Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ahli Obat-obatan di AS Ini Mengaku Dipecat karena Tak Sepaham dengan Donald Trump

Seorang pakar vaksin dan obat-obatan yang menangani pengembangan obat Covid-19 di AS mengaku dikeluarkan karena tidak sepaham dengan Donald Trump.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Ahli Obat-obatan di AS Ini Mengaku Dipecat karena Tak Sepaham dengan Donald Trump
SPUTNIK NEWS
Presiden Amerika Serikat Donald Trump 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang pakar vaksin dan obat-obatan yang menangani pengembangan obat Covid-19 di Amerika Serikat (AS) mengaku dikeluarkan karena tidak sepaham dengan Presiden AS, Donald Trump.

Dokter ini mengatakan pada Rabu (22/4/2020) bahwa dia dihapuskan dari jabatannya.

Hal ini terjadi setelah dia mendesak pemerintah melakukan pemeriksaan ketat pada obat anti-malaria atau hydroxychloroquine, sebagaimana dikutip dari New York Times

Baca: 2 Kucing di New York Jadi Hewan Peliharaan Pertama di AS yang Terinfeksi Virus Corona

Baca: Universitas Harvard Tolak Kembalikan Dana Bantuan Covid-19 yang Ditandatangani Donald Trump

Diketahui, obat ini dipercaya Trump manjur dalam menyembuhkan Covid-19.

Akibatnya, pihak pemerintahan Trump dianggap mengunggulkan politik di depan pengetahuan sains.

Dokter Rick Bright tiba-tiba diberhentikan minggu ini sebagai direktur Biomedis Penelitian dan Pengembangan Otoritas Lanjutan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan atau BARDA.

Lalu dia dipindahkan menjadi wakil asisten sekretaris untuk kesiapan dan tanggapan.

Berita Rekomendasi

Jabatan ini lebih sempit kewenangannya dari yang sebelumnya di badan National Institutes of Health.

Pada pernyataannya, Bright menyerang kepemimpinan di departemen kesehatan AS.

Dia mengatakan bahwa dirinya ditekan untuk mengalokasikan dana kepada obat-obatan berbahaya tersebut.

Bright menggambarkan obat ini terus dipromosikan oleh mereka yang memiliki koneksi politik.

"Saya percaya transfer ini sebagai tanggapan atas desakan saya bahwa pemerintah menginvestasikan miliaran dolar yang dialokasikan oleh Kongres untuk mengatasi pandemi Covid-19 ke dalam solusi yang aman dan diselidiki secara ilmiah."

"Bukan dalam obat-obatan, vaksin, dan teknologi lain yang tidak memiliki keunggulan ilmiah," katanya Bright pada keterangannya.

"Saya berbicara karena untuk memerangi virus mematikan ini, sains, bukan politik atau kroni harus memimpin," sambungnya.

Presiden Donald Trump (Twitter.com/realDonaldTrump)
Presiden Donald Trump (Twitter.com/realDonaldTrump) (https://twitter.com/realDonaldTrump)

Keraguan tentang kemanjuran anti-malaria sebagai obat Covid-19 dan kurangnya bukti terkait efektivitasnya, sempat menurunkan antusiasme Trump dengan obat itu.

Namun di saat wabah ini mulai mengganas di Amerika pertengahan Maret lalu, Trump membuka laporan anekdotal tentang korban virus corona yang pulih dengan cepat setelah menggunakan obat anti-malaria.

Kembali pada pernyataan Bright, dia dengan tegas menolak memberikan klorokuin untuk masyarakat AS.

"Sementara saya siap untuk melihat semua pilihan dan berpikir 'di luar kotak' untuk perawatan yang efektif, saya benar menolak upaya untuk memberikan obat yang tidak terbukti sesuai permintaan kepada masyarakat Amerika," kata Bright, dikutip dari Al Jazeera

Baca: Intelijen AS Pantau Kim Jong Un, Presiden Korea Utara Ini Disebut dalam Bahaya Besar setelah Operasi

Baca: Petugas Medis Ini Hadapi Demonstran Anti-Lockdown di AS, Diteriaki namun Tidak Bergeming

Bright mengatakan pemerintah AS telah mempromosikan obat-obatan sebagai meskipun mereka tidak memiliki penelitian ilmiah.

Menyusul pencopotannya ini, Bright menggandeng firma hukum Katz, Marshall & Banks untuk membawanya ke jalur hukum.

Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, yang mengawasi BARDA, mengatakan pada Selasa lalu bahwa Bright telah dipindahkan ke jabatan yang lain.

Pakar penyakit menular AS, Anthony Fauci menilai Bright akan menerima tanggung jawab lebih besar di peran barunya ini.

Sementara itu, otoritas BARDA masih bungkam dengan kabar pemecatan ini.

Bright adalah seorang ahli vaksin dan terapi.

Dia diangkat sebagai direktur BARDA pada 2016 silam sebelum Trump menjabat sebagai presiden.

Trump telah berulang kali mempromosikan klorokuin dan hydroxychloroquine sebagai pengobatan potensial untuk Covid-19.

Ketika ditanya tentang kasus Bright pada konferensi pers media harian pada Selasa lalu, Trump mengatakan dia tidak akrab dengan pejabat itu.

"Aku tidak pernah mendengar tentang dia. Seorang pria mengatakan dia dikeluarkan dari pekerjaan. Mungkin dia mungkin, dia tidak. Kamu harus mendengar pihak lain," katanya.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas