpidato di depan wartawan dalam konferensi pers di Gedung Negara di Harare, Zimbabwe, 17 Maret 2020. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Zimbabwe telah memperpanjang lockdown selama dua pekan untuk menahan penyebaran virus corona.

Dikutip Tribunnews dari Al Jazeera, Presiden Emmerson Mnangagwa angkat bicara terkait hal ini, Minggu (19/4/2020) .

Emmerson mengatakan, Zimbabwe belum memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh WHO untuk mencabut lockdown yang telah diberlakukan pada 20 Maret 2020 kemarin.

"Ini merupakan keputusan sangat sulit yang harus diambil pemerintah dengan berat hati," kata Emmerson dalam pidato yang disiarkan melalui TV.

Lockdown yang diberlakukan menyebabkan warga Zimbabwe tidak mendapat penghasilan.

Baca: Corona jadi Bencana Nasional, Perayaan HUT ke-40 Kemerdekaan Zimbabwe Ditunda

Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa berpidato di depan wartawan dalam konferensi pers di Gedung Negara di Harare, Zimbabwe, 17 Maret 2020.
Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa berpidato di depan wartawan dalam konferensi pers di Gedung Negara di Harare, Zimbabwe, 17 Maret 2020. (Xinhua/Shaun Jusa)

Sebagaimana diketahui, Zimbabwe yang bergulat dengan krisis ekonomi terburuk dalam satu dasawarsa itu juga kekurangan makanan dan obat-obatan.

Pada Minggu (19/4/2020) saja, Zimbabwe telah mengonfirmasi sejumlah 25 kasus infeksi virus corona, termasuk tiga kematian.

Berita Rekomendasi

Diakses Tribunnews dari worldometers, data tersebut belum mengalami perubahan hingga Senin (20/4/2020).

Lebih jauh, para profesional kesehatan menyatakan jekhawatiran mereka dengan banyaknya infeksi yang mungkin tidak terdeteksi.

Hal ini mengingat tes untuk virus corona terbatas di Zimbabwe.

Baca: Kesal Ditanya soal Alat Tes Covid-19, Donald Trump Permalukan Reporter: Kelas Tiga, Memalukan

Baca: Alat Tes Corona Minim, Ridwan Kamil Duga Kasus Covid-19 di Indonesia Sudah Berlipat-lipat

Kekurangan Peralatan Medis dan Infrastruktur

Bertahun-tahun kekurangan dana dan menghadapi tantangan ekonomi, membuat sektor kesehatan Zimbabwe bertekuk lutut.

Zimbabwe menghadapi kekurangan peralatan medis dan infrastruktur yang mempersulit situasi ini.

Emmerson mengatakan, Zimbabwe telah menyaksikan lonjakan jumlah infesi dari satu digit, ke 25 kasus saat ini.

"Kami sangat khawatir virus ini mulai menyerang anak-anak kami," kata Emmerson.

"Semakin banyak kasus virus corona berasal dari transmisi lokal," tambahnya.

Lebih jauh, Emmerson mengatakan, pemerintah akan mengizinkan perusahaan pertambangan yang merupakan sumber penghasilan utama Zimbabwe, melanjutkan operasi penuh.

Sementara, produsen akan bekerja dengan kapasitas terbatas.

Perusaaan pertambangan yang beroperasi di Zimbabwe adalah operasi lokal Impala Platinum Holdings dan Anglo American Platinum.

Emmerson menambahkan, pemerintah telah memulai memperluas pengujian di seluruh negeri untuk mengukur besarnya masalah dan mengisolasi kasus infeksi sejak dini.

Baca: 18 Pekerja Tambang Asal China di Maluku Jalani Tes Kesehatan, Prosedur Antisipasi Corona

Baca: Dulunya Tambang, Cagar Alam Gunung Gamping Kini Jadi Tempat Wisata Favorit

Foto dari udara menunjukkan water canon semprot disinfektan di Kota Nkulumane, Bulawayo, Zimbabwe, Kamis (16/4/2020).
Foto dari udara menunjukkan water canon semprot disinfektan di Kota Nkulumane, Bulawayo, Zimbabwe, Kamis (16/4/2020). (AFP/ZINYANGE AUNTONY)

Kios-kios Dirobohkan Petugas Polisi dan Tentara

Lebih jauh, lockdown juga membatasi sebagian besar orang di rumah mereka.

Namun, di kota-kota miskin, orang-orang berkelana mencari makanan pokok.

Mereka pun membentuk antrean panjang di toko-toko.

Di Ibu Kota, Harare, pejabat dewan kota, dengan bantuan polisi dan tentara merobohkan kios-kios pasar ilegal pada Minggu (19/4/2020).

Tindakan tersebut mendapat kritik pedas dari warga negara tersebut.

Lebih dari 80 persen populasi pekerja di Zimbabwe tidak memiliki pekerjaan formal dan bergantung pada ekonomi informal untuk mencari nafkah.

Namun, otoritas kota membela langkah tersebut.

Mereka mengatakan, tindakan itu perlu dilakukan untuk menertibkan warga.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas