Kehilangan Saudara Kembar Akibat Flu Spanyol, Pria Berusia 100 Tahun di New York Wafat karena Corona
Seorang pria Long Island berusia 100 tahun yang kehilangan saudara kembarnya karena flu Spanyol, meninggal karena virus korona.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria Long Island berusia 100 tahun yang kehilangan saudara kembarnya karena flu Spanyol, meninggal karena virus korona.
Mengutip New York Post, dua pandemi itu disebut menghancurkan satu keluarga yang terpisah satu abad.
Philip Kahn, yang merupakan veteran Perang Dunia II dari Great Neck, pekan lalu meninggal karena sakit.
Cucu Philip Kahn, Warren Zysman mengatakan, sang kakek berhasil melewati masa depresi hebat dan serangan penembak jitu yang mematikan.
"Kakekku Phil dan saudaranya korban pandemi," kata Zysman kepada The Post.
"Dia tahu kehancuran yang pertama - dan dia mengatakan kepada saya, 'Warren anakku, sejarah terulang kembali'," katanya.
Baca: Veteran Perang Dunia II Asal Brasil Sembuh dari Covid-19: Lebih Besar daripada Menang Perang
Baca: 5 Veteran Pesepak Bola yang Berpotensi Hengkang Akhir Musim Ini
Saudara kembar tersebut dilahirkan pada 15 Desember 1919.
Ketika flu Spanyol berkecamuk, dan menewaskan hingga 50 juta orang di seluruh dunia.
Saudara kembar Kahn, Samuel, meninggal karena virus setelah hidup hanya beberapa minggu.
Kahn tumbuh sebagai putra seorang tukang roti di Manhattan, sebelum bergabung dengan apa yang kemudian menjadi Pasukan Udara Angkatan Darat.
Baca: Kakek 104 Tahun Selamat dari Perang Dunia II, Lolos dari Flu Spanyol, Kini Sembuh dari Virus Corona
Baca: Sekjen PBB: Corona Adalah Ujian Terbesar Sejak Perang Dunia II
Ia menjadi co-piloting mission atas Iwo Jima selama Perang Dunia II.
“Fakta dia kehilangan kembarannya sejak dini selalu terngiang di benaknya, dia akan sering membicarakannya," ungkap sang cucu.
Ia pernah membantu membangun Menara Kembar , dan akhirnya memiliki dua cucu kembar sendiri.
Dia kemudian dipuji sebagai veteran tertua yang masih hidup di Nassau County.
Foto-foto yang diambilnya selama perang dipajang di Museum Intrepid di Manhattan.
Beratnya Krisis
Ketika wabah virus corona meledak awal tahun ini, ia berbicara kepada cucunya tentang beratnya krisis.
"Dia masih (teringat) dengan itu, dan dia mengatakan kepada saya 'Saya masih hidup di bumi ini selama pandemi terakhir, dan itu akan terjadi lagi,'" kata Zysman.
Kahn jatuh sakit di rumahnya sebelum meninggal segera setelah pada 17 April 2020.
Pada pemakamannya, cucu-cucunya dan cicit-cicitnya memberikan pidato virtual yang menyentuh.
"Saya hanya ingin mengatakan kepadanya, terima kasih atas semua yang telah dia lakukan untuk kita," kata cicit Elliot yang berusia 9 tahun,menurut CBS New York .
"Dia mencintai kita dan kita juga mencintainya," tambahnya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)